Tiga hari kemudian, pesawat terbang Istana Huaiyuan mendarat di markas udara pada suatu kota yang aneh di padang pasir untuk melakukan pengisian bahan bakar yang kedua dan pemeliharaan pertama pesawat itu setelah diserang oleh Burung-burung Ibis Paruh Besi.
Walaupun serangan Burung-burung Ibis Paruh Besi itu hanya merusak satu kantong gas, namun agar penerbangan tetap seimbang dan stabil, maka gas helium pada kantong gas di balik kantong yang rusak dikempiskan. Selain itu, tekanan udara pada kantong gas lain disesuaikan – sehingga laju penerbangan pesawat itu berkurang drastis dari yang semula berada di atas 100 kilometer/jam menjadi sekitar 70-80 kilometer/jam.
Mengemudikan pesawat terbang membutuhkan kemampuan dan teknik yang tinggi. Zhang Tie tahu bagaimana cara mengendalikan pesawat agar tetap stabil setelah diserang oleh Burung-burung Ibis Paruh Besi.