Sejak malam itu, Li Yao, agar dapat menggertak Ding Lingdang suatu hari dengan kejam, dengan panik mulai berkembang.
Bagaimanapun, ia sudah menghafal berbagai teori dan sastra dengan baik. Yang tersisa adalah terus bereksperimen dengan mereka dan mengasimilasi semua jenis teori yang tidak jelas dan sukar dimengerti melalui pengalaman. Itu seperti menggiling batu dengan air; itu membutuhkan waktu dan usaha. Teori-teori ini adalah sesuatu yang membutuhkan studi seumur hidup, jadi ia tidak bisa terburu-buru.
Li Yao benar-benar mengurangi waktu yang dihabiskannya mempelajari teori-teori di Menara Pemurnian Surgawi dan menghabiskan cukup banyak waktu di kedalaman Lautan Bintang yang Mengepul di tengah-tengah arus yang tak terlihat.