Chereads / Cincin Naga / Chapter 39 - Wind-Style Magic

Chapter 39 - Wind-Style Magic

Dalam kalender akademik institut Ernst , tiap bulannya di, 28 hari pertamanya ada pelajaran dan 2 hari terakhir akhir bulan itu kosong.

Pelajaran Magic elemen bumi dimulai pada jam 8:00 pagi hingga 10:00 pagi, pelajaran elemen api dimulai pada jam 10:30 pagi hingga 12:30 siang, pelajaran elemen air jam 14:00 siang hingga 16:00, pelajaran elemen angin pada pukul 16:30 hingga 18:30, pelajaran elemen petir pada pukul 19:00 hingga 21:00, dan elemen cahaya pada pukul 21:30 hingga 23:30.

Namun karena kebanyakan siswa disini hanya berlemen tunggal, mereka hanya menghabiskan dua jam pembelajaran tiap harinya. Linley berelemen ganda, itu berarti dia membutuhkan empat jam masa pembelajaran tiap harinya. Namun karena pembelajaran itu bebas untuk diikuti atau tidak, jadi jika mereka ingin bolos tentu tak ada yang melarang.

Kelas Magic elemen bumi dibagi menjadi enam kelas dan tiap kelasnya memiliki bangunan tersendiri. Para siswa baru dan Mage tingkat pertama berada di kelas satu, Mage tingkat kedua berada di kelas dua, Mage tingkat ketiga berada di kelas tiga… dan seterusnya hingga tingkat keenam yang berada di kelas enam.

Mage tingkat keenam dapat memilih untuk lulus kapan saja. Tapi jika mereka belum mau lulus maka mereka bisa meneruskan pembelajaran mereka.

10 Februari. Didalam kelas satu.

Kelas untuk pengguna Magic elemen bumi tingkat pertama sangatlah besar dan cukup untuk diduduki oleh ratusan siswa. Dua puluh siswa telah datang dan Linley duduk di bangku yang agak depan. Saat pukul 08:00, hanya terdapat lima puluh siswa yang hadir.

"Aku yakin mereka yang hadir disini adalah siswa baru. Kira-kira berapa lama yang lainnya sudah disini." Linley bertanya pada dirinya sendiri.

Lagipula, untuk seorang siswa baru untuk mencapai tingkat kedua biasanya butuh latihan selama beberapa tahun.

"Pagi semuanya." Seorang pria paruh baya berambut coklat yang terlihat ramah itu berdiri didepan kelas. "Nama saya Wendi [Wen'di], dan saya akan menjadi guru kalian di Magic elemen bumi. Hari ini kita memiliki sekitar dua puluh siswa baru. Jadi, seperti biasanya, pertama-tama mereka akan memperkenalkan diri mereka masing-masing jadi kita bisa lebih dekat dengan mereka."

Langsung saja satu dari siswa baru mulai memperkenalkan dirinya.

"Nama saya Gerhans [Ge'er'han], saya datang jauh dari timur."

Mendengar perkenalan Gerhans, Linley terkejut. "Siswa disini benar-benar datang dari seluruh Benua Yulan. Bahkan ada seseorang yang berasal dari jauh di bagian timur Benua Yulan."

Dalam peta Benua Yulan…

Holy Union dan Dark Alliance bertempatan di sebelah barat Mountain Range of Magical Beast. Sebelah timurnya adalah empat kekaisaran agung, namun jauh di sebelah timur dari kekaisaran terdapat sebuah tempat yang memiliki tiga kekaisaran. Jarak dari tempat itu menuju institut Ernst benar-benar jauh. Sekali perjalanan saja akan memakan waktu paling tidak selama tiga tahun!

"Nama saya Linley. Saya dari Holy Union. Linley juga berjalan menuju depan kelas dan memperkenalkan dirinya sendiri.

Setelah pengenalan diri selesai, Mage elemen bumi Wendi mulai memamerkan tentang kekuatan elemen bumi. Hanya pada jam kedua saja dia baru memulai pelajaran tentang Magic elemen bumi.

Linley dan para siswa hanya diam memperhatikan dengan seksama. Disamping Linley juga terlihat Doehring Cowart.

"Orang ini memiliki pondasi yang kokoh. Meskipun dia tidak terlalu kuat, dalam mengajar Mage tingkat pertama, Mage tingkat kedelapan atau kesembilan belum tentu akan menjadi guru yang baik." Doehring Cowart mengangguk selagi memujinya.

Linley tahu betul tentang seluruh Magic elemen bumi, jadi mendengar pelajaran itu sangatlah mudah bagi Linley.

"Tapi kakek Doehring, meskipun pondasinya sangat kokoh, dia jarang menggunakan perkataan yang ringkas seperti kakek. Seakan dia malah membuatnya ribet." Kata Linley.

Doehring Cowart tertawa dengan percaya diri. Sambil mengelus janggut putihnya dia berkata, "Tentu saja. Tingkat pemahaman seorang Saint-level Grand Magus tentang Magic jauh lebih hebat dibandingkan mereka yang masih tingkat kedelapan atau kesembilan. Mage Saint-level itu seakan memiliki tempat eksistensi yang baru. Tentu saja pembelajaranku tentang sihir akan lebih ringkas dan padat tentang pengertian tentang sifat alamiah Magic."

Mendengar hal ini Linley membuat sebuah keputusan.

"Mulai saat ini, aku akan masuk kelas Magic elemen bumi hanya sekali tiap bulan." Linley tak ingin membuang waktunya.

Linley telah merencanakan itu semua. Setiap hari ia akan menghabiskan waktunya diluar untuk melatih Mageforcenya. Dan tempat ia berlatih… Linley telah menentukan tempatnya, sebuah gunung tepat dibelakang institut Ernst. Karena terletak di dekat Mountain Range of Magical Beast, tentu saja terdapat banyak gunung di sekitaran institut.

