Chapter 4 - Serigala Bencana

"Ma-Ma-Master! I-itu serigala bencana Master!" Lara bergetar ketakutan sambil memeluknya dari belakang.

Serigala itu menatap mereka berdua dengan tatapan menyeramkan.

Ia mengusap-usap kepalanya dan memakaikai sihir penghalang untuk Lara.

"Lara gausah takut yah, sekarang Lara sembunyi di balik pohon itu, sampai aku bilang udah aman!" katanya sambil berjalan mendekati serigala bencana itu dengan tatapan tajam.

(Serigala bencana, hewan yang selalu menghancurkan apapun yang ada didepannya, dia berukuran besar dan memiliki taring serta kuku yang sangat tajam!)

(Hewan ini sangat ditakuti semua orang apalagi bagi para pedagang yang berlalu-lalang keluar masuk desa)

—GRRRHHH

Serigala itu menggeram dan menatapnya sebagai santapannya.

Dia mulai memakai sihir penghalang berlapis-lapis untuk membatasi pergerakan si serigala, agar tidak bisa mendekati Lara atau melarikan diri.

Serigala itu seperti tersenyum menatapnya dan memperlihatkan taringnya yang menakutkan.

"Oke, kalau kamu gak mau menyerang duluan aku yang akan menyerang!" katanya dia langsung berpindah tempat dan memukul serigala itu.

—BAAMMM!

Serigala bencana itu terpental jauh karena tidak bisa merespon kecepatannya.

Dia keliatan sangat marah dan menyerang balik dengan lolongan yang mengeluarkan sihir angin yang sangat kuat.

—FWOOOSH!

"Argh... Tekanan anginnya sangat kuat, aku gak bisa bergerak!" katanya sambil terdorong kebelakang.

Serigala itu melaju secepat angin kearahnya.

Dia membelalakkan matanya dan terkejut.

"Urgh-"

Serigala itu mencakar nya dengan kuku panjangnya yang tajam dan membuatnya terpental.

Lara terkejut dan berteriak.

"MASTEERRR!!!"

"Uhuk-uhuk... Argh! Bukan hanya kuat, tapi juga dia sangat cepat!" Dia berusaha untuk berdiri dengan tertatih-tatih.

Lara menatapnya dengan berkaca-kaca.

"MASTEERRR! Master gapapa?" kata Lara sambil berteriak.

Serigala itu pun menyerangnya lagi, dia melompat kearahnya dan mencakar nya.

"Urgh..." Dia terhempas dan darah keluar dari mulutnya.

Lara mengeluarkan air mata.

"Master... Cukup Master, buka penghalangnya! Biarkan Lara membantu Master melawan monster itu!" kata Lara sambil tersedu-sedu.

"AHA!HA!AHA! Oyy bocah, kamu berisik banget dari tadi! Bisa diam sebentar setelah aku menghabisi orang itu!" kata serigala

(Sedikit informasi, tidak semua monster bisa berbahasa Manusia! Hanya monster tertentu yang bisa berbahasa Manusia, salah satunya Serigala Bencana!)

Matanya terbuka dan pandangannya sedikit kabur, dia mencoba untuk berdiri sambil tertatih-tatih.

Dia menatap kearah Lara dan tersentak melihatnya menangis.

Menghela nafas panjang.

"Mmhh, kayaknya aku harus mulai serius. Dia bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan!" katanya sambil melayang jauh keatas.

Lara terkejut melihatnya ternyata masih bergerak.

"Master..." Kata Lara sambil mengusap air matanya.

Serigala itu terkejut melihatnya masih bisa bertahan dari serangan mematikannya.

"AHA!HA!AHA! Menarik, siapa sebenarnya kamu? Tidak ada yang bisa bertahan dari serangan ku sebelumnya!"

Dia menatap serigala itu dan tersenyum.

"Yaahhh, tadi itu sangat menyenangkan..."

Tiba-tiba banyak api yang sangat besar berterbangan disekitar nya, semakin lama semakin banyak api bermunculan dan hampir memenuhi penghalang.

"Mmhh, kayaknya aku berlebihan deh, semoga aja penghalang ku gak hancur karena sihir ini!" katanya sambil terus memunculkan sihir apinya.

Lara terkesima melihatnya sampai-sampai mulutnya terbuka.

Serigala sedikit khawatir dia langsung menggunakan penghalang berlapis-lapis menyelimuti tubuhnya.

"Ciks... Mungkin aku juga terlalu berlebihan memakai penghalang berlapis-lapis! Serangannya mungkin gak akan sekuat itu!" kata serigala

Dia tersenyum kepada serigala itu.

"Ehe, mari kita liat penghalang siapa yang lebih lama bertahan dari ratusan bola api besar ini"

"Kenapa perasaan ku gak enak! Hemh gak mungkin penghalangnya lebih kuat dari ku! Tenang aja ga ada yang perlu ditakutkan!" kata serigala dengan wajah cemas

"Baiklah, bersiaplah Serigala Bencana! Nikmati setiap detiknya, karena ini hadiah khusus buat kamu!" katanya sambil tersenyum.

Lara masih menatapnya dengan ekspresi yang sama, mudah-mudahan dia gak lupa untuk bernafas.

Serigala itu tersenyum menatapnya!

"Hemh, sini..."

Dia pun melancarkan sihir apinya kepada serigala itu secara beruntun, dan serigala itu mulai kesulitan!

