Qin Zhi'ai telah bertemu dengan Gu Yusheng secara tidak terduga selama tiga kali berturut-turut dalam jangka waktu satu hari saja.
Kali pertama, ketika mereka berada di jalan raya dekat bandara, dan ia menaikkan kaca jendela mobilnya seketika setelah melihat Qin Zhi'ai.
Kali kedua, pada saat pesta makan siang, secara tidak sengaja ia menumpahkan anggur pada lengan baju Gu Yusheng, dan Gu Yusheng pun menarik diri dari kursinya dan meninggalkan acara. Dua kebetulan pertama sudah cukup untuk membuktikan tingkat jijik yang tinggi untuknya setiap kali dia muncul di depan Gu Yusheng.
Lebih dari itu, ia tampak sangat tidak sabar terhadap Qin Zhi'ai.
Memikirkan hal ini, Qin Zhi'ai rasanya ingin kembali ke mobilnya dan segera pergi.
Pada saat ini, Zhou Jing, yang meminta tumpangan ini, berjalan keluar dari vila. Ia melambaikan tangannya dengan panik begitu melihat Qin Zhi'ai, yang sedang berdiri di samping mobilnya, dan berteriak dengan gaduhnya ,"Xiaokou, aku di sini!"
Gu Yusheng, yang sedang menerima telepon, mengerutkan kening dan memiringkan kepalanya sedikit, melemparkan pandangan sekilas ke tempat dimana Qin Zhi'ai sedang berdiri.
Bahkan dari kejauhan, Qin Zhi'ai masih dapat dengan jelas merasakan Gu Yusheng yang menjadi muram begitu dia melihat sekilas keberadaan Qin Zhi'ai.
Qin Zhi'ai merasa sangat kecewa hingga ia lupa menjawab panggilan Zhou Jing.
Melihat tidak adanya tanggapan dari Qin Zhi'ai, Zhou Jing merasa tidak sabar hingga ia berjalan dengan sempoyongan keluar dari vila.
Zhou Jing minum begitu banyak sampai ia hampir tidak bisa mengendalikan dirinya. Setengah perjalanan menuju jalan, ia tersandung dan langsung terjatuh ke tanah.
Ya, Qin Zhi'ai sebenarnya takut pada Gu Yusheng, tapi walau begitu, ia tidak ragu untuk berlari ke halaman dimana Zhou Jing terjatuh.
Untungnya, Zhou Jing tidak mengalami luka yang serius karena ia terjatuh di bidang kecil yang berumput. Qin Zhi'ai bersusah payah memastikan Zhou Jing dapat berdiri.Ia tidak berani melihat keapada Gu Yusheng, yang berada beberapa kaki saja darinya. Yang bisa ia lakukan adalah membersihkan tanah dari tubuh Zhou Jing, dan mencoba membawanya pergi dari vila.
Meskipun Zhou Jing sedang mabuk, ia masih sedikit tersadar," Tunggu… tasku… tas…" Ia menunjuk pada vila di belakangnya.
Setelah mendengar ini, Qin Zhi'ai berputar kembali dan berjalan balik menuju vila, sambil memegangi Zhou Jing.
Pintu utama masih terbuka diikuti dengan aula panjang yang dihiasi seperti ruang dansa. Ada berbagai jenis orang di dalamnya, dan semuanya sedang menari.
"Dimanakah engkau meninggalkan tasmu?"
Zhou Jing menunjuk ke tangga ketika Qin Zhi'ai menanyakannya.
Qin Zhi'ai menggunakan seluruh tenaganya untuk membawa Zhou Jing naik ke atas. Persis ketika mereka mencapai puncak tangga, Zhou Jing mendorong Qin Zhi'ai ke tepi, dan bergegas menuju kamar mandi.
Qin Zhi'ai dengan segera mengikuti di belakangnya. Ketika ia sampai, Zhou Jing sedang memeluk dudukan toilet, memuntahkan isi perutnya.
Qin Zhi'ai menepuk-nepuk punggungnya untuk membuatnya merasa lebih nyaman. Setelah perutnya tenang, Qin Zhi'ai pergi kembali ke aula dan membawakannya sebotol air mineral dingin.
Qin Zhi'ai pergi ke kamar mandi, tapi pada saat itu, Zhou Jing sudah tidak berada di sana lagi.
Qin Zhi'ai mengerutkan dahi dan hanya bisa kembali ke aula lagi.
Aula itu penuh sesak, sehingga ia membutuhkan waktu untuk menemukan Zhou Jing.
Setiap kali Zhou Jing mabuk, ia suka bertingkah gila. Qin Zhi'ai mencoba menghentikannya dengan menarik lengannya, tapi sebaliknya, Zhou Jing menarik lengan Qin Zhi'ai dan mulai berayun ke depan dan ke belakang, "Xiaokou, menarilah denganku, menarilah denganku!"
Zhou Jing memegang lengannya dan mulai berayun.