Pukul empat sore.

Linley mendengarkan dengan seksama pada seorang guru yang diajarkan di kelas Magic elemen angin.

"Halo semuanya." Seorang pemuda berambut kuning itu datang dengan senyuman. "Aku seorang siswa kelas enam, Trey [Te'lei]. Mulai saat ini aku akan bertanggung jawab untuk mengajari kalian semua Magic elemen angin. Aku tinggal di asrama nomor 0298, jadi jika kalian punya beberapa pertanyaan setelah kelas berakhir, kalian bisa menemuiku disana."

Siswa kelas enam, menjadi Mage tingkat keenam bisa mendaftar untuk kelulusan kapanpun dan diperbolehkan untuk mengajar siswa kelas satu atau kelas dua.

"Sebelumnya, mari kita memperkenalkan diri masing-masing." Tery tersenyum.

Ini adalah persyaratan awal untuk memulai pembelajaran untuk pertama kalinya. Semua siswa memperkenalkan diri mereka masing-masing.

"Hei Linley, kamu tahu? Ada banyak gadis cantik di kelas elemen angin. Lihat saja. Anak berambut pirang itu tersenyum padamu." Doehring Cowart yang berada di sebelah Linley menunjuk selagi dia bicara. "Dari apa yang dikatakan gadis berambut pirang itu, sepertinya namanya adalah Delia [Di'li'ya]. Delia, nama yang bagus. Dari pengalamanku selama 1300 tahun, saat gadis itu tumbuh tentu dia akan tumbuh menjadi wanita yang sangat cantik. Linley, tersenyumlah padanya dan jalin hubungan yang baik. Dengan begitu kelak kalian berdua bisa berada dalam suatu hubungan."

Saat ini, Linley benar-benar tidak menggubris Doehring Cowart.

Linley sangat terpaku dengan pengajar elemen angin itu 'Trey', dan mendengarkan pengajaran Trey dengan seksama.

"Mage elemen angin adalah yang tercepat, Mage paling lincah diseluruh dunia. Sebagai tambahan, Mage anginlah yang satu-satunya dapat terbang sebelum mencapai Saint-level!" Jelas Trey dengan menunjukkan betapa kagumnya Trey terhadap Magic elemen angin. "Apa kalian ingin menggunakan kekuatan kalian sendiri untuk terbang diangkasa? Untuk mengarungi angkasa dan melihat kebawah pegunungan yang tak terhitung jumlahnya? Betapa menyenangkannya hal itu dan betapa banyaknya orang yang berkeinginan demikian!"

Mata para siswa yang duduk sambil mendengarkannya itu mulai berkaca-kaca.

Terbang?

Siapa yang tak ingin?

"Seorang Mage Saint-level bisa terbang, tapi di institut Ernst mungkin hanya bisa menghasilkan satu orang Mage Saint-level dalam seratus tahun! Namun kami Mage elemen angin bisa terbang saat mencapai tingkat kelima dengan mempelajari Floating Technique." Kata Trey dengan percaya diri, "dan Mage elemen angin itu sangatlah cepat. Ketika mereka mengeluarkan teknik 'Supersonic', mereka bahkan bisa meningkatkan kecepatan mereka lebih jauh lagi."

"Tapi tentu saja itu semua hanyalah teknik dasar. Forbidden Technique legendarisnya Annihilating Tempest adalah teknik penghancur yang paling kuat dari semuanya. Terdapat juga Forbidden Technique legendaris yang disebut 'Dimensional Edge' yang merupakan teknik penyerangan terkuat satu lawan satu." Suara Trey terisi dengan kebanggaan.

Banyak pemuda yang menatap dengan terbelalak.

"Hmph, bagaimana bisa 'Annihilating Tempest' adalah teknik penghancur paling kuat? Lalu bagaimana dengan 'Heaven Collapses, Earth Shatters' dan 'Heavenly Meteor's Descent'?" Mendengar perkataan itu Doehring Cowart terlihat tak senang.

"Kakek Doehring, apa itu teknik Dimensional Edge?" tanya Linley.

Tahu bahwa kakek Doehring tak menyebutkan Magic Dimensional Edge, Linley percaya mungkin itu memang benar-benar sihir terkuat untuk pertarungan satu lawan satu.

"Dimensional Edge? Magic tersebut dapat memotong dinding yang bahkan memisahkannya dari dimensi itu sendiri. Tentu saja Magic itu sangat kuat. Tapi meskipun memang benar Magic itu kuat untuk satu lawan satu, Dimensional Edge itu merupakan Magic sekali tembak. Bagaimana bisa dibandingkan dengan elemen bumi World Protector yang bisa bertarung melawan musuh tanpa henti?" Doehring Cowart seakan mengajak berdebat.

Tapi Linley tahu satu hal.

Dimensional Edge itu tentu memiliki kekuatan yang dahsyat. Dan tentu saja tidak seringkas seperti yang kakek Doehring katakan. Sebuah teknik sekali tembak? Meskipun Magic sekali tembakpun itu cukup jika musuhnya tak dapat menghindari.

"Jika aku dapat menjadi seorang Dragonblood Warrior dan juga mampu menggunakan Magic elemen angin, maka…" Jantung Linley mulai berdegub.

Kemudian dia melanjutkan mendengarkan pelajarannya. Linley menjadi lebih dan lebih tertarik lagi dengan Magic elemen angin. Dari keempat elemen bumi, api, air, dan angin, tiap-tiap dari elemen itu memiliki misteri tersendiri seperti dalamnya lautan. Pengetahuan Magic yang sangat luas ini seakan tak berujung. Dan saat ini Linley memulai untuk mengarungi pengetahuan itu.