Chereads / Mythos Eldoria / Chapter 7 - Gerhana darah

Chapter 7 - Gerhana darah

Langit Eldoria merona merah saat bulan mulai tertutup oleh bayangan. Para petapa dan peramal di seluruh negeri merasakan perubahan dalam arus magis dunia. Sebuah pertanda buruk yang telah lama dinubuatkan akhirnya tiba—Gerhana Darah.

Di Benteng Solmora, Orivandus berdiri di balkon, menatap langit dengan ekspresi penuh kewaspadaan.

"Gerhana ini... bukan fenomena biasa," gumamnya.

Di sisinya, Seraphiel mengangguk. "Ini adalah pertanda bahwa sesuatu telah berubah. Keseimbangan dunia sedang runtuh."

Orivandus mengepalkan tangannya. "Dan aku tahu siapa penyebabnya."

---

I. Nymeria yang Hilang

Di dalam hutan Aerthas, Nymeria duduk sendirian di tepi sungai, menatap pantulan wajahnya di air. Ia merasa... kosong. Sejak pertemuannya dengan Raja Bayangan, pikirannya tidak pernah tenang.

Benarkah Orivandus melihatnya sebagai ancaman? Benarkah ia hanya alat bagi Solmora?

Tiba-tiba, bayangannya di air berubah. Mata hijau zamrudnya memudar, digantikan oleh mata berwarna merah darah.

Nymeria terkejut, tetapi sebelum ia bisa bergerak, suara yang sangat familiar berbisik di telinganya.

"Aku tahu kau ragu. Aku tahu kau lelah. Biarkan aku membantumu..."

Dan sebelum ia menyadarinya, semuanya menjadi gelap.

---

II. Konspirasi di Netheros

Di istana Netheros, Malzakar tersenyum saat merasakan perubahan di Aerthas.

"Nymeria telah jatuh," katanya.

Di sampingnya, Xelthar berdecak kagum. "Lebih cepat dari yang kuduga."

"Keraguan adalah senjata paling mematikan," ujar Malzakar. "Sekarang, saatnya memperkenalkan bidak baru dalam permainan ini."

Ia mengangkat tangannya, dan dari dalam bayangan, seseorang muncul.

Matanya kini merah seperti darah, tetapi masih ada sedikit kehijauan yang tersisa.

Nymeria telah kembali... tetapi bukan sebagai dirinya yang dulu.

"Apa yang harus kulakukan?" tanyanya, suaranya lebih dingin dari sebelumnya.

Malzakar tersenyum puas. "Ikuti rencanaku, dan kau akan melihat siapa musuh sebenarnya."

Dan dengan itu, perang yang sesungguhnya baru saja dimulai.