Malam segera tiba.
Mungkin untuk menambah kekhidmatan malam, langit menjadi tak berbintang dan awan tebal menutupi bulan.
Tirai kegelapan mencekik orang-orang, mencekik mereka.
Entah mengapa, area perumahan tiba-tiba kehilangan listrik.
Selain beberapa lampu jalanan darurat yang suram, dunia pun jatuh ke dalam kegelapan.
Suasana terasa dingin menakutkan seolah malam bisa mengatakan darah akan tumpah.
Bahkan tidak ada kucing liar yang berpatroli di area pemukiman yang luas.
Namun, ada beberapa bayangan yang mencurigakan menuju Vila Keluarga Xia …
Mereka tanpa suara merusak pintu depan vila dan menyelinap ke ruang tamu. Mereka bermaksud naik tangga untuk mencari penghuni rumah itu.
Tiba-tiba sebuah suara goresan terdengar.
Seseorang menyalakan korek api …
Beberapa wajah yang ketakutan melihat ke arah sumber cahaya yang lemah. Korek api itu menerangi tangan ramping dan sosok luwes yang sedang bersantai di sofa.
Cahaya korek api itu tercermin dalam sepasang mata gelap yang menatap tepat ke arah mereka. Tidak ada ketakutan atau kejutan terlihat dimatanya, hanya kecermatan dan pertahanan.
Kontak mata yang tiba-tiba membuat beberapa bayangan melompat kaget.
Pada saat itu, mereka diserang oleh firasat yang mendalam. Rencana mereka tampaknya gagal.
Namun, sang pemimpin mereka tiba-tiba melompat ke arah Xinghe. Dia tidak mengatakan sepatah kata tapi keganasan melintas di matanya.
Xinghe memadamkan korek api itu dengan satu hembusan.
Kegelapan yang tiba-tiba membuat lelaki itu linglung sementara.
Sebelumnya, dia bisa secara kasar mengetahui lokasi Xinghe, tetapi tanpa sumber cahaya, dia bingung.
Hal yang sama berlaku untuk antek-anteknya.
Saat rentan yang singkat ini memberi celah yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bersembunyi. Beberapa pria besar yang memakai kacamata night-vision melompat beraksi dan menumbangkan beberapa penyelinap itu dalam beberapa menit.
Xinghe mengeluarkan korek api lain dan menyalakan lilin di tangannya.
Mengayunkan lilin itu, dia berjalan menuju tumpukan pria yang tak sadarkan diri. Total ada tiga orang pria.
"Kak, mereka semua terikat!" Xia Zhi berkata dengan penuh semangat saat dia berdiri.
Beberapa orang telah diikat dengan aman oleh Xia Zhi, Xiao Mo, dan empat pengawal yang Mubai kirim.
Jika mereka bangun sekarang, mereka tidak akan bisa bergerak.
Xinghe mengangguk puas. "Bawalah mereka dulu, jangan sampai mereka menakuti tamu kita yang berikutnya."
"Baik!"
Ketiga pria itu dengan cepat dibawa pergi. Xia Zhi dan kelompoknya kembali bersembunyi.
Xinghe kembali duduk di sofa. Dia meninggalkan lilin menyala di meja di sebelahnya. Dia kemudian mengambil sebuah buku dan mulai membalik-baliknya dengan santai.
Beberapa waktu kemudian, sepasang mata menakutkan mengamati Xinghe dari luar jendela.
Menyadari bahwa Xinghe masih memiliki ketenangan pikiran untuk membaca buku dengan cahaya lilin, orang itu menjilat bibirnya dengan puas.
Segera, dia akan mengubah waktu luang Xinghe menjadi mimpi buruk yang paling buruk yang pernah dia alami!
Pintu itu, sekali lagi, dibuka tanpa suara. Seorang pria jangkung, berkulit gelap yang mengenakan topi bisbol merayap di pintu masuk vila.
Jejak kakinya tak terdengar mendarat di lantai tapi saat dia membuka pintu, hawa dingin masuk.
Api lilin berkedip sedikit.
Mata Xinghe melebar dengan cepat dan dia bertanya tanpa memutar kepalanya, "Zhi, apakah itu kau? Mengapa kau pulang sangat terlambat?"