Awal dari Perubahan
Pagi itu, langit di Jakarath—ibu kota dari negara Indorath, yang kini terperosok dalam kegelapan—terlihat suram. Awan gelap membayangi kota yang biasanya ramai, menciptakan kesan dunia yang seakan menganggap dirinya tak berarti. Ryuta Excelsior berdiri di tepi jendela kamar kontrakannya, matanya kosong menatap hujan yang mengguyur tanpa ampun. Dunia ini tak ramah—ia tahu itu lebih baik daripada siapa pun. Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, dan tak ada yang memberikan sedikit pun harapan.
Ryuta, seorang pemuda berusia 21 tahun, bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ditinggalkan oleh keluarga, tanpa teman sejati, dan hidup dalam kemiskinan yang tak ada habisnya, ia merasa seperti terjebak dalam lingkaran tak berujung. Mimpi-mimpinya tentang kebebasan dan kekuatan tak lebih dari bayangan kosong yang menghilang seiring berjalannya waktu. Namun, satu hal yang masih memotong jalan pikirannya—keinginan untuk mengubah nasib.
"Jika hidup ini adalah permainan yang tak bisa aku menangkan, mungkin sudah saatnya aku merubah aturan mainnya," gumamnya pelan, suaranya tenggelam dalam suara hujan yang terus menderas.
Namun, hari itu, hidupnya akan berubah selamanya.
---
Pertemuan dengan Sang Penguasa
Tiba-tiba, langit di seluruh Indorath berubah. Cahaya terang menyelimuti langit, menghancurkan ketenangan yang selama ini ada. Suara gemuruh mengguncang tanah, seakan-akan seluruh dunia sedang dilanda gempa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Warga di seluruh penjuru dunia menyaksikan fenomena yang tak bisa mereka jelaskan—di kota-kota besar, pedesaan, hingga daerah terpencil.
Di langit, sebuah entitas asing muncul. Wujudnya tak dapat digambarkan oleh siapa pun. Itu adalah sang Penguasa, entitas yang datang dari luar galaksi, membawa kabar yang mengubah segalanya.
"Manusia dari Bumi," suara itu menggema di seluruh dunia, berat dan penuh kuasa. "Waktunya telah tiba. Bumi akan ikut dalam perlombaan antar dunia, antar planet, antar galaksi. Sepuluh orang dari planetmu harus bertarung untuk mewakili dunia ini. Jika kalian menolak, maka kehancuran akan menanti."
Seluruh dunia terdiam. Di Jakarath, Ryuta menatap langit yang berubah warna menjadi ungu gelap. Rasa tak percaya merasuki dirinya, namun ia tak sendirian. Warga di seluruh Indorath, bahkan seluruh dunia, merasakan kegelisahan yang sama. Setiap orang, tanpa terkecuali, mendengar suara itu dalam hati mereka, seolah dunia mengingatkan mereka bahwa mereka tidak lagi mengendalikan takdir.
"Apa maksudmu?" teriak Ryuta, mencoba menahan ketakutannya, tetapi suaranya kalah oleh gema yang terus bergaung. "Kami tidak siap—kami—"
"Tidak ada pilihan lain," suara itu memotong dengan tegas. "Setiap dunia akan mengirimkan wakilnya. Jika Bumi gagal, kalian akan musnah."
Dengan itu, cahaya itu menghilang seketika, meninggalkan kesunyian yang dalam dan kabut ketakutan yang semakin meresap.
---
Perubahan Dunia
Setelah kedatangan sang Penguasa, dunia mulai berubah dengan cepat. Di Indorath dan negara-negara lainnya, segala sesuatu yang dulunya dikenal sebagai bagian dari dunia yang biasa kini terhancurkan. Monster-monster yang tidak pernah ada sebelumnya mulai muncul dari ruang yang tak terlihat, menghancurkan kota-kota, dan menelan segalanya di jalan mereka. Dungeon dan menara yang muncul tiba-tiba, seakan-akan ada dimensi lain yang terhubung dengan dunia nyata. Bencana tak terhindarkan menghancurkan segala yang mereka kenal.
Namun, di tengah kekacauan itu, Ryuta melihat sebuah peluang. Sumber daya di dungeon dan menara bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan manusia. Dan dalam dunia yang baru ini, semakin kuat seseorang, semakin besar peluang mereka untuk bertahan hidup dan mendapatkan lebih banyak kekuatan.
Ryuta merasa tak bisa duduk diam. "Aku akan mengubah nasibku. Aku akan menjadi yang terkuat," gumamnya dengan tekad yang bulat.
Di jalan menuju dungeon pertama, Ryuta bertemu dengan seorang pria bernama Lucas Takari, yang terlihat seperti petualang berpengalaman. Pria itu tampak memiliki tekad dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bertahan di dunia yang penuh dengan bahaya.
"Kau baru pertama kali datang ke sini?" tanya Lucas, sambil mengamati Ryuta dengan mata yang tajam. "Dungeon ini bukan tempat untuk orang yang setengah hati."
Ryuta menatapnya dengan tatapan penuh tekad. "Aku bukan orang yang setengah hati. Aku ingin lebih dari sekadar bertahan hidup. Aku ingin menjadi yang terkuat."
Lucas tertawa kecil, seakan tidak terlalu terkesan, namun ada sesuatu dalam tatapannya yang mengisyaratkan bahwa ia melihat potensi dalam diri Ryuta. "Kau punya ambisi, itu bagus. Tapi ambisi tanpa kekuatan itu berbahaya. Ayo, kita lihat sejauh mana tekadmu bisa membawamu."
Mereka berdua kemudian memasuki dungeon yang penuh dengan monster dan rintangan. Ryuta merasa ketegangan meningkat seiring mereka semakin dalam memasuki tempat itu. Namun, ia tahu ini adalah ujian pertama dari banyak ujian yang akan datang. Ia harus berjuang, tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi untuk mencapai tujuannya yang lebih besar—untuk menguasai dunia ini.
---