Di dalam ruang pertemuan Korps Badai, semua perwira militer dengan pangkat di atas kolonel sedang duduk di hadapan meja panjang dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
Semua orang diam saja, kecuali untuk suara kertas yang dibalik-balik sementara seseorang sedang membaca sebuah buletin.
Sinar matahari pagi menyinari wajah pemuda yang terlalu muda itu di bangku utama ruang pertemuan melalui salah satu jendela. Walaupun lebih dari dua tahun sudah berlalu, namun wajah pria itu tidak berubah; kulitnya terlihat lebih putih karena kultivasi tertutupnya selama dua tahun di dalam istana bawah tanah.
Sementara ia sedang membaca buletin korps selama dua tahun ini, maka semua perwira militer yang berada di dalam ruang pertemuan diam-diam melirik ke arah pria itu.
Bagi sebagian besar di antara mereka, maka ini adalah kedua kalinya mereka bertemu dengan pria ini sejak ia datang ke Korps Badai sekitar 3 tahun yang lalu.