Chereads / Grup Obrolan Pengembangan Diri / Chapter 2 - Tunggu, Biarkan Aku Melakukan Ramalan.

Chapter 2 - Tunggu, Biarkan Aku Melakukan Ramalan.

Ada pepatah—jika seseorang tidak suka berkhayal, mereka akan menjalani masa mudanya dengan sia-sia.

Semua orang akan mengalami fase itu. Ada yang secara terbuka menunjukkannya sementara ada juga yang sangat menutup-nutupinya. Ini juga salah satu perbedaan antara orang extrovert dan introvert.

Song Shuhang kurang memiliki semangat muda, masa itu datang dan pergi dengan cepat baginya.

Oleh karena itu, selama kelas 2 SMP, anak-anak yang di sekelilingnya terjebak di dalam wuxia,super hero, dan mimpi abadi surgawi dan menaklukkan 18 naga atau transformasi pahlawan super. Namun, Song Shuhang sudah tidak tertarik pada hal ini dan dia tidak memiliki impian untuk hal itu.

Hukum fisika di dunia ini sangatlah akurat. Pada dasarnya, adalah hal mustahil bagi manusia untuk melompat 3 tingkat, mengeluarkan naga emas dari tangan, ataupun dapat terbang dengan menggunakan celana dalam di luar!

Namun, dia masih menyukai novel-novel Xianxia, film pahlawan super, dan semacamnya. Mungkin di lubuk hatinya dia masih mengharapkan pahlawan super, alien, dan manusia abadi muncul di hadapannya suatu hari nanti?

Meski itu tidak mungkin, dia masih berharap. Mungkin ini adalah karunia yang dimiliki manusia?

Song Shuhang tertawa sambil menutup jendela obrolan. Meski begitu, ia tidak keluar dari grup.

Dia merasa semua anggota di Grup Sembilan Provinsi menarik, dengan log chat yang memalukan jika tersebar. Dari sisi penonton, ini sangatlah menarik - maka dari itu sebelum ia dikeluarkan, dia memutuskan untuk mengintai dan melihat log obrolan untuk menghabiskan waktu.

Di layar komputer, film masih berputar. Sepertinya film horor, dengan berbagai skenario terus bermunculan. Film ini adalah karya terbaik sutradara film thriller yang jenius dan desas-desus banyak lelaki paruh baya ketakutan sampai mereka menangis. Ada juga yang bilang bahwa saking ketakutan mereka sampai tidak berani ke toilet sendirian.

Sayangnya, Song Shuhang tidak merasa ketakutan sama sekali malah film itu membuatnya mengantuk sebelum ia menguap lagi dan posisi duduknya pelan-pelan berubah menjadi posisi berbaring, ia merasa matanya semakin berat…

Jika sutradara itu tahu bahwa filmnya hanya berdampak seperti itu padanya, mungkin ia akan sedih?

Linglung, Song Shuhang bermimpi.

Mimpi yang menyenangkan dan indah. Berhubungan dengan surga, pahlawan super, dan berbagai tempat mistis.

Memiliki umur panjang dan bebas tak terkekang, kemampuan untuk mengubah alam, mengandalkan pedang sambil melintasi bumi. Sejak zaman dulu, berapa banyak orang yang bermimpi seperti itu? Dengan bertambahnya usia,kenyataan telah menghancurkan mimpi-mimpi itu dan orang hanya bisa menyembunyikan mimpinya di lubuk hatinya dan tidak memikirkannya.

Mimpi tetap hanyalah mimpi

Keesokan harinya, Selasa, 21 Mei, pukul 1 pagi..

Di grup, Raja Sejati Gunung Kuning akhirnya online.

Saat itu, Sungai Utara si Pendekar Kelana muncul dan bertanya, "Raja Sejati, siapa 'Tertekan oleh Tumpukan Buku' yang kau undang kemarin? Dari perguruan mana dia?"

"Pendatang baru? Sudahkah kau berbincang-bincang dengannya? Dia adalah putri teman lamaku, lahir di era ini. Tampaknya dia sangat berbakat, ia berada di Tingkat Ketiga Akuisisi dan akan maju ke Tingkat Keempat Alam Bawaan segera. Di usianya yang belia, dia sangat luar biasa!" balas Raja Sejati Gunung Kuning tertawa terbahak-bahak.

