Yu Lili terkejut, dia dengan cepat mendorong uang itu kembali dan berkata, "Kakak Hao, kau tidak perlu melakukan ini. Aku punya cukup uang untuk saat ini."
"Apa kau pikir jumlah itu terlalu sedikit?"
"Bukan itu maksudku …."
"Kalau begitu kau harus mengambilnya. Karena ini tidak gratis, kau dapat membayar padaku kembali ketika kau punya uang." Hao Yu tersenyum seperti sekuntum bunga peony mekar yang indah dan lembut. Wanita itu mengeluarkan sebuah kartu nama dari tasnya yang cantik dan menyerahkannya pada Yu Lili. "Ini kartu namaku. Tetaplah berkomunikasi ya."
Yu Lili mengambil kartu nama itu, yang mana tertulis: Manajer Lantai Hutan Malam, Hao Yu.
Yu Lili tidak menyadari keberadaan Porsche merah menawan yang dikendarai Hao Yu sampai dirinya mengikuti wanita itu keluar dari restoran. Mobil tersebut cukup mutakhir. Bahkan plat nomornya pun membangkitkan perasaan iri. Benar-benar wanita yang sangat kaya. Yu Lili menatap dengan kagum pada mobil yang melaju dengan kencang itu, lalu berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah terdekat.
"Dibeli ponsel bekas, komputer, mesin cuci …." Bunyi terompet yang tak asing di jalanan itu menghentikan dirinya. Ketika mendengar suara itu menjauh, Yu Lili tiba-tiba mempunyai sebuah ide. Dia menunduk melihat ke arah tasnya.
Itu adalah sebuah tas edisi terbatas Internasional Milan yang dibelikan Ou Ming untuk ulang tahunnya yang ke-20. Yu Lili membawa lima atau enam buah tas ketika dia pindah keluar dari Vila Xishan. Setiap tas tersebut bernilai lebih dari seratus ribu atau bahkan beberapa ratus ribu yuan. Meskipun telah digunakan selama beberapa tahun, tas-tas itu masih bisa ditukarkan dengan sejumlah uang.
Tanpa menunda lagi, Yu Lili membawa tas-tas miliknya ke pasar barang-barang mewah lokal pada keesokan harinya. Setelah membanding-bandingkan dan tawar-menawar, Yu Lili menjual lima buah tasnya seharga 318.000 yuan.
Ketika dia berjalan keluar dari pasar tersebut, satu-satunya tas merah yang ditentengnya adalah tas dengan harga termurah. Karena sudah lama menggunakan tas-tas itu, Yu Lili merasakan hampa di dalam dirinya setelah menjual tas-tas tersebut.
Dia menghubungi Li De, tetapi tidak ada yang menjawab. Tanpa berpikir lebih jauh tentang hal itu, dia menggunakan kereta bawah tanah untuk pulang ke rumah, tetapi kemudian menemukan orang-orang yang berkerumun di sekitar gerbang. Dan tempat di mana mereka berkerumun adalah di sekitar apartemen kecil miliknya.
Jantung Yu Lili seolah-olah berhenti berdetak. Dia melangkah maju dan bertanya, "Apa yang terjadi?" Begitu dia memasuki pintu apartemen, dia mendapati bahwa semua barang yang berada di rumahnya sudah berserakan.
Sofanya terkoyak, semua pegas, rangka dan spons-nya kelihatan. Meja teh yang terbuat dari kaca itu hancur berkeping-keping. Meja komputer dan laptopnya terbelah menjadi dua bagian, dan papan
Yu Lili tidak dapat memercayai pemandangan mengerikan di dalam rumahnya. Dindingnya disemprot cat dengan coretan: PEL*CUR TAK TAHU MALU! MERAYU SUAMI ORANG LAIN! SUNGGUH MEMALUKAN!
Yu Lili melangkah masuk ke dalam ruangan. Benar saja, pintu kamarnya sudah terbuka. Dia masuk ke dalam kamarnya, tetapi hanya melihat tempat tidur, seprai dan bantal yang basah semuanya.
Foto-foto yang telah tergantung di dinding semuanya hancur dan berserakan di lantai. Yu Lili berdiri di ambang pintu, dan dia masih tidak bisa memercayai pemandangan di hadapannya. Dia berjalan masuk lebih jauh ke dalam kamar selangkah demi selangkah, menatap foto-foto yang berada di lantai. Tanpa sadar, matanya menjadi kabur. Bingkai foto yang rusak berceceran. Sementara foto-foto itu … semuanya terendam dalam air di lantai dengan coretan-coretan di setiap fotonya. Tidak ada yang bisa dilihat dalam foto yang semula jelas pada saat ini.
Tidak ada jejak sama sekali yang dapat ditemukan ….