Chereads / Yeyen dan Dunia PUBG / Chapter 3 - Pertemuan dengan Panci

Chapter 3 - Pertemuan dengan Panci

Sejak pertama kali memainkan PUBG, Yeyen sudah mulai memahami cara bertahan hidup, menghindari serangan, dan tentu saja, menembak. Tapi satu hal yang tidak pernah dia sangka—panci bisa menjadi senjata mematikan!

Malam itu, dia memutuskan bermain mode squad dengan tim acak. Setelah loading, dia mendapati dirinya bersama tiga orang yang tidak dikenal.

"Oke, kita turun di Pochinki, ya?"

"Setuju, Pochinki rame. Seru ini!"

"Gaskeun!"

Suara berat mereka terdengar jelas di voice chat, tapi Yeyen tetap diam. Dia memang tidak pernah menyalakan mic saat bermain dengan orang asing.

Ketika waktunya tiba, mereka melompat bersama dan meluncur ke Pochinki.

Begitu mendarat—

"Eh? Tidak ada senjata?"

Yeyen masuk ke salah satu rumah, tapi hanya menemukan panci tergeletak di lantai.

Belum sempat berpikir lebih lama, tiba-tiba langkah kaki terdengar mendekat. Seorang musuh masuk ke rumah yang sama!

Dengan panik, Yeyen langsung mengayunkan panci sekuat tenaga.

PLAK! PLAK! PLAK!

Musuh itu knock out seketika.

Dia menatap layar dengan ekspresi kosong.

"Eh? Aku baru saja… membunuh orang pakai panci?"

Seketika suara di voice chat timnya ramai.

"Woy! Itu tadi kill pakai panci?!"

"Widih, si nomor 4 nge-kill pake panci."

"Aku ketawa ngakak, sumpah!"

Yeyen masih bengong.

"Panci ini… kuat juga."

Tanpa banyak bicara, dia mengambil loot dari musuh yang sudah menjadi peti mayat dan melanjutkan permainan.

Pertandingan berjalan seru. Timnya berhasil mengumpulkan cukup banyak loot, dan mereka mulai bergerak menuju zona aman.

Tapi tiba-tiba—

DOR! DOR! DOR!

Tembakan datang dari bukit sebelah!

"Musuh! 75 derajat!"

"Aduh, aku kena tembak!"

"Butuh cover! Woy, nomor 4 hati-hati!"

Yeyen buru-buru berlindung di balik batu. Dia mengintip sedikit dan melihat dua musuh berlari mendekat.

Sialnya, peluru di senjatanya habis!

Setelah melihat situasi, dia mengambil granat yang tadi dia temukan.

"Oke, aku coba lempar."

Dia menarik pin granat dan melemparkannya ke arah musuh.

BOOM!

Kill feed muncul: "PutriMalu knocked out playerY dengan granat."

"Gila, nomor 4 ini pro apa gimana?"

"Sisa satu musuh!" teriak satu teman tim dari voice chat.

Dengan nekat, Yeyen berlari ke arah musuh sambil mengangkat panci.

"Woy, dia ngapain?!"

"Dia maju?! Sumpah, ini gila!"

"AKU NGGAK KUAT KETAWA!"

PLAK!

Musuh yang tersisa kena!

Kill feed menunjukkan: "PutriMalu knocked out Player dengan panci."

Timnya langsung heboh di voice chat.

"Beneran nggak sih ini? Cheater kali ya?!"

"Aku nggak pernah lihat yang kayak gini!"

"Gila, nomor 4 ini pro atau gimana?!"

Yeyen diam sejenak.

"Huh. Ternyata panci ini lebih kuat dari yang aku kira."

Setelah memastikan semua musuh tumbang, mereka melanjutkan perjalanan. Setelah kejadian itu, yeyen mendengar beberapa kali teman timnya yang memaksanya untuk ikut bergabung dalam voice chat. Tapi dia tidak mengikuti.

Setelah bertahan hingga zona akhir, tim mereka kini berada di antara bebatuan.

Sisa tiga musuh lain masih hidup.

"Zona semakin kecil, hati-hati."

Tiba-tiba—

DOR!

"Sniper! Aku knock!" teriak nomor 2.

Yeyen buru-buru merunduk di balik batu. Peluru senjatanya hampir habis.

"Ya Tuhan... ini bakal sulit."

Dia melihat seorang musuh mulai mendekat dari sisi kanan. Tanpa pikir panjang, dia mengganti ke panci dan berlari ke arahnya.

Musuh itu menembak, tapi pancinya malah memantulkan beberapa peluru!

PLAK!

Knock!

Sementara itu, dua musuh lain terlihat dari kejauhan. Dengan peluru terakhir di UMP-nya, Yeyen menembak salah satu dari mereka dan berhasil knock out lagi.

Kini tersisa satu musuh terakhir.

Temannya yang masih hidup membantu menembakkan beberapa peluru ke arah musuh terakhir, memaksa musuh itu mendekat ke zona aman.

Tangannya mulai bergemetar dan nafasnya mulai terasa berat. Tapi zona semakin mengecil. Jika dia tidak melakukan sesuatu, mereka bisa kalah.

"Baiklah…"

Dengan sedikit ragu, Yeyen mengambil ancang-ancang dan melempar pancinya ke arah musuh terakhir.

PLAK!

Panci itu mengenai kepala musuh tepat sasaran.

Winner Winner Chicken Dinner!

Timnya berteriak kegirangan di voice chat.

"GILA! NOMOR 4 GILA!"

"DIA NGE-WIN PAKE PANCI?!"

"Sumpah, ini harus jadi legenda!"

Setelah pertandingan, Yeyen menerima undangan pertemanan dari mereka.

Dia menatap layar, melihat notifikasi itu sejenak… Dia melihat nama-nama unik mereka.

Canggung. Dia tidak terbiasa memiliki teman online laki-laki, jadi dia mengabaikan undangan itu.

"Permainannya seru, tapi kayaknya cukup sampai di sini."

Dia pun menutup game dan meregangkan tubuhnya.

Malam ini, dia tidak hanya menang, tapi juga membuktikan satu hal:

Panci… bukan senjata biasa.