Bab 3.
.
.
.
Sedetik kemudian ran memelotot kan matanya ia baru tersadar akan perbuatannya.
.
Ran yang merasa sangat panik langsung mencabut belati kecil yang menancap di perut wanita tersebut.
.
Ia langsung berlari menyusul sang Kaka yang sudah menghilang entah kemana dengan tubuh menegang dan berkeringat dingin.
.
Ran berhenti di depan lapak penjual minuman sambil mengatur nafasnya yang ngos ngosan.
.
"Bang pesen pop ice durian 1" ucap ran kepada pemilik lapak, ia lupa sejenak akan tindakan yang baru saja ia lakukan .
.
"Ini neng cantik" ucap pemilik lapak sambil mengerahkan pesanan milik ran.
.
"Makasih bang" sahut ran sambil menyerahkan uang sesuai jumlah pesanannya.
.
"Ohiya mana Abang" gumam ran ia terus berjalan menyusuri lapak lapak lainnya yang ada di pasar malam tersebut sambil menikmati minumannya.
.
Ran berjalan tanpa tau arah Sampai tak menyadari ia kembali ke titik semula, dimana ia membunuh seseorang.
.
"Loh ini tempat tadi tapi mayatnya nggak ada kemana yah emangnya ada yang mau nyuri mayat" ucap ran lirih.
.
"Dasar gadis nakal" ucap seseorang yang muncul dari kegelapan yang tak lain adalah nik.
.
"Dari mana aja sii" tanya nik
.
"Harusnya aku yang nanya Kaka dari mana aja sih aku cari muter muter nggak ada" tanya balik ran.
.
"Abang hadis beresin kekacauan yang kamu buat" jawab nik.
.
"Emang aku ngacauin apa??" Tanya ran polos
.
Muka polos dan pertanyaan polos yang keluar dari mulus sang adik membuat nik sangat ingin menikamnya sambil berkata adik durjanah.
.
"Kamu abis bunuh orang kan??" Tanya nik dengan nada santai akan tetapi sampai membuat ran terkejut setengah mati.
.
"K-kok Abang tau" tanya balik ran dengan gemetaran entah mengapa saat ia membunuh wanita yang jasatnya sudah di urus oleh nik ia tidak gemetaran sama sekali bahkan setehan membunuhnya.
.
"Itu yang abis Abang urus dasar gadis nakal" ucap nik
.
"Maaf bang" sahut ran sambil menundukkan kepalanya.
.
"Harusnya kamu siksa dulu minimal ambil bola mata atau sayat mulut sampahnya pake pisau kek kenapa langsung nusuk ke perutnya langsung koit mana nembus ginjal lagi" ucapan nik membuat ran terkejut sekaligus melongo mengapa ia tidak dimarahi karena telah membunuh seseorang melainkan dimarahi karena tidak menyiksa korban terlebih dahulu.
.
"Abang buang kemana jasat wanita sampah tadi" tanya ran mereka berdua sudah berada di zona luar pasar malam jadi bebas bagi mereka untuk mengobrol.
.
"Kasih makan anjing" jawab nik santai
.
"Emang anjing doyan Samah" tanya ran lagi
.
"Haha kayanya anjingnya nggak tau itu tubuh manusia soalnya udah Abang potong potong" ucap nik terkekeh
.
"Abang motongnya pake apa perasaan pisaunya ada di aku" ucap ran sambil menunjukan pisau berlumuran darah.
.
"Abang juga ada" ucap nik sambil menunjukkan pisau yang sama dengan ran dari kantong celananya.
.
"Ayo pulang bang'' ucap ran
.
"Baru aja nyampe ayo naik bianglala kamu takut nggak??" ucap nik
.
"Ayo siapa takut" ucap ran lalu bergegas menuju wahana yang dituju.
.
Mereka bersenang senang sambil mencoba dan menaiki beberapa wahana sampai lupa waktu.
.
Pukul setengah 11 akhirnya keduanya pulang menuju ke kediamannya karena sudah terlalu larut akhirnya pengasuh ran meminta nik untuk tidur di rumah ran saja karena pengasuh ran mengetahui siapa nik.
.
Akhirnya esok hari pun tiba.
.
