Nada peringatan bengis dalam suara pria itu, disertai dengan suara statis di saluran telepon, terdengar sangat mengerikan.
Shen Zhilie tidak gentar. Sebaliknya, dia malah bertanya dengan suara riang, "Kau ingin kekasihku yang pergi?" Suaranya terdengar seperti sedang terkekeh-kekeh.
Pria itu tidak menduga kalau Shen Zhilie akan bereaksi seperti ini, dan dia tak dapat membaca apa yang sedang dipikirkan Shen Zhilie.
"Kekasihku itu penakut," kata Shen Zhilie dengan santai. "Dia mungkin akan mengungkapkan sesuatu kepada polisi tanpa disadarinya atau mengadukanmu tanpa sengaja. Menurutmu siapa yang akan rugi jika hal itu terjadi?"
"Hmph! Jadi, apa usulmu?"
"Aku yang akan pergi. Kau sendiri yang tadi bilang. Aku ini berani."
"Cih!" Pria itu mendecakkan lidahnya dengan meremehkan. "Jika aku tahu kau mempunyai rencana tersembunyi, aku tak akan melepaskanmu dengan mudah."