Yu Lili berjongkok dan membolak-balik foto-foto itu. Air mata yang menggenangi matanya mau tidak mau menetes.
Apa yang harus aku lakukan ….
Bingkai-bingkai foto itu masih merupakan bingkai foto yang dikenalnya, sementara gambar dari saat-saat bahagia miliknya telah hilang semuanya.
Apa yang harus aku lakukan ….
Tiba-tiba, dia memikirkan meja yang berada di dalam kamarnya. Di atas meja itu terdapat sebuah buku harian yang tebal. Berisi berbagai perasaannya yang terekam di dalamnya.
Yu Lili menoleh ke belakang, tetapi hanya menemukan puing-puing meja yang tergeletak di lantai dengan tenang. Buku harian itu sudah hilang. Dia mencari-cari di bawah tempat tidur dan di dalam lemari pakaian, tetapi tidak ada di mana pun.
Yu Lili membuka lemari pakaian dan menemukan bahwa pakaian-pakaian di dalamnya semuanya sudah disemprot dengan cat semprot. Lemari pakaian itu dipenuhi dengan beberapa pakaian merek ternama yang tersisa serta beberapa pakaian yang layak pakai yang telah dibelinya selama tinggal sendirian beberapa tahun ini. Pakaian-pakaian yang telah dengan hati-hati dilindungi oleh dirinya selama bertahun-tahun itu dirusak di rumahnya sendiri dan di dalam lemari pakaian miliknya sendiri. Pakaian tersebut rusak tanpa ada yang tersisa. Ketika melihat seluruh lemari pakaian sudah disemprot dengan cat berwarna-warni, Yu Lili merasa hampir pingsan.
Orang-orang yang menyaksikan di luar tersebut telah masuk ke dalam apartemen. Ketika melihat pemandangan seperti itu, tetangga Yu Lili, Bibi Zhao, menghibur Yu Lili, wajahnya penuh simpati. "Nak, sebaiknya kau menghubungi polisi. Penjahat-penjahat itu pasti akan dihukum pada akhirnya karena lingkungan kita memiliki kamera monitor di mana-mana."
"Ya, ini sudah keterlaluan."
"Bagaimana mereka bisa mengganggu dirimu seperti ini? Aku ingin tahu bagaimana mereka bisa masuk ke dalam lingkungan kita. Untuk apa ada penjaga keamanan?"
….
Gelombang demi gelombang kebisingan melintas di atas apartemen kecil yang berantakan ini, membuatnya terdengar sangat riuh. Yu Lili mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Hal pertama yang dia lakukan adalah bukan menghubungi polisi tetapi menekan tombol angka 1 dengan lama. Dengan segera tampilan panggilan muncul di layar ponsel dan nama Ou Ming terlihat.
Kesedihan dan rasa sakit di hati Yu Lili semakin terasa bergelora ketika dia melihat nama Ou Ming. Mengapa semuanya berubah menjadi seperti ini? Situasi saat ini bukanlah apa yang dirinya harapkan. Dia seharusnya tidak seperti ini ….
Dia seharusnya hidup seperti seekor burung merak yang arogan untuk memberi tahu Ou Ming bahwa burung kenari miliknya tidak akan mati tanpa dirinya. Suatu hari, dia akan menjadi sukses dan mendampingi pria itu.
Ketika orang-orang membicarakan dirinya, mereka tidak akan mengatakan: Yu Lili hanyalah wanita simpanan Ou Ming.
Sebaliknya, mereka akan berkata: Yu Lili luar biasa dan pantas untuk Ou Ming.
Seharusnya seperti itu, tapi mengapa semuanya menjadi seperti ini …. Ketika melihat nama Ou Ming, air mata Yu Lili mengalir deras ibarat banjir tanpa adanya sebuah bendungan. Tiba-tiba, ponselnya bergetar sedikit dan waktu meneleponnya dimulai pada layar ponsel ….
-
Ou Ming sedang menyelenggarakan sebuah kegiatan sosial pada pukul tujuh malam ketika ponselnya berdering. Itu adalah sebuah nomor yang benar-benar asing milik kota Beijing. Ou Ming berniat mengabaikannya. Tapi entah bagaimana, dia mau tidak mau teringat tentang hal yang telah dikatakan asistennya mengenai Yu Lili pada hari ini.
Yu Lili, Beijing.
Suara mitranya terdengar menjauh dari telinga pria itu. Tanpa diduga, Ou Ming mengangkat telepon tersebut. Tapi apa yang bisa didengarnya hanyalah suara bising yang berbaur dengan berbagai jenis suara orang yang sedang berbicara. Dia hampir tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh pihak penelepon. Ou Ming tetap diam, memegang ponselnya dan mendengarkan suara tersebut melalui ponselnya. Namun demikian, sebuah suara dengusan dan isak tangis yang pelan terdengar bukannya suara orang yang sedang berbicara di telepon.
Hati Ou Ming sepertinya telah dirampas secara tiba-tiba, dan dia mengencangkan pegangan tangannya di ponsel itu dengan tenang ….