"Argh... Aku cuma perlu bertahan sampai dia kehabisan energinya, dan saat itu terjadi, aku akan menyerangnya balik!" kata serigala

Dia tertawa kepada serigala dan berkata.

"Liat! Mau sampai kapan kamu menunggu sampai energi ku habis!" Dia melepaskan auranya yang selama ini dia sembunyikan.

Serigala itu terkejut dan mulai lemas.

"A-Apa?!" katanya sambil tercengang.

Dia mulai panik.

"Gak mungkin! Gak mungkin! Gak mungkin!"

"A-Au-Auranya memenuhi penghalangnya, k-kamu siapa sebenarnya! Mana ada manusia yang memiliki energi sebanyak itu sampai-sampai auranya berkobar-kobar!" katanya dengan sangat ketakutan.

(Aku akan menjelaskan sebentar, energi itu yang membuat seseorang bisa menggunakan sihir! Dan aura itu menggambarkan energi seseorang!)

(Jika aura seseorang keluar dengan sangat besar, maka energinya juga sangat banyak. Dan dia sudah menyadari hal itu, makanya dia menekan auranya sekecil mungkin supaya dia tidak menarik perhatian orang sekitarnya seperti sebelumnya)

Dia melancarkan serangan terakhir nya dengan menyatukan seluruh bola api itu menjadi satu! Dan itu sangatlah besar!

Serigala itu sudah kehabisan energi dan terluka cukup parah.

"Urgh... Kayaknya aku gak akan bisa menahan serangan itu, aku udah gak kua-"

—BOOMMM!

Dia pun melepaskan penghalangnya, asap dan api pun mulai meredup.

Dia menghampiri serigala itu.

"Eeehh, sesuai dengan dugaan ku! Ternyata dia cuman pingsan" katanya sambil menatapnya.

"Master... Master... Ehe!he!ehe!" Lara berlari kearahnya sambil tertawa.

"Dia sangat kuat, gak mungkin serangan itu cukup untuk memb*unuhnya!" katanya sambil memeluk Lara.

Lara memiringkan kepalanya.

"Master! Ada apa? Kok ngeliatin serigalanya terus, dia udah meninggal kan!" kata Lara terheran-heran.

"Nggak, dia cuman pingsan karena terlalu banyak menggunakan energi dan terluka cukup parah!"

Lara tercengang.

"Heeeehhhh... Di-Di-Dia masih hidup? Kok bisa dia bertahan dari serangan Master?" kara Lara sambil bergetar.

(Yahhh, seperti biasa sepertinya Mc kita ini terlalu baik sampai-sampai dia menyerang hanya sampai batasan musuhnya bisa bertahan)

"Dia itu kuat loh Lara, kalo hanya serangan segitu gak akan bisa memb*nuhnya!" katanya

Lara bergetar.

"Na-Na-Nanti kalo dia bangun lagi gimana Master!" kata Lara sambil memegang tangannya.

Dia tersenyum sambil menatapnya.

"Lara tenang aja , dia gak akan bisa bertarung untuk beberapa hari, jadi gak ada yang perlu ditakutkan!"

Lara sambil menunjuk ke serigala itu.

"Tapi nanti kalo energinya sudah kembali dia akan melukai orang-orang dan para pedagang lagi!" kata Lara sambil berwajah muram

"Master inget waktu Master ketemu Lara saat pertama kali? Lara terluka gara-gara serigala ini!"

Dia tersentak.

"Eeehh, jadi Lara terluka waktu itu gara-gara dia!"

Lara menganggukan kepalanya.

"Mmhh..."

—GRRRRHHH!

Mereka berdua terkejut dan Lara berteriak kabur kebelakang Masternya.

"Ka-Kamu... Kenapa kamu nggak memb*nuhku! Kamu pasti ingin memb*nuhku kan sama seperti orang-orang!" Serigala itu bicara dengan lemas.

"Awalnya aku berpikir begitu, demi kebaikan semua orang! Tapi aku mengurungkan niatku dan mencoba cara lain!

"Uhuk-uhuk... Apa itu?" kata serigala

"Apa kamu mau menerima permintaan ku untuk berhenti menyerang orang-orang yang berlalu-lalang!"

Serigala itu terkejut.

"Huh? Cuma itu?!" kata serigala

Dia menganggukan kepalanya.

"Mmhh, itu aja!"

Dia mendekati serigala itu dan menyembuhkannya dengan sihir penyembuhan.

Lara terkaget-kaget.

"Eeeehhhh... Ma-Ma-Master kenapa Master nyembuhin dia? Na-Na-Nanti kalo dia ngamuk lagi gimana!" kata Lara sambil menunjuk ke serigala itu.

Serigala itu terkejut setelah dia menyembuhkannya.

"Ka-kamu... Kenapa kamu nyembuhin aku? Aku kan belum jawab permintaan kamu! Kalo aku nggak mau gimana?" kata serigala itu dengan gugup.

Lara tercengang

"Heeeehhhh..."

Dia tersenyum lebar.

"Kalo kamu menolak permintaan aku gapapa, tapi dengan sangat terpaksa aku harus mengurungmu dengan penghalang ku, supaya nanti kamu gak melukai siapapun lagi!" katanya sambil menggaruk kepalanya.

Lara terkejut dan terjatuh.

"Serius Master...?"

"Eeehh, yaudah kalo gitu, aku akan menerima permintaan mu! Ehe!" kata serigala.

Lara terdiam dan matanya berkedut