Menghadapi Bayang-Bayang
Dunia ini telah berubah, dan Ryuta merasakannya setiap kali melangkah keluar dari pintu rumahnya. Setelah berbulan-bulan berlatih keras, ia merasa semakin dekat dengan tujuannya. Namun, meskipun fisiknya semakin kuat, ada sesuatu yang lebih mendalam yang mengganggu dirinya. Sesuatu yang tak bisa dijelaskan. Sesuatu yang mulai terungkap dengan perlahan.
Jakarath, ibukota dari negara Indonesia yang kini disebut Jakarasia, tetap sibuk seperti biasa. Kota ini menjadi pusat pertemuan para pejuang dari seluruh dunia, yang datang untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian antar dunia yang sudah semakin dekat. Tapi, bagi Ryuta, ada yang berbeda. Kali ini, tidak hanya persiapan fisik yang ia butuhkan, tetapi ia juga harus mengasah pikirannya. Setiap langkah yang ia ambil harus lebih strategis, lebih cerdas. Dunia yang kini ia hadapi bukan lagi dunia yang bisa ditaklukkan dengan kekuatan semata.
"Ryuta!" suara keras yang memanggilnya mengalihkan perhatiannya. Dia menoleh dan melihat Lucas, teman seperjuangannya, berjalan cepat menuju ke arahnya.
"Sudah lama, ya, kita tidak berbicara?" Lucas tersenyum, meskipun ada sesuatu yang mengisyaratkan kegelisahan di matanya. "Bagaimana latihanmu?"
Ryuta tersenyum tipis, tapi itu tidak