Chereads / Cincin Naga / Chapter 44 - Galeri Proulx – bagian 1

Chapter 44 - Galeri Proulx – bagian 1

Golden Bank of The Four Empires adalah sebuah bank yang didirikan oleh empat kekaisaran agung di Benua Yulan. Nasabah yang bisa membeli sebuah Magicrystal Card di bank itu adalah nasabah yang tentu saja kaya raya. Bahkan Magicrystal Card itu sendiri saja seharga seratus keping emas, orang-orang biasa tentu tak ingin menggunakan uang segitu banyak hanya demi sebuah Magicrystal Card.

Sepuluh ribu keping emas jika dibagi menjadi kantong yang sebesar genggaman tangan akan menjadi seratus kantong. Meskipun jika memaakai karung beras, akan setengah terisi dan menjadi sangat berat.

"Seratus keping emas, hilang begitu saja." Sambil berjalan keluar dari Golden Bank yang berada di dalam institut Ernst, Linley hanya bisa menghela nafasnya. Saat ini ia memiliki Magicrystal Cardnya sendiri.

Linley tahu bahwa saat tinggal di institut Ernst, tentu tidak aman jika ia menimbun kepingan emasnya di asramanya. Pilihan satu-satunya yang paling aman adalah meletakkannya di Magicrystal Card.

Harus diketahui bahwa biaya untuk membuat Magicrystal Card itu tidaklah murah, Membutuhkan seorang ahli penempa dan tiap Magicrystal Cardnya hanya merespon sidik jari pemiliknya. Sehingga, setiap Magicrystal Card hanya bisa digunakan oleh pemiliknya saja.

Itulah alasan mengapa Magicrystal Card harganya mencapai seratus keping emas.

"Dengan sepuluh ribu keping emas ini, kebutuhan hidupku di institut ini tentu akan lebih dari cukup. Aku juga bisa membantu ayah dengan uang sisanya." Linley merasa bahagia.

Tangan Yale merangkul bahu Linley dan bersiul puas dengan melihat kearah Rand dan kawannya yang berada disekitar.

Rand dan ketiga kawannya telah mengeluarkan uang saku mereka dan keempat dari mereka mungkin hanya tinggal memiliki seribu keping emas saja. Tapi untungnya, tahun ajaran akan segera selesai.

Reynolds dan George tersenyum juga dan bercanda bersama Linley.

Tapi sebenarnya, Reynolds dan George tidak terlalu banyak diejek kemarin.

"Saudara kedua, saudara ketiga, saudara keempat, esok saat akhir bulan, ayahku akan kemari. Saat itu, aku akan meminjam beberapa kereta dan para penjaga kemari. Kemana kita semua akan pergi?" Yale menyarankan.

"Ibukota?"

Mata Reynolds, George, dan Linley semuanya bersinar.

Kota Fenlai, ibukota itu bukanlah sebuah kota biasa.

"Ah ibukota itu ide yang bagus. Pas perjalanan dari kekaisaran O'Brien, aku tinggal di kota Fenlai selama dua hari. Tak puas karena banyak tempat yang belum aku singgahi." Kata Reynolds.

George dan Linley mengangguk.

"Ibukota memiliki banyak tempat untuk dikunjungi. Esok aku akan mengajak kalian keliling." Kata Yale dengan misterius.

…..

Saat subuh, Yale dan ketiga kawannya sarapan bersama dan menuju gerbang utama institut Ernst dan mulai menunggu kereta kuda Yale.

Setelah menunggu selama dua jam, kereta kuda itu masih belum tiba juga.

"Cit cit." Bebe selagi mencicit juga merangkak ke pundak Linley.

"Bebe mulai tak sabar. Yale, kamu mengajak kita kemari pagi-pagi, tapi kereta kudanya belum datang." Kata Reynolds, sedangkan Yale tertawa sambil minta maaf. "Aku juga tak tahu, harusnya mereka sudah disini." Linley mengelus kepala Bebe.

"Ah itu mereka." Yale tiba-tiba berteriak kencang.

George, Reynolds dan Linley yang tadinya hampir ketiduran langsung melihat. Dari kejauhan terlihat empat kereta kuda dan ratusan penjaga berkuda menuju mereka berempat dengan rapi. Diatas formasi itu terdapat tujuh atau delapan Grifon, dan dari ratusan pasukan berkuda itu, lebih dari sepuluh orang mengendarai Magical Beast seperti Windwolves atau Vampiric iron bull.

"Penjaga klan Yale terlihat sangat tangguh," Linley tak bisa menahan rasa terkejutnya. Reynolds dan George juga berpikir demikian.

