Dibandingkan dengan luasnya ruang, manusia sangatlah kecil.
Cincin yang kelihatannya tipis ternyata adalah dunia tanpa batas begitu seseorang memasukinya.
Batu-batu yang menderu dan debu yang berkilau ada di mana-mana. Turbulensi yang tak terlihat dan sinar radiasi mengalir deras dan mengamuk seperti sungai yang banjir.
Li Yao mengambang di sungai yang merajalela itu. Meskipun ia telah mengalami hal yang serupa ketika ia melaju melalui Sabuk Api Redup, ia masih merasa pusing dan pemandangannya aneh.
Batu-batu di dalam cincin planet itu sangat padat. Sekecil kapsul pelariannya, ia masih harus menghitung sudut dan lintasan batu-batu itu dengan tepat agar bisa melewati celah.
Li Yao juga menemukan bahwa di antara batu-batu yang menyapu dan tidak berseragam, kadang-kadang ada benda-benda persegi yang memancarkan sinar logam.
Benda-benda ini tidak mencerminkan sinar bintang tetapi memancarkan sinar sendiri.