Lahir di era ini… bukan seharusnya dia berumur di bawah 40 tahun? Berada di Tingkat Ketiga Akuisisi di usia yang belia memang pertanda dia orang yang genius. Sungai Utara si Pendekar Kelana diam-diam mengangguk. Namun, ini nama lain yang aneh, Tertekan oleh Tumpukan Buku bukan seperti nama lainnya.

Sementara Sungai Utara si Pendekar Kelana masih berpikir, Raja Sejati Gunung Kuning tiba-tiba berkata, "Eh? Nama lain putri teman lamaku bukan bernama 'Tertekan oleh Tumpukan Buku! Tunggu, siapa Tertekan oleh Tumpukan Buku ini?

"…" Raja Sejati Gunung Kuning malu.

Itu bukan orang asing, mungkin itu orang yang Raja Sejati Gunung Kuning undang kemarin.

Sungai Utara si Pendekar Kelana mencoba bertanya, "Raja Sejati, mungkinkah kau salah menambahkan orang?

"Biar kuperiksa."

Sesaat kemudian.

Raja Sejati Gunung Kuning mengirim sebaris titik-titik. "Aku pikir aku telah benar-benar salah mengundang orang. Hanya ada sedikit perbedaan antara nomor akun mereka- Aku tidak sengaja menekan angka 9 bukannya 8… Kupikir aku telah melakukan kesalahan besar."

Sungai Utara si Pendekar Kelana memainkan dagunya. "Kupikir begitu, sebaik-baiknya orang yang bergabung di zaman ini, tak ada yang akan memakai 'Tertekan oleh Tumpukan Buku' sebagai nama lain mereka."

Raja Sejati Gunung Kuning terus menerus mengirimkan titik-titik.

Setelah itu, dia buru-buru menambahkan putri teman lamanya ke dalam grup.

Notifikasi Grup: 'Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-kupu' telah ditambahkan ke Grup Sembilan Provinsi Nomor Satu.

Nama itu cocok dengan simbol Grup Sembilan Provinsi Nomor Satu, penuh dengan aura Xianxia. Nama lain 'Tertekan oleh Tumpukan Buku' terlihat aneh.

Sesaat pendatang baru masuk, Pedang Gila langsung muncul. "Oh! Apakah kau wanita? Tunjukkan fotomu dan sebutkan ukuran tubuhmu! Jika kau cantik, apa seharusnya kita berkencan?"

Pedang Gila Super Ceroboh sudah lama mengintai-meskipun dia lebih buruk dari ikan, akhirnya, ingatannya bertahan lebih dari 3 detik. Setelah kemarin ditegur, supaya dia tidak menyinggung senior, dia mengintai dengan hati-hati sambil melihat situasi hari ini.

Setelah melihat Raja Sejati Gunung Kuning mengatakan pendatang baru merupakan putri temannya dan dia berada di Tingkat Ketiga Akuisisi, Pedang Gila Super Ceroboh tenang. Dia bukan 'senior', jadi dia bisa menggodainya sampai dia puas.

Jarang-jarang ada pendatang baru di grup ini, jadi dia sudah lama menahan diri sendiri.

Begitu Super Ceroboh berbicara, muka Raja Sejati Gunung Kuning langsung memburuk.

"…" Si Bulu Lembut dari Pulau Roh Kupu-Kupu mengirim sebaris titik-titk. Lalu, jawaban muncul, "Karena sudah larut malam, putri pria tua ini sudah tidur. Sekarang akunnya dipakai oleh pria tua ini sambil menunggu Gunung Kuning memasukkanku ke grup… ehem… Aku sudah sering mendengar Grup Sembilan Provinsi yang terkenal dan ulung, dengan pencemooh, Super Ceroboh. Tidak ada salahnya untuk mengenal lebih dekat dibanding mendengar rumor. Super Ceroboh, aku mengagumimu dan berharap mengundangmu untuk berbicara dalam waktu dekat."

Pedang Gila Super Ceroboh langsung merasa sangat canggung. Bertemu dengan ayah gadis yang sedang dia goda- tak ada yang lebih memalukan di dunia ini. Dia sangat berharap untuk menemukan lubang dan masuk ke dalamnya.

Untungnya, senior ini tampak bersahabat dan tidak terlalu mempermasalahkan hal itu dengan perkataannya.

Kemudian, senior ini menyapa yang lain di grup sambil meminta untuk merawat putrinya dalam waktu dekat. Setelah itu, ia pergi.

Melihat kepergian senior itu, Pedang Gila Super Ceroboh menghembuskan napas lega sambil mengetik, "Untungnya, senior ini bisa diajak bercanda. Mungkin, saat kesempatan datang, aku bisa berbincang dengan Si Bulu Lembut secara langsung."

