Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Yeyen dan Dunia PUBG

🇮🇩Oyenn_Kuyenna
--
chs / week
--
NOT RATINGS
384
Views
Synopsis
Yeyen, seorang gadis SMA biasa, awalnya tidak terlalu paham dunia game. Tapi semua berubah ketika teman-temannya mengenalkan PUBG, game battle royale yang penuh aksi dan strategi. Awalnya, dia hanya ikut-ikutan bermain untuk seru-seruan, tetapi lama-kelamaan, dia jatuh cinta dengan sensasi bertahan hidup di zona perang virtual. Bersama squad uniknya, Yeyen mengalami berbagai kejadian kocak dan mendebarkan di battlegrounds. Dari ketemu player toxic, misi nge-carry teman yang noob, sampai kejar-kejaran di zona merah, setiap pertandingan selalu membawa petualangan baru. Namun, di balik tawa dan keseruan, Yeyen mulai berpikir lebih serius. Bisakah dia menjadi pro player? Apalagi ketika sebuah turnamen sekolah diumumkan, dan Yeyen harus membuktikan bahwa dia bukan sekadar "gadis biasa yang ikut-ikutan main". Dengan latihan keras, kekompakan squad, dan sedikit keberuntungan, dia bertekad untuk membawa timnya menuju kemenangan! Di dunia PUBG yang penuh kejutan, bukan hanya strategi yang diuji, tetapi juga persahabatan, kepercayaan diri, dan semangat pantang menyerah. Apakah Yeyen siap menjadi legenda di battlegrounds? "Game ini bukan sekadar soal menang atau kalah, tapi tentang siapa yang tetap bertahan sampai akhir."
VIEW MORE

Chapter 1 - Langkah Pertama di Dunia PUBG

PUBG.

Nama itu semakin sering terdengar di sekitar Yeyen belakangan ini. Hampir setiap hari, teman-teman di kelasnya membahas permainan itu. Mereka berbicara tentang "chicken dinner", "knock satu, sisa tiga", atau "push rank" seolah-olah itu bahasa yang umum dimengerti semua orang. Tapi bagi Yeyen, semua itu terdengar seperti kode rahasia dari dunia lain.

Dia tidak mengenal dunia game. Baginya, waktu luang digunakan untuk membaca novel, mendengarkan musik, atau sekadar berjalan-jalan di dekat rumah. Tapi sekarang, semua orang seakan tergila-gila pada satu hal: PUBG.

Saat jam istirahat, Yeyen keluar kelas dan berjalan santai menuju kantin. Namun, langkahnya terhenti di depan mading sekolah. Ada satu pengumuman baru yang menarik perhatiannya.

 > Pendaftaran Klub E-Sport Sekolah Dibuka!

Bergabunglah dengan tim terbaik di sekolah

Game yang tersedia: PUBG Mobile dan lainnya. Pertandingan akan diadakan minggu depan!

Nama PUBG terpampang jelas di sana. Yeyen mengernyitkan dahinya.

"Ini game apa? Kenapa semua orang tertarik dengan game ini?" pikirnya.

Yeyen melangkah kembali ke kelas dengan pikiran yang masih dipenuhi oleh pengumuman di mading tadi.

Undangan untuk bergabung dengan Klub E-Sport sekolah masih terbayang jelas di kepalanya. Ada sesuatu yang mengusik rasa penasarannya, meskipun dia sendiri belum bisa memahami apa itu.

Begitu dia masuk kelas, suara percakapan seru dari beberapa teman laki-lakinya langsung menarik perhatiannya. Mereka duduk bergerombol di salah satu sudut kelas, terlihat begitu seru.

"Kan aku udah bilang, bro. Kalau nggak pegang M416 di late game, susah menang!" kata Dendi, salah satu cowok yang dikenal sebagai pro player di kelas.

"Iya, tapi kamu liat nggak tadi? Aku one tap pake M24, headshot bersih, bro!" sahut Aldi, dengan ekspresi bangga.

