Chapter 6 - ngomong apa

Bab.7

.

.

.

Ruang bawah tanah atau ruang gelap hanya terdiri dari tiga lantai saja akan tetapi sangat luas dan ruangannya yang terlihat menyeramkan.

Saat memasuki lantai 1 lantai paling dasar di dalamnya terdapat banyak jeruji besi yang digunakan untuk mengurung seseorang.

Nik dan lainnya berhenti di depan pintu kayu dan jika tidak menggunakan alas kaki babinya akan membeku karena lantainya yang begitu dingin mungkin karena letaknya di dalam tanah.

Pintu terbuka dan bau anyir darah langsung tercium membuat ran langsung menutup hidungnya.

Sesaat pandangan ran berkunang kunang dan langsung menggelap seketika, nik yang hendak masuk merasakan tangannya yng tadinya digenggam erat oleh ran dilepas.

"Ran kamu kenapa" tanya nik anggota inti yang lain juga ikut khawatir

"Sam tutup pintunya mungkin ran pusing bau darah" ucap nik sambil menggendong tubuh mungil ran dan hendak membawanya ke lantai 3 dimana ruangan khusuk untuk mengobati anggota yang terluka berada, akan tetapi sebuah suara menghentikannya.

Ran tiba tiba membuka matanya dan membuat semua orang terkejut pasalnya mata ran semula pupilnya berwarna hitam sekarang berubah warna menjadi merah persis seperti saat latihan.

"Ran.." panggil nik

"Stop" ucap ran dingin

"Turunkan saya" titah ran dan nik pun menurunkan ran sesuai perkataannya

"Ada apa ran" tanya nik hanya ia yang berani bertanya sedangkan anggota yang lain bungkam sekaligus bingung dengan apa yang terjadi

"Saya bukan ran saya adalah Nevis alter ego yang terbentuk saat manusia mencapai titik kesedihannya, saya hadir disini untuk mebalaskan dendam" ucap Nevis alter ego milik ran

"Nevis" ucap nik

Saya ingin memasuki kedalam ruangan yang menarik ini" pinta Nevis sambil menyeringai

Dengan cepat Sam membuka pintu tersebut dan bau anyir darah langsung tercium lagi.

Nevis memasuki ruangan mendahului yang lain.

"Ran kamu mau ngapain" tanya nik

"Bunuh" jawab Nevis dingin

"Jeruji sebelah kanan ada korban baru" ucap nik

Nevis yang ada dalam tubuh ran langsung menuju jeruji yang dimaksud.

Didalamnya terdapat seorang perempuan yang bajunya kurang bahan dan sangat terbuka dia adalah seorang jalang perebut suami orang lain.

"Kalian mundur saya ingin membuat pertunjukan" pinta Nevis dan langsung dituruti semua orang.

Pintu jeruji terbuka dengan mudah tanpa kunci karena Nevis menghancurkan gemboknya dengan satu tangan.

"Nona bangun" ucap Nevis dengan suara lembut dan berlutut di depan perempuan yang tengah pingsan.

"Kamu siapa" tanya perempuan tersebut yang baru bangun dari pingsan dan Nafa bicaranya sangat sombong

"Saya Nevis saya akan membantu nona keluar dari sini" jawan Nevis

"Emangnya kamu anak kecil bisa apa??" Tanya perempuan jalang perebut suami orang.

"Saya bisa dengan mudah mengeluarkan nona saya adalah adik dari pemimpin tempat ini" jawab Nevis

"Ooh kamu adiknya nik yang tampan itu yaah boleh nggak aku ketemu sam dia setelah keluar dari sini" tanya perempuan tersebut sekarang nada bicaranya berubah menjadi suara sok imut yang membuang Nevis ingin muntah akan tetapi ia menahannya.

"Saya bisa bantuin nona keluar dari sini dan ketemu sama Kaka saya tapi ada satu syarat" ucap ran

"Apapun syaratnya akan saya penuhi'' ucap perempuan tersebut yang namanya Desta trinantara

"Mati dulu" sahut Nevis dengan senyum menyeringai dan wajah yang seram.

Desta yang tadinya tersenyum manis kini ketakutan dan mundur perlahan sampai membentur tembok.

Nevis mengambil belati pilihannya dari dalam tas.

Ia menyayat kaki sesta sampai darahnya terciprat ke wajah dan pakaiannya.