Doehring Cowart duduk di sebelah Linley yang sedang menikmati terik matahari. Saat melihat pasukan berkuda itu, matanya terbelalak juga. Sesaat kemudian, empat kereta kuda dan ratusan pengendara tiba di gerbang utama. Tiga orang Mage keluar untuk menyapa mereka semua.

Seorang pria paruh baya berjalan di depan empat kereta kuda itu. Sebelum dia berbicara pada tiga Mage itu, dia langsung menghadap Yale.

"Paman, kok lama sekali datangnya?" Kata Yale kurang gembira.

'Paman' Yale ini langsung tertawa dan menjawab, "Haha, kok tak sabaran? Ini kereta kudamu sudah siap. Kereta kuda terakhir itu isinya barang-barang, paman akan menyuruh orang untuk membereskannya jadi kamu bisa duduk. Kamu mau ke ibukota kan?"

"Cass [Ka'qi] bawa mereka bertiga bersamamu. Kamu bertanggung jawab menjaga tuan muda Yale." Perintah paman itu.

Dari kejauhan, seorang pengendara botak langsung turun dan berjalan menuju Yale dan membungkuk. "Salam hormat saya kepada anda tuan muda Yale."

Disamping Linley, mata Doehring Cowart terbelalak dan berkata pada Linley, "Linley, kawanmu ini bukan orang biasa. Dari caranya menuruni tunggangannya dan tatapan matanya, aku dapat merasakan bahwa Cass adalah seorang ahli yang kuat atau bahkan lebih kuat dari pamanmu Hillman. Terus, elang dipundaknya itu adalah Magical Beast tingkat ketujuh – Thunderhawk bermata biru."

Cass yang dipuji oleh Doehring Cowart karena dia adalah seorang ahli berarti dia memang bukan orang biasa.

"Linley, ayo. Cepat masuk ke kereta kuda, kita pergi ke ibukota." Ajak Yale.

Linley dan ketiga kawannya masuk ke kereta kuda bersama. Ruangan dalamnya sangatlah luas dan mereka semua tidak berdesak-desakan. Kemudian kusir kereta kuda itu mulai berangkat menuju ibukota kota Fenlai.

Cass dan ketiga pengendara lainnya mengikutinya dari belakang.

DI lemari dalam kereta kuda itu, terdapat buah-buahan, madu, dan anggur. Keempat sekawan itu mulai makan dan minum dan juga bergurau di dalam kereta kuda itu. Institut Ernst hanya berjarak dua puluh kilometer dari kota Fenlai, jadi hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam saja mereka sudah tiba ditempat tujuan.

Mereka keluar dari kereta kuda.

Dalam perlindungan Cass dan ketiga pengawal lainnya, Kelompok Linley mulai mengitari kota Fenlai.

"Hei, mau kemana? Kota Fenlai punya banyak tempat menyenangkan. Sebelah timur kota Fenlai ada tempat mewah dengan banyak wanita cantik sedangkan sebelah barat kota fenlai terdapat banyak museum seni, seperti galeri Proulx yang terkenal itu." Yale seakan mengenal isi kota Fenlai.

"Wanita cantik? Oke oke ayok ke bagian timur kota Fenlai." Mata si berandal Reynolds itu mulai bersinar.

"Ini masih siang. Tempat itu Cuma asik pas malam. Tapi ya tak apa kita bisa kesana sekarang." Kata Yale sambil tertawa.

Linley merasa kurang nyaman dengan tempat seperti itu kemudian ia berkata, "Lupakan Yale, kita masih anak-anak kenapa ke tempat seperti itu? Baru saja kamu nyebut galeri Proulx? Karena galeri Proulx dinamai oleh si ahli Proulx yang terkenal itu tentu saja isinya pasti luar biasa. Ayok kesana."

Proulx, pemahat nomor satu dalam sejarah di Benua Yulan.

"Grandmaster Proulx? Aku juga pernah dengar tentangnya. Dulu salah satu patung batunya laku terjual dengan harga beberapa juta keping emas. Nama patung itu adalah 'Harapan'. Jutaan keping emas ya Tuhan. Begitu kaya." Hela Reynolds.

George tertawa percaya diri. "Dalam sejarah pemahat, dari dulu sampai sekarang, banyak sekali patung batu yang dibuat. Dari sepuluh patung yang terbaik, semuanya akan seharga jutaan keping emas. Dan patung batu itu semuanya dibuat oleh Grandmaster Proulx. Dia bisa dikatakan sebagai orang nomor satu dalam sejarah pemahat!"

Linley menarik nafas.

Jutaan keping emas?

Itu adalah jumlah yang sangat besar. Meskipun jika klannya menjual rumahnya, mereka mungkin hanya bisa mendapatkan seribu keping emas saja.

"Ayok kesana." Ajak Linley.