Chereads / Rex & Sigma: Skrip Dunia Yang Kacau / Chapter 6 - Bab 5 - Kota Pertama, Masalah Pertama

Chapter 6 - Bab 5 - Kota Pertama, Masalah Pertama

Matahari pagi perlahan muncul di ufuk timur, sinarnya menembus celah dedaunan dan menyinari wajah Rex yang masih tertidur di atas pohon.

"Ugh... punggungku..." Rex mengerang pelan sambil menggeliat. Tidur di atas pohon memang lebih aman, tapi sama sekali tidak nyaman.

Dia meregangkan badannya sebelum akhirnya turun dengan hati-hati.

"Baiklah, hari ini aku harus mencari kota atau desa terdekat."

[Rekomendasi: Ikuti sungai. Peradaban biasanya terbentuk di sekitar sumber air.]

"Itu masuk akal... terima kasih, Sigma."

[Fakta tambahan: Manusia memiliki kemungkinan bertahan hidup lebih tinggi jika bekerja sama dalam komunitas.]

"Aku tahu itu!" Rex mendengus. "Aku bukan manusia gua!"

Setelah memastikan perbekalannya—yang hanya terdiri dari sedikit daging panggang dan beberapa batu—Rex mulai berjalan menyusuri tepi sungai.

---

Setelah hampir dua jam berjalan, Rex akhirnya melihat sesuatu di kejauhan.

"Asap... itu berarti ada orang!"

Dengan semangat baru, dia mempercepat langkahnya. Tak lama kemudian, dia menemukan sebuah jalan tanah yang cukup lebar, kemungkinan sering dilewati pedagang atau penduduk desa.

Di ujung jalan, sebuah gerbang kayu besar berdiri kokoh.

"Yes! Aku menemukannya!"

Kota kecil itu dikelilingi pagar kayu sederhana, dan beberapa penjaga bersenjata berdiri di depan gerbang. Kota ini terlihat seperti permukiman abad pertengahan dengan bangunan batu dan kayu yang berjejer di dalamnya.

Rex menghela napas lega. "Akhirnya, peradaban!"

Namun, sebelum dia bisa melangkah masuk—

[Peringatan: Pendatang asing biasanya dicurigai. Berhati-hatilah.]

"...Ah, benar juga."

Dengan penampilan compang-camping dan tanpa identitas, dia pasti akan dianggap mencurigakan. Dia harus mencari cara untuk masuk tanpa menimbulkan masalah.

"Baiklah, mari coba pura-pura jadi petualang."

Dengan langkah santai, Rex mendekati gerbang. Dua penjaga langsung menatapnya dengan curiga.

"Berhenti di situ! Identitasmu?"

Rex tersenyum canggung. "Uh... aku seorang petualang yang baru tiba. Aku tersesat di hutan dan akhirnya sampai di sini."

Salah satu penjaga menyipitkan mata. "Mana lambang guild-mu?"

Rex membeku.

"...Guild?"

[Peringatan: Sistem petualang di dunia ini memiliki regulasi ketat. Pendatang yang tidak terdaftar bisa dianggap sebagai gelandangan atau bahkan mata-mata.]

"Aduh, kenapa kau nggak bilang ini lebih awal?!" Rex menggerutu dalam hati.

Melihat Rex ragu-ragu, penjaga itu mulai waspada.

"Kau tidak punya lambang guild? Dari mana asalmu?"

Rex berpikir cepat. Dia tidak bisa mengaku berasal dari dunia lain, dan dia juga tidak punya latar belakang di dunia ini.

"Saya, uh... berasal dari desa kecil di pegunungan. Saya pergi untuk mencari pekerjaan sebagai petualang, tapi tersesat di hutan."

Penjaga itu menatapnya dari kepala hingga kaki. "Kalau begitu, kau harus mendaftarkan diri di guild petualang dulu. Kota ini tidak menerima pengangguran tanpa tujuan."

Rex menghela napas lega. "Baik, saya mengerti. Bisa tunjukkan jalan ke guild?"

Salah satu penjaga menunjuk ke dalam kota. "Masuk saja dan belok kiri di alun-alun. Gedung guild ada di sana."

"Terima kasih!"

Rex akhirnya berhasil masuk ke kota tanpa masalah besar. Namun, dia sadar satu hal.

"Dunia ini benar-benar penuh aturan... bahkan untuk jadi petualang pun harus ada registrasi resmi."

[Sistem dunia ini mengikuti struktur ekonomi dan sosial yang stabil. Tidak seperti beberapa dunia isekai klise, di mana orang bisa jadi petualang hanya dengan mengangkat pedang.]

"Ya ya, aku sudah mengerti."

Sekarang, tujuan berikutnya: mendaftar sebagai petualang dan mencari cara untuk bertahan hidup di kota ini!

TBC...