Sore hari di tengah hutan
"Terima kasih banyak udah mau bantuin kita menolong teman-teman ku" kata salah satu Elf.
"Mmhh, aku juga seneng bisa sedikit membantu kalian!" Dia tersenyum lebar sambil menggaruk kepalanya.
Para Elf tersenyum.
"Oh iya, kamu sebelumnya bilang ada urusan. Emang kamu mau pergi kemana?" kata salah satu Elf dengan suara lirih.
"Ahh soal itu, sebenernya aku sedang mencari sebuah desa untuk beristirahat!"
"Aku bukan berasal dari sini, jadi aku gak tau harus ke arah mana supaya bisa sampai ke desa." katanya sambil menatap padanya.
"Ahh sudah deket kok, kamu lurus aja dari sini nanti pasti kamu akan bertemu dengan penduduk desa" kata Elf dengan suara lirih.
"Ahh makasih banyak atas arahannya." katanya sambil tersenyum.
Salah satu Elf merasa penasaran.
"Mmhh, emang kamu berasal dari mana? Kenapa kamu bisa ada disini?"
'Aku juga gak tau kenapa?! Tiba-tiba pas terbangun aku udah ada disini!' dalam hatinya
Dia menjawab rasa penasaran Elf itu.
"Eemm aku berasal dari tempat yang jauh, aku juga gak inget apa-apa kenapa aku bisa berakhir di hutan ini!"
"Hutan ini sangat berbahaya loh untuk seorang manusia, tidak ada manusia yang berani memasuki hutan sampai sedalam ini kecuali Para Petualang!" kata elf
Dia tersentak.
"Ehh Para Petualang? Apa itu?!"
Elf terkejut.
"Eeehh, kamu gak tau Para Petualang?"
"Ehe, nggak!" ia memalingkan wajah dengan ekspresi konyol
"Jadi Para Petualang itu sering membasmi monster-monster untuk mendapatkan bayaran, biasanya Para Petualang itu berkelompok saling mensupport satu sama lain." kata elf
'Mmhh jadi Para Petualang itu semacam pekerjaan di dunia ini.' dalam hatinya
Dia terkejut.
"Tunggu tunggu, jadi kita harus melawan monster untuk mendapatkan uang gitu?!"
Elf tersenyum dan tertawa tipis sambil menutupi mulutnya.
"Mmhh betul, semakin tinggi tingkat monsternya semakin besar bayarannya. Makanya banyak Para Petualang sering membasmi monster di hutan ini!"
"Ehh tapi selama perjalanan ku, aku gak pernah tuh bertemu dengan siapapun." katanya dengan tatapan penasaran.
"Ehe, kamu bener bener gak tau apa-apa yah."
Elf menjelaskan dengan suara lirih nya.
"Jadi mulai dari titik ini itu sudah berbeda tingkatan nya, semua orang gak berani untuk masuk lebih dalam lagi bahkan untuk Para Petualang! Karena sudah tempatnya para Monster dengan ras terkuat berkumpul!"
Apa kamu tau hutan ini disebut apa oleh Para Petualang?
Dia menelan ludah dengan ekspresi serius yang membuatnya terlihat bodoh.
"Aku gak tau? Emang disebut apa?"
"Hutan Mematikan" kata Elf dengan suara lirih.
"Ehh, terdengar sangat berbaha—"
Salah satu Elf langsung memegang pundaknya sambil menatapnya.
"Bukan berbahaya lagi, bahkan hanya dengan merasakan aura dari para monster bisa membuat tubuh kita mematung saking menakutkannya!"
"Eeehh, sereemm."
"Jadi setiap monster dengan ras yang terkuat memiliki wilayahnya masing-masing!
Jadi semakin dekat dengan desa semakin rendah tingkat monsternya." kata Elf
"Ohh jadi gitu, makasih udah ngasih tau aku."
"Yaudah kalau gitu aku duluan ya, kalian semua hati-hati pulangnya." katanya sambil berbalik badan
"Mmhh, terima kasih banyak! TERIMA KASIH! Makasih! Terima kasih!" kata Para Elf dengan serentak.
(Begitulah, hutan ini memang taman bagi para monster. Jadi ada beberapa jenis monster dengan tingkatan yang berbeda)
(Pertama ada Monster dengan tingkat D biasanya itu dekat dengan pendesaan, dan selanjutnya C sedikit jauh dari pendesaan, untuk tingkat B sudah berjauhan dengan pendesaan, tingkat A terkadang suka berpindah pindah ke wilayah tingkat B dan tingkat C, dan untuk tingkat S itu semakin jauh dari pendesaan, dan terakhir perkumpulan monster dengan ras terkuat yang membuat hutan ini dijuluki dengan hutan mematikan)
(Salah satunya adalah Naga yang dia lawan, mmhh dia dengan mudah mengalahkan monster dengan ras terkuat hanya dengan sekali serang. Memang diluar batas orang Normal)
"Uuwww baik-baik banget Para Elf tadi, syukurlah gak terjadi hal yang tidak diinginkan." katanya sambil melayang melanjutkan perjalannya.
Beberapa saat kemudian...
Ia melihat ada sesuatu dibawah.
"Ehh ada hewan kecil, keliatannya dia sedang kesulitan! Aku bantuin deh."
"Kamu kenapa? Kok bisa ada ditempat berbahaya seperti ini?"
Hewannya sedikit ketakutan!
"Tenang jangan takut, kayaknya dia terluka cukup parah deh!"
