Chereads / Dahulu, Aku Mencintaimu / Chapter 5 - Pangeran Tampan di Sebelah Rumah (5)

Chapter 5 - Pangeran Tampan di Sebelah Rumah (5)

Gu Yusheng sedang memegang rokok di antara bibirnya, satu tangan menumpu badannya di jendela mobil, dan tangan lainnya pada setir. Sambil mengenakan kemeja putihnya, ia tampak santai di dalam mobil.

Qin Zhi'ai mengangkat tangannya dan dengan lembut mengetuk jendela mobil dua kali sebagai tanda bahwa ia sudah tiba.

Ketika mendengar ketukan itu, Gu Yusheng membuka matanya sedikit dan dengan cepat memandang dirinya melalui jendela mobil kemudian kembali melihat ke arah jalan di depannya. Perlahan-lahan ia meniupkan cincin asap yang indah, dan ketika asap itu masih ada di sekitarnya, Qin Zhi'ai bisa melihat dengan jelas bahwa rahangnya sedikit mengeras, secara halus menunjukkan ketidaksenangan di wajahnya yang sangat halus.

Ia segera memasang muka masam setelah Qin Zhi'ai muncul. Berdiri di samping mobilnya, Qin Zhi'ai merasa sangat malu selama beberapa saat, kemudian ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Sebelum ia duduk dengan tenang di dalam mobil, Gu Yusheng menginjakkan gas dan mobil tersentak ke depan.

Tanpa bisa dihindari, Qin Zhi'ai terjatuh kembali ke kursi mobil. Ia segera berpegangan dan akhirnya dapat mengencangkan sabuk pengamannya. Sambil mengenakan sabuk pengaman, tanpa sengaja ia dapat melihat profil samping Gu Yusheng melalui sudut matanya. Wajah Gu Yusheng bahkan tampak lebih tertekan dibandingkan saat sebelum ia memasuki mobil.

Qin Zhi'ai duduk bagaikan sebongkah es, bibirnya membeku. Ia masih berpikir apakah ia perlu menyapa Gu Yusheng, tetapi pikiran ini segera sirna.

Gu Yusheng merasa begitu terganggu dengan adanya Qin Zhi'ai dan berharap tidak perlu bertemu dengannya lagi sampai akhir hidupnya. Bahkan yang lebih parah, Gu Yusheng tidak mau memulai pembicaraan dengannya.

Sambil mengendarai mobil, Gu Yusheng terus merokok tanpa henti. Selain dari bunyi pemantik apinya yang sekali-sekali dinyalakan, tidak ada suara apa pun yang terdengar di dalam mobil.

Keheningan ini terus berlanjut sepanjang jalan sampai mereka tiba di halaman Mansion Keluarga Gu.

Gu Yusheng memadamkan rokoknya sambil mematikan mesin mobil. Tanpa melihat Qin Zhi'ai, diam-diam ia mengambil inisiatif dan keluar dari mobil.

Ia menunggu Qin Zhi'ai keluar dari mobil dengan sabar kemudian mereka berjalan menuju mansion bersama-sama.

Sambil berjalan mendekati mansion, Gu Yusheng meraih tangan Qin Zhi'ai dan tiba-tiba menggenggamnya. Karena tindakannya datang secara tiba-tiba, Qin Zhi'ai secara reflek menjadi tegang dan mencoba menarik tangannya. Gu Yusheng sepertinya sudah menduga ia akan menghindar, maka Gu Yusheng malah menggenggam tangannya lebih keras sambil menekan bel rumah dengan tangan lainnya.

Tanpa mampu melepaskan genggamannya, Qin Zhi'ai hanya menaikkan matanya dan memandang laki-laki yang sedang menekan bel rumah itu. Tangan Gu Yusheng terasa hangat, namun wajahnya dingin sekali. Tampak juga sedikit kekesalan terpancar dari matanya.

Qin Zhi'ai merasa ragu untuk beberapa saat. Sebelum ia bisa menafsirkan arti ekspresi muka Gu Yusheng, pintu terbuka.

Pengasuh Zhang membuka pintu dan terlihat sangat senang melihat Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai. Ia menyambut mereka berdua dengan hangat dan membawakan dua pasang sandal rumah sebelum ia berlari ke atas, memanggil Tuan Besar Gu ," Tuan, Tuan Muda dan Nyonya Muda sudah tiba."

Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai baru saja memasuki ruang keluarga setelah mengenakan sandal rumah ketika Tuan Besar Gu menuruni tangga.

Tiba-tiba, Gu Yusheng mendekatkan badannya kepada Qin Zhi'ai, menurunkan kepalanya dan menggerakkan bibirnya.

Di hadapan orang lain, Gu Yusheng seolah membisikkan suatu rahasia dengan intimnya kepada Qin Zhi'ai, tapi hanya Qin Zhi'ai yang tahu bahwa sesungguhnya ia tidak mengatakan apapun.

Akan tetapi, Gu Yusheng sudah berada begitu dekat dengannya sampai ia bisa merasakan sengatan nafas hangat Gu Yusheng di lehernya. Jantungnya berdebar, dan ia menjadi panik, tidak tahu harus berbuat apa.