Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 2 - Pangeran Tampan di Sebelah Rumah (2)

Chapter 2 - Pangeran Tampan di Sebelah Rumah (2)

Kata-kata Gu Yusheng bagaikan satu ember air sedingin es yang diguyurkan tanpa ampun kepada Qin Zhi'ai.

Tubuhnya gemetar dan pikirannya menjadi kosong.

Ia merasa pertemuan terakhir mereka dua tahun yang lalu, ketika Gu Yusheng bertanya kepada orang lain siapa dirinya, sudah cukup buruk. Tak disangka pertemuan mereka dua tahun kemudian ternyata bahkan lebih buruk.

Qin Zhi'ai berdiri di belakang susuran tangga di lantai dua. Matanya terpaku pada sosok Gu Yusheng yang beranjak pergi, namun ia tidak menyadari bagaimana Gu Yusheng keluar dari ruangan.

Dadanya menjadi sesak, jantungnya terasa berat. Setiap kali jantungnya berdenyut, rasa sakit yang dialaminya semakin terasa berakar dalam dirinya.

Ketika Qin Zhi'ai mulai pulih, ia hanya bisa mendengar samar-samar suara mobil Gu Yusheng dinyalakan. Ia khawatir jika pengurus rumah tiba-tiba kembali ke rumah dan melihat situasi tak nyaman yang ia rasakan, maka ia tergesa-gesa kembali ke kamar tidurnya dan menutup pintu. Ketika itulah ia menyadari bahwa air mata sudah mengaburkan pandangannya.

Qin Zhi'ai menunggu sampai ia merasa tenang dan kabut di matanya hilang, kemudian ia turun ke bawah, berpura-pura seolah ia baru saja bangun dari tidur.

"Nona, anda sudah bangun?" Pengurus rumah melihatnya dan segera menghentikan pekerjaannya.

Pengurus rumah seharusnya memanggil dia dengan 'Nyonya", tetapi Gu Yusheng melarangnya melakukan itu. Satu-satunya pilihan bagi si pengurus rumah adalah dengan memanggilnya "Nona"

Qin Zhi'ai tidak keberatan. Ia memasang ekspresi tenang pada wajahnya, menjawab dengan gumaman dan terus berjalan menuju ruang makan.

Pengurus rumah biasanya kembali melanjutkan pekerjaannya pada waktu makan Qin Zhi'ai, dan membiarkannya makan dengan tenang. Tetapi hari ini, si pengurus rumah tetap tinggal setelah menyajikan makanannya dan berdiri diam di dekat meja.

Qin Zhi'ai berpura-pura tidak menyadari adanya perbedaan dari biasanya. Dengan sangat tenang, ia mulai memakan sarapannya.

Setelah ia menghabiskan bubur dalam mangkuknya, pengurus rumah yang masih berdiri di dekatnya menjadi semakin gugup dan tampak penuh keraguan, seperti ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Qin Zhi'ai. Bibirnya bergerak beberapa kali, tapi tidak mampu bersuara kecil sekalipun.

Sampai kemudian Qin Zhi'ai meletakkan sumpitnya, akhirnya si pengurus rumah berbicara. "Nona..."

"Apakah ada tablet kontrasepsi di rumah ini?" tanpa menunggu pengurus rumah menyelesaikan kalimatnya Qin Zhi'ai memotong perkataannya.

Qin Zhi'ai sudah tahu apa yang akan dikatakan si pengurus rumah , tetapi harga dirinya akan terkoyak apabila itu harus keluar dari mulut si pengurus rumah. Meskipun jauh di dalam hati ia menyadari bahwa pengurus rumah tahu bagaimana Gu Yusheng membencinya, ia masih segan jika orang lain mempermalukannya secara langsung.

Qin Zhi'ai memandang pengurus rumah dan dengan pelan menambahkan, "Jika ada, tolong bantu aku menemukan tablet itu."

Pengurus rumah tampak terkejut mendengar kata-kata Qin Zhi'ai tetapi ia tetap diam dan melakukan apa yang Qin Zhi'ai perintahkan.

Qin Zhi'ai menelan tablet itu dengan tenang. Ia mengambil tisu untuk mengeringkan mulutnya dan berdiri dengan anggun keluar dari ruang makan.

Sebelum ia sampai di pintu, pengurus rumah tiba-tiba berbicara lagi. "Nona….."

Qin Zhi'ai berhenti dan berbalik.

"Nona, Tuan Gu mengatakan bahwa Tuan Besar Gu akan pergi ke Hainan malam ini…." Pengurus rumah tampak ragu untuk beberapa waktu, kemudian melanjutkan," Tuan Gu juga mengatakan karena orang yang mendukungmu sekarang sudah pergi, ia minta anda tidak mengganggunya lagi.

Qin Zhi'ai berpikir bahwa dengan berinisiatif untuk menanyakan tablet tersebut ia telah menjaga paling tidak sedikit dari harga dirinya. Ia tidak menyangka jika Gu Yusheng juga memberikan perintah lain kepada pengurus rumah…

Jari-jari Qin Zhi'ai sedikit bergetar, tetapi ia tampak setenang mungkin, seolah kata- kata pengurus rumah ditujukan pada orang lain, dan dengan ringan bertanya ," Apakah ada lagi yang lain?"