"Untung aku udah bisa pake sihir penyembuhan, yappp baiklah sini-sini aku akan sembuhin luka mu!" Ia berjalan mendekatinya.
Hewannya bergetar seperti ketakutan.
"Ahh lucu banget sih kamu, kamu hewan macam apa? Aku gak pernah liat sebelumnya." ia mengelus-elus kepalanya.
Hewannya mengeluarkan suara, dia kelihatan senang karena sudah di tolong olehnya.
"Yappp baiklah kalo gitu aku pergi dulu ya, hati-hati jangan sampai kamu terluka lagi yaa!" katanya sambil berdiri.
Saat dia hendak pergi hewan itu pun mengikutinya, seakan-akan nalurinya berkata dia orang yang baik karena sudah menolongnya.
(Sebenernya hewan ini adalah hewan yang sangat legendaris yang diburu oleh banyak orang, karena dia memiliki kekuatan yang sangat kuat dan bisa membantu untuk melawan para monster!)
(Tapi hewan ini tidak akan mau menjalin kontrak dengan manusia, bahkan ras selain manusia.
Tapi entah kenapa saat bertemu dengannya hewan ini ingin menjalin kontrak dengannya.)
Hewan itu berlari mengejarnya dengan sangat lucu.
"Ehh ada apa? Kok kamu masih disini?" ia mengelus-elus kepalanya.
Hewan itu bersandar dan tiba-tiba cahaya menyinari seluruh tubuhnya!
"Ehh apa yang terjadi?" katanya sambil terkejut.
Hewannya mengeluarkan suara.
Ia menggendongnya sambil mengelus-elus kepalanya.
"Kamu keliatannya pengen ikut denganku?"
"Yaudah kalo gitu aku akan membawamu dalam perjalanan ku menjelajah didunia ini!"
Hewan itu mengeluarkan suara.
(Yahh, keliatannya hewan itu sudah menjalin kontrak sepihak dengannya)
"Apa masih jauh ya pendesaan? Gak sabar pengen cepet-cepet sampai!" Ia berjalan sambil mengelus-elus kepalanya.
Beberapa saat kemudian...
"Akhirnya sampai juga, jadi ini desanya."
Dia pun berjalan masuk ke desa.
"Waahh ramai banget, baiklah pertama-tama aku akan mencari tempat untuk makan terus mencari tempat dimana Para Petualang berada!"
Dia celingak-celinguk mencari seseorang untuk menanyakan arah.
"Eemm permisi, aku sedang mencari tempat Para Petualang berada, apa kamu tau dimana tempatnya?" ia bertanya kepada orang yang berlalu-lalang.
"Ohh iya, dari disini kamu lurus aja nanti belokan pertama ke kanan." kata penduduk desa.
"Ciri-ciri tempatnya itu cukup besar dan berjauhan dari bangunan lain, nanti juga kamu bakal tau kalo udah liat."
"Mmhh, terima kasih atas arahannya!" katanya sambil tersenyum.
"Iya sama-sama, kalo gitu aku duluan ya." kata penduduk sambil pergi.
"Iya hati-hati ya, aahh baik-baik banget penduduk disini."
"Baiklah tanpa menunda-nunda lagi, ayo kita langsung pergi aja!"
Hewannya mengeluarkan suara.
Beberapa saat kemudian...
Dia terkejut melihat tempat Para Petualang yang belum pernah dia liat sebelumnya.
"Waahhhh mungkin ini tempat yang di maksud orang itu!"
"Cukup besar, berjauhan dengan bangunan lain. Ya tidak salah lagi!" Ia berjalan masuk dan langsung membuka pintu tanpa ragu.
Semuanya terdiam saat dia masuk ketempat itu.
"Eh siapa dia? Dia orang barukah? Kayaknya dia bukan dari sini? Hewan apa yang bersamanya?" semua petualang berbisik membicarakan nya.
Dia terkejut dan heran.
"Kenapa semuanya menatapku?"
"Apa ada yang aneh denganku?" ia melihat sekeliling.
Hewannya mengeluarkan suara.
(Mungkin itu karena auranya dan hewan yang bersamanya membuat semua orang terdiam dan langsung menjadi pusat perhatian ditempat itu)
(Karena dia masih belum sepenuhnya paham dengan dunia ini, jadi dia tidak menyembunyikan aura miliknya dan terang-terangan membawa hewan legendaris)
(Didunia ini manusia maupun monster bisa sama-sama merasakan aura, dan terang-terangan membawa hewan legendaris itu jelas akan menjadi pusat perhatian)
"Udahlah langsung duduk aja, pesen makan habis itu istirahat... ehe!" katanya sambil berjalan ke salah satu meja kosong.
Hewannya mengeluarkan suara
Beberapa saat kemudian...
"Ahh enak banget makanannya iya kan!" katanya sambil mengelus-elus hewannya.
Hewannya mengeluarkan suara
Pelayan menghampirinya memberikan sesuatu.
"Terima kasih banyak, ini tagihan untuk makanannya!"
"E-EH?" Dia terdiam mematung beberapa saat.
"EEEEEHHHHH, LUPAAAA KALO AKU GAK PUNYA UANG DIDUNIA INI!!!" ia berkeringat dan berekspresi konyol"
(Yah begitulah, karena banyak hal yang terjadi, dia jadi nggak sempat berfikir soal tagihan dari makanan yang dia makan)
Hewannya mengeluarkan suara