Setelah kaki ia beralih ke wajah dan saat wajahnya selesai dilukis menggunakan belati ran mengeluarkan potongan lemon yang sudah ia persiapkan dari rumah nik dan ia peras di atas Luka menganga di wajah Desta ingin lari akan tetapi tangannya sudah diborgol dan borgol tersebut sisi yang satunya ada didalam dinding berlapis beton

Desta serteriak sangat kencang hal ini membuat nik dan yang lainnya kagum akan cara menyiksa yang benar mereka sebenarnya mengintip bahkan kamera hp Rey sysmdah aktif untuk merekam dari awal pertunjukan Nevis.

Nevis mengarahkan belatinya ke dada menusuknya, serta menariknya sampai keperut dan berakhir sudah hidup seorang wanita jalang.

Nevis mengambil organ organ lain seperti jantung pare paru dan hati.

Nik dan yang lain sudah menunggu diluar jeruji.

"Buat apa" tanya nik sambil melipat tangannya di dada

"Jual" jawab Nevis

"Kasih zio dia yang paling ahli menjual organ manusia" ucap nik

Nevis langsung berjalan menuju zio padahal nik belum bilang yang mana zio akan tetapi Nevis sedah mengetahuinya.

"Jual" ucap Nevis dingin sambil menyerahkan jantung dan komponen lainnya ke tangan Arkenzio.

Zio mengambil organ tersebut dan melangkah menuju wadah khusus untuk menyimpannya setelah itu mengotak Atik ponselnya.

"Saya pamit dulu" pamit Nevis berbarengan dengan keluarnya Nevis dari tubuh ran, ran jatuh pingsan.

"Ran.." teriak nik bergegas menggendong tubuh mungil ran dan membawanya ke lantai 3 ruang bawah tanah.

1 jam kemudian ran bangun dari pingsannya.

"Aku dirumah sakit lagi" gumam ran

"Ini bukan rumah sakit" ucap nik yang muncul dari balik tirai.

"Abang" ucap ran

"Hemm ada apa??" Tanya nik

"Organnya udah dijual" ran bertanya balik

"Udah iagi dianter ehh tapikok kamu tau" Tanya nik

"CK aku juga ngeliat" jawab ran

"Terus kenapa kamu pingsan" tanya nik lagi

"Nevis keluarnya tiba tiba harusnya perlahan biar energi tubuhku nggak keluar semua jadinya pingsan" jawab ran

"Aba baju nggak disini" tanya ran yng melihat bajunya penuh dengan darah.

"Ada kalo nggak kemeja, sweeter, palingan hodie itu juga warnanya hitam nggak ada yang warna ping kaya baju kamu" jawab nik ia sering menginap dan membawa beberapa pakaian dari rumah.

"Yaudahlah aku pinjam hodie aja" pinta ran

"Yaudah Abang ambil bentar" sahut nik melenggang pergi menuju lantai 6 dimana kamar nik dan anggota inti berada.

Tak lama kemudian nik kembali dengan membawa hodie berwarna hitam.

"Abang keluar dulu aku mau ganti baju di sini aja'' pinta ran dan nik melenggang pergi dengan santai.

Setelah selesai memakai hodie tubuh mungil ran tenggelam dalam hodie milik nik yang jika dipakai nik hanya sampai perut saja akan tetapi jika dipakai Ran panjangnya sampai memakan setengah tubuhnya.

"Tenggelam tubuh aku" gumam ran

Ceklek

Pintu kembali terbuka tepat saat ran tengan merentangkan tangannya.

"Lah malahan tenggelam'' ucap nik tertawa

"Nggak ada yang lebih kecil apa" tanya ran sambil mendengus

"Nggak ada soalnya nggak banyak baju Abang disini" jawab nik sambil mengusap sudut matanya yang berair.

"Ehekhem" suara deheman dari arah pintu mengagetkan nik dan ran.

"Ada apa lo kesini" tanya nik

"Ini" ucap zio menyerahkan beberapa gepok uang tunai kepada ran.

"Buat aku" tanya ran

"Hasil penjualan organ" ucap zio lalu melangkah pergi

"Dia ngomong apa bang" tanya ran kepada nik

"Abang juga nggak ngerti tapi itu uang hasil penjualan organ" jawab nik

"Wih banyak juga kapan kapan lagi ahh" ucap ran

"Boleh kalo ada waktu kita pergi barengan" sahut nik

"Jam 8 kita pulang ayo Abang anterin keliling markas" ucap nik

"Ayoo" sahut ran bergegas turun dari ranjangnya.

Bersambung.....