Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Shadowborne: The Cursed Prodigy

🇮🇩Mghnraa
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
51
Views
Synopsis
Di dunia yang ditaklukkan oleh cahaya, kegelapan dianggap sebagai kutukan yang harus dimusnahkan. Seorang anak jenius lahir dengan energi yang tidak seharusnya ada—kegelapan yang mengalir dalam darahnya membuatnya dibuang oleh keluarganya sendiri. Dihantui oleh kebencian dan keputusasaan, ia bertahan di dunia yang ingin menghancurkannya. Di usia 18 tahun, takdir mempertemukannya dengan seorang elf yang sekarat di dalam hutan. Dengan tangan yang ternoda oleh kegelapan, ia menyelamatkan makhluk paling suci yang pernah ada. Sebagai balas budi, sang elf bersumpah untuk menjadi pelayannya. Namun, takdir kejam tidak membiarkan mereka bahagia. Ketika sang elf mengorbankan diri demi melindunginya dari serangan seorang kaisar, kemarahan dan keputusasaan mengubahnya menjadi monster yang siap mengguncang dunia. Dengan mayat kekasihnya yang ia bekukan, ia bersumpah untuk menguasai sihir, membangkitkan kembali satu-satunya orang yang mencintainya, dan membalas dendam kepada dunia yang telah menghancurkannya. Kegelapan telah lahir kembali. Dunia tidak akan pernah sama lagi.
VIEW MORE

Chapter 1 - Anak yang Dikutuk

Di tengah kegelapan malam, badai mengamuk di langit kerajaan Eldoria. Kilat menyambar, menerangi menara-menara istana yang menjulang tinggi. Hujan deras mengguyur atap-atap, membasahi tanah yang dingin. Di dalam istana megah yang berdiri kokoh di jantung kerajaan, seorang raja dan ratu menatap bayi yang baru saja lahir—bayi mereka sendiri. Namun, bukan kebahagiaan yang tergambar di wajah mereka, melainkan ketakutan.

Bayi itu menangis keras, tubuhnya mungil dan lemah. Tapi yang membuat semua orang di ruangan itu ketakutan adalah aura gelap yang menguar dari tubuhnya. Bayi yang seharusnya membawa berkah bagi kerajaan justru membawa energi yang selama ini dianggap sebagai kutukan—energi kegelapan.

Seorang pendeta tua dari Ordo Cahaya berdiri di dekat tempat tidur ratu, wajahnya pucat pasi. Ia menggenggam liontin suci di tangannya, seolah memohon perlindungan. "Yang Mulia," katanya dengan suara bergetar, "anak ini… adalah ancaman. Energi kegelapan mengalir dalam darahnya. Jika dibiarkan hidup, suatu hari ia akan membawa kehancuran bagi dunia."

Raja Eldric, seorang pria dengan janggut keemasan dan mata tajam, mengepalkan tangannya. Ia menatap istrinya, Ratu Seraphina, yang masih terbaring lemah di ranjang. Mata ratu berkaca-kaca, tetapi ia tidak berkata apa-apa.

"Jadi... kau ingin aku membunuh anakku sendiri?" suara raja terdengar berat.

Pendeta itu menunduk. "Ampun, Yang Mulia. Tidak ada pilihan lain. Elemen kegelapan adalah kutukan. Jika berita ini tersebar, rakyat akan panik. Organisasi suci tidak akan tinggal diam."

Ruangan itu dipenuhi keheningan yang mencekam. Raja Eldric menatap bayinya. Mata bayi itu masih tertutup, tetapi aura gelap di sekelilingnya berputar perlahan, seperti sesuatu yang hidup. Sang raja menghela napas panjang. "Aku tidak akan membunuhnya."

Pendeta tua itu terkejut. "Yang Mulia—!"

"Tapi aku juga tidak bisa membiarkannya hidup di sini," potong sang raja. Ia memejamkan matanya sejenak sebelum kembali menatap pendeta. "Ambil bayi ini. Bawa dia jauh dari istana. Pastikan dia mati… atau setidaknya tidak pernah kembali ke Eldoria."

Ratu Seraphina menoleh dengan wajah penuh kepedihan. Ia ingin berbicara, tetapi tubuhnya masih terlalu lemah. Air mata jatuh di pipinya.

Tanpa banyak kata, pendeta itu mengangguk. Malam itu, di tengah badai yang mengamuk, seorang bayi dibawa pergi dari istana, ditinggalkan di dunia yang tidak menginginkannya.

-----

Hutan hitam di perbatasan Eldoria adalah tempat yang ditakuti oleh siapa pun. Pohon-pohon tua menjulang tinggi dengan cabang-cabang yang melilit satu sama lain, menciptakan bayangan menyeramkan. Suara angin berdesir di antara dedaunan, membawa bisikan yang tidak jelas.

Di tengah hutan itu, seorang lelaki tua berjubah compang-camping berjalan tertatih. Di tangannya, ia menggendong bayi yang telah ditinggalkan oleh dunia. Lelaki tua itu, seorang pertapa yang tinggal di hutan, menatap bayi itu dengan mata penuh rasa ingin tahu.

"Hmm… menarik," gumamnya.

Ia bisa merasakan aura gelap yang mengelilingi anak itu. Tidak seperti para pendeta yang takut pada energi ini, lelaki tua itu justru tertarik. Ia telah hidup cukup lama untuk tahu bahwa kegelapan bukan hanya kutukan. Kegelapan adalah kekuatan yang tidak dipahami oleh orang-orang bodoh.

"Aku akan memanggilmu… Raviel," katanya, menamai bayi itu dengan nama yang berarti "bayangan malam."

Malam itu, di bawah langit yang kelam, seorang anak yang ditakdirkan untuk dihancurkan justru menemukan awal yang baru. Ia tidak tahu bahwa suatu hari nanti, dunia yang telah membuangnya akan bergetar di bawah kekuatannya.