Chereads / Gadis Kelam 2 / Chapter 3 - Bab 3, Kemunculan yang Gila

Chapter 3 - Bab 3, Kemunculan yang Gila

Lina duduk di sofa ruang tamu, tubuhnya masih gemetar setelah kejadian di rumah tetangga tadi. Ibunya duduk di sebelahnya, menyesap teh hangat dengan tangan yang juga sedikit bergetar.

Mereka baru saja kembali ke rumah setelah mencoba menenangkan diri. Namun, rumah ini terasa berbeda. Tidak ada lagi suara-suara aneh. Tidak ada bayangan yang bergerak di sudut mata. Tidak ada barang yang berjatuhan dengan sendirinya.

Semuanya terlihat normal.

Seolah kejadian sebelumnya hanya ilusi.

Lina menghela napas panjang dan mencoba berdiri, tapi tiba-tiba jari manisnya terasa kaku. Ia menunduk dan melihat cincin di jarinya—cincin yang ia temukan di kamar Natalia.

Ia mencoba melepasnya.

Tidak bisa.

Lina mengerutkan alis dan menariknya lebih keras.

Cincin itu masih tidak bergerak, seolah sudah menyatu dengan kulitnya.

"Bu, cincin ini..." Lina menunjukkan jarinya ke ibunya. "Aku gak bisa lepas."

Ibunya menatapnya sejenak. "Coba pakai sabun, mungkin bisa lebih licin."

Lina menggeleng. "Aku udah coba, tapi tetep gak bisa..."

Sebelum ibunya bisa menjawab, terdengar suara tawa pelan dari arah kamar Natalia.

Lina langsung menegang.

Ibunya juga ikut mendengar suara itu dan menoleh ke arah pintu kamar yang tertutup rapat.

Suara itu kecil, tapi jelas.

Seolah-olah seseorang sedang menikmati penderitaan mereka.

Jantung Lina berdebar semakin kencang.

Duk... Duk... Duk...

Sebuah suara langkah kaki menyeret mulai terdengar. Dari dalam kamar Natalia.

Ibunya langsung menggenggam tangan Lina, wajahnya pucat.

"Lina, kita harus keluar dari sini..." bisik ibunya.

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, pintu kamar Natalia berderit terbuka dengan sendirinya.

Dari sudut mata, Lina melihat sesuatu berdiri di ambang pintu.

Sosok itu tinggi dan kurus, dengan wajah hancur seperti terbakar. Kulitnya robek di beberapa bagian, dan mata hitam pekatnya menatap lurus ke arah mereka.

Senyumnya mengerikan.

Dengan suara yang pelan tapi jelas, sosok itu berbicara.

"Mau dilepas, ya?"

Lina menjerit sekuat tenaga.

Namun, saat ia membuka mata lagi...

Yang berdiri di sampingnya hanyalah ibunya.

"Lina! Kamu kenapa?"

Lina terengah-engah, keringat dingin membasahi wajahnya. Ia menatap ibunya dengan mata ketakutan.

"Tadi... tadi ada Natalia..." Lina berkata dengan suara bergetar.

Ibunya terdiam. Wajahnya menyiratkan kesedihan.

"Lina, jangan terlalu dipikirin. Kita bakal segera pindah dari rumah ini. Besok kita mulai beres-beres, ya?"

Lina hanya mengangguk, meskipun dalam hatinya ia tahu...

Natalia masih ada di sini.

Dan ia tidak akan membiarkan mereka pergi begitu saja.

To Be Continue...