Mereka berdua adalah bagian dari tim PUBG Mobile sekolah dan sudah lebih dulu bergabung dengan Klub E-Sport. Setiap hari, mereka membahas strategi, senjata, dan momen-momen terbaik mereka di game itu.

Yeyen melangkah pelan menuju bangkunya, mendengarkan percakapan itu dengan diam-diam.

"Serius, turnamen minggu depan bakal gila sih. Banyak tim baru yang daftar, aku penasaran siapa yang bakal kepilih buat masuk tim inti sekolah," kata Adit, salah satu anggota mereka.

"Kayaknya nggak banyak cewek yang daftar, ya?" tanya Reza sambil berpikir.

"Iya, paling cuma yang udah sering main bareng kita di online. Cewek di sekolah ini, aku nggak yakin bakal ada yang daftar. Soalnya kalau baru belajar bakal susah bersaing," Dion menambahkan.

Yeyen mengernyitkan dahi. Kata-kata Dion tadi terasa seperti tantangan tak langsung. Rasanya dia ingin bermain game PUBG itu. Tembak-menembak sepertinya seru. Jiwa petualangannya terasa kembali membara.

Setelah pulang sekolah dan menyelesaikan tugasnya, Yeyen merebahkan diri di kasur sambil menggulir layar ponselnya. Pikirannya masih dipenuhi oleh obrolan teman-temannya di kelas tadi.

"Gimana kalau aku main bareng mereka, ya? Kayaknya bakalan seru. Klub E-sport juga pasti seru."

Rasa penasaran itu semakin mengusik, dan akhirnya dia memutuskan untuk menelepon sahabatnya, Siti.

"Siti." panggil Yeyen pelan begitu panggilan tersambung.

"Hm?" sahutnya dengan nada malas.

"Kamu tahu PUBG?" tanya yeyen santai, suaranya mendayun seperti biasa.

"Hmm… game tembak-tembakan itu?"

"Iya." Yeyen menyandarkan punggung ke dinding, jari-jarinya menggambar pola di atas sprei. "Aku kepikiran buat coba main."

"Mainlah!" sahut siti cepat.

"Ayo kita main bareng. Kamu download juga." ajak yeyen.

Namun, Siti hanya menghela napas. "Nggak, deh. Aku nggak bisa game tembak-tembakan gitu."

"Ya kan bisa belajar."

"Nggak minat."

Yeyen tidak mendesaknya lagi. Yeyen tahu kalau Siti sudah bilang tidak, berarti tidak. Dia hanya mengangguk kecil, meskipun dia tidak bisa melihatnya.

"Baiklah," kata yeyen pada akhirnya. "Aku main sendiri, ya."

"Ya, coba aja. Tapi kalau nanti kamu jadi pro player, aku bakal dukung."

Yeyen terkekeh pelan.

Setelah menutup telepon, dia kembali menatap layar ponselnya. Tanpa pikir panjang, dia membuka Play Store, mencari PUBG Mobile, dan menekan tombol download.

Sambil menunggu game terunduh, dia mulai mencari video di YouTube tentang cara bermain PUBG untuk pemula.

"Oke, sepertinya aku bisa..." gumamnya, meski dalam hati dia tetap merasa ragu.

Belasan menit kemudian, game itu berhasil terpasang di ponselnya. Dia membuka aplikasi tersebut, dan begitu musik latar PUBG yang khas terdengar, dia merasa seperti baru saja melangkah ke dunia yang benar-benar berbeda.

Dengan penuh semangat, dia mulai membuat akun, memilih karakter, dan masuk ke dalam lobi permainan.

Yeyen menarik napas panjang, lalu tersenyum kecil.

"Baiklah… ayo kita mulai."

Dia mulai membayangkan bagaimana dengan kerennya dia bisa mengalahkan musuh dan bermain dengan teman-teman sekolahnya.