Raja Sejati Gunung Kuning: " … "

Sungai Utara si Pendekar Kelana: "…"

Tabib, yang jarang muncul dan mempunyai kata-kata berharga, muncul lagi. Kali ini, dia hanya mengetik 4 kata, "Berdoalah untuk keberuntungan kamu."

"?" Super Ceroboh bingung.

Jelas, Tabib tidak akan menjelaskan lebih lanjut.

"Lihat awal kata nama lain pendatang baru," Sungai Utara si Pendekar Kelana memberi petunjuk. Orang yang tidak akan mati tanpa kecerobohannya, mengapa Adik Super Ceroboh tidak mengerti ini?

"Awal kata? Pulau Roh Kupu-kupu?" Pedang Gila Super Ceroboh tampak belum sadar.

"Ya! Pulau Roh Kupu-kupu! Ditambah lagi, dia itu senior, belumkah kau terpikir siapa dia?" Sungai Utara si Pendekar Kelana

Setelah sekian lama, Pedang Gila Super Ceroboh tiba-tiba tersadar dan mengirim ke grup. "Apakah dia Yang Mulia Roh Kupu-Kupu itu yang cerewet terhadap segala sesuatu?"

Yang Mulia Roh Kupu-Kupu adalah senior yang tangguh. Dia baik dalam segala hal, lurus dan benar… hanya saja dia cerewet tentang hal sepele dan bisa dibilang sangat cerewet. Yang lain hanyalah cerewet, tapi dia sangatlah cerewet terhadap hal-hal yang kecil!

Sungai Utara si Pendekar Kelana sangat marah sampai mulutnya bergetar. "Itu bukan yang kumaksud!"

Raja Sejati Gunung Kuning menghela napas tidak bisa melihatnya lagi. "Super Ceroboh, temanku hanya mengecilkan obrolan, dia belum pergi offline.

Kalau begitu… log obrolan mungkin sudah dilihat.

Tidak, pasti sudah dilihat!

Raja Sejati Gunung Kuning tidak bisa terus melihat lagi tingkah Super Ceroboh yang ceroboh, lagi pula, dia adalah junior di grup ini.

"Oh sial, matilah aku," Pedang Gila Super Ceroboh sudah membayangkan dia bertemu dengan Si Tua Roh Kupu-Kupu dalam waktu dekat, dan adegan yang mengerikan akan menimpanya. matanya basah, kelihatannya kali ini ia sudah menyinggung senior yang lebih hebat dari biasanya?

Super Ceroboh tiba-tiba menjerit sedih."Raja Sejati, tolonglah aku memohon keringanan!"

Raja Sejati Gunung Kuning menjawab dengan mengirimkan gambar yang bertuliskan 'Aku mengabaikanmu'.

Tidak ada yang peduli dengan rengekan Super Ceroboh dan mereka mengalihkan pembicaraan ke topik baru.

Sungai Utara si Pendekar Kelana bertanya. "Raja Sejati, bagaimana dengan Tertekan Tumpukan Buku?

Si Tujuh dari Klan Su bertanya, "Apa kita akan keluarkan dia? Lagi pula, dia hanya manusia biasa dan tidak terlalu pantas terlibat di dalam perbicaraan kita."

"Hm, karena ini adalah kesalahanku, ini bisa ada hubungan di antara kita. Biarkan aku melihat ramalan untuk menangani masalah ini," balas Raja Sejati Gunung Kuning - dia yang tiba-tiba menambahkan Song Shuhang ke dalam grup; bukankah itu akan membuatnya malu jika ia mengeluarkan lelaki itu secara tiba-tiba?

Sebagai ketua, setidaknya dia meramal sebagai alasan untuk mengeluarkan Song Shuhang

Pertama, dia akan terlihat dermawan.

Kedua, dia tiba-tiba tertarik mempelajari ramalan belakangan ini dan sudah tidak sabar untuk mencobanya setelah mempelajari selama beberapa bulan. Apapun yang dia lakukan, dia akan membuat ramalan sebelumnya..

Setelah berbicara, ia menggunakan buku Puisi Tang sebagai petunjuk dan tangan memperagakan metode rahasia. Energi yang tidak terkira keluar dan membentuk segitiga.

Ramalan kali ini sangat bagus. Semenjak Raja Sejati Gunung Kuning mempelajari ilmu meramal sendiri, itu pertama kalinya dia merasa seperti itu.

Dia melihat hasil ramalan dengan senang hati.

Setelah itu…

Wajah Raja Sejati Gunung Kuning menjadi tenang.

Lalu, wajahnya berubah menjadi buruk.

Sekarang, mari lihat hasilnya: Di surga, 2 burung terbang bersama-sama, di bumi, 2 dahan pohon terikat selamanya.

Kalau tidak salah ingat, syair ini ditulis oleh Bai Juyi, penyair dinasti Tang. Syair ini benar-benar klasik dan biasa digunakan untuk mendeskripsikan cinta?

Tiba-tiba, Raja Sejati merasa tidak enak badan.

2 burung terbang bersama-sama kepalamu!, 2 dahan pohon terkait selamanya kepalamu! Tumbuh bersama seperti 2 pohon jadi 1, mendingan aku bunuh diri saja!

Kecuali kalau dia, Raja Sejati Gunung Kuning yang agung, harus menjalin percintaan dengan 'Tertekan oleh Tumpukan Buku'? Tanpa sadar, ini membuat dia terpikir tentang homoseksual di era Perang antar negara Cina - dia langsung merasa mual.

'Ini pasti karena kurangnya keterampilan meramalku. Lagipula, aku hanya mempelajarinya selama 1 bulan… jadi aku harus mencoba lagi! ya, ini pasti karena ini! Raja Sejati Gunung Kuning sekali lagi meramal dan energi yang tak terkira membuka buku puisi Tang.

Syair lain muncul.

Ramalan ini berjalan dengan lancar dan telah menaikkan moral Raja Sejati Gunung Kuning. Kali ini pasti berhasil!

Lalu ia melihat hasil ramalan.

Kemudian…

Raja Sejati Gunung Kuning memucat.

Hasil ramalan: Jika cinta diantara 2 belah pihak bisa bertahan lama, Mengapa mereka harus bersama siang dan malam?

Malam kakekmu! Aku tidak percaya! Raja Sejati mengulangi ramalannya.

Kali ini firasatnya lebih baik dan Raja Sejati merasa keterampilan ramalannya sudah bisa dikuasainya!

Ini pasti akan berhasil!

Dia menundukkan kepalanya untuk melihat hasil ramalannya. Hasilnya: Berbalik mendadak ke belakang untuk mendapati orang yang sudah ditakdirkan untukmu selalu ada di sana, di bawah cahaya yang memudar.

" … "

"Tenang, tenang" Raja Sejati dengan tenang menutup buku puisi Tang dan melempar 45 derajat ke atas- rasanya seperti putus asa!

Setelah itu, dengan tenang dia merobek- robek buku puisi Tang sambil menganggukkan kepalanya, "Aku tidak ada keterampilan untuk meramal dan tentu saja tidak pantas menjadi peramal handal. Makanya, hasil ramalan yang kuhitung selalu salah!"

Ia membuang sobekan buku puisi itu dan diam-diam bersumpah tidak akan pernah mencoba meramal lagi!

Setelah membuang buku itu, Raja Sejati Gunung Kuning memberitahu grup. "Untuk sekarang, kita biarkan Tertekan oleh Tumpukan Buku dulu …. Aku sudah melihat ramalan dan menemukan bahwa dia mempunyai hubungan denganku dan memasukkannya ke grup bukan dengan ketidaksengajaan, tapi sudah tidak bisa dihindari! Apapun yang akan terjadi itu tergantung dengan keberuntungannya sendiri."

Raja Sejati bingung menggunakan istilah ramalan; mengenai hasil ramalan, ia tidak akan mengatakan apapun meski dia harus dipukuli sampai mati.

Sial, walaupun itu adalah takdir, itu pasti hubungan yang membawa sial!

Kalau begitu, biarkan saja dulu, kupikir dia akan keluar dengan sendirinya dalam waktu dekat. Omong-omong, Raja Sejati, apa hasil ramalannya?" Sungai Utara si Pendekar Kelana mendengar kalau Raja Sejati mempelajari ramalan, makanya dia penasaran dengan apa yang sudah perhitungkan oleh senior itu

" … "

Raja Sejati Gunung Kuning: "Oh iya, aku ada urusan mendadak jadi aku harus pergi dulu, kalian lanjutkan saja berbincang-bincang."

Setelah berkata begitu, dia pergi offline dengan cepat, meninggalkan Sungai Utara si Pendekar Kelana tanpa jawaban.