Ran sudah siap pergi ke sekolahnya dan sekarang ia sedang menikmati roti dan segelas susu coklat hangat sambil menonton berita di televisi.
.
"Ayo berangkat" ucap nik mengejutkan ran yang sedang sarapan.
.
"Astaga sampe lupa ada orang asing di rumah" ucap ran dengan malas.
.
"Enak aja aku bukan orang asing" elak nik
.
"Bukan orang asing tapi makhluk asing kan" ucap ran sambil terus melanjutkan sarapannya.
.
Nik juga ikut duduk di samping ran dan langsung menarik piring berisi roti selai yang sudah terbelah menjadi 2.
.
'berita hari ini seorang wanita di temukan tewas dengan sangat mengenaskan di mana tubuhnya sudah terpotong potong menjadi beberapa bagian dan separuhnya sudah dimakan oleh anjing liar dikawasan pasar malam'
.
Byurr
.
Ran menyemburkan susu coklatnya ke sembarang arah dan untungnya tidak mengenai nik.
.
"Gausah kaget gitu dong" ucap nik
.
"Gimana nggak kaget coba orang aku yang bunuh tapi bukan aku yang mutilasi" sahut ran untung saja pengasuh ran sedang berada didalam kamarnya yang jaraknya agak jauh dari ruang makan sehingga keduanya bebas mengobrol.
.
"Abang kenal wanita itu nggak" tanya ran
.
"Kenal dia itu wanita nggak bener" jawab nik
.
"Nggak bener gimana" tanya ran lagi
.
"Dia ke pasar malem mau ketemuan sama om om dan di ajak ke hotel nggak jauh dari lokasi pm" jawab nik
.
"Ada untungnya aku bunuh dia jadi makin sedikit dosanya, tapi kok Abang tau" ran bertanya lagi
.
"Abang liat hp nya" jawan nik yang membuat ran mendengus.
.
Setelah sarapan selesai ran dan kin berangkat bersama karena kebetulan sekolah ran dekat dengan kampus nik.
.
"Nanti datang aja ke alamat yang udah Abang kasih ke kmu masih ada" tanya nik
.
"Masih, hari ini latian apa" tanya ran
.
"Secret" jawab nik sambil mengedipkan sebelah matanya.
.
"Bukannya kuliah pulangnya malem kalo nggak sore" tanya ran
.
"Abang si bebas mau masuk kapan aja soalnya pemilik kampusnya aja Abang" jawaban nik sukses membuat ran terkejut.
.
'woylah gini amat hidup guee" batin ran seakan jiwa iri dengkinya yang selama ini terkubur dalam dalam tumbuh menjadi sebuah pohon yang besar.
.
Singkat cerita sepulang sekolah ran benar benar datang ke kediaman nik, ia juga penasaran bagaimana wujud rumah sang kakanya pemilik kampus.
.
Tak butuh waktu lama hanya dengan berjalan kaki saja ran sampai si sebuah rumah mewah 4 lantai dan sang Abang Sudah menunggu di depan gerbang sambil merokok.
.
"Lama banget sii" ucap nik dengan kesal sambil membuang puntung rokoknya ke sembarang arah lalu menginjaknya.
.
"Abang ngerokok??" Tanya ran
.
"Iya kenapa kaget" tanya nik
.
"B aja lagian orang jepang juga sering ngerokok" jawab ran
.
"Udah ayo masuk kita mulai latihan" ucap nik sambil menggiring ran menuju ruang bawah tanah miliknya.
.
Saat memasuki sebuah pintu yang terbuat dari kayu ran di buat stok melihat potongan potongan anggota tubuh manusia.
.
Ada bola mata yang irisnya berwarna biru. Ada tangan putih pucat dengan jari jari tangan yang lentik ada juga usus manusia yang tergantung begitu saja seakan akan itu adalah tirai panjang yang mempesona.
.
"Kamu juga harus kaya gini kalo ada yang ngusik ketenangan kamu" ucap nik dengan senyum yang mengembang seakan akan ini adalah tempat indah yang ingin ia tunjukkan kepada orang yang ia sayangi.
.
'buset dah Abang gue ternyata psikopat' batin ran
.
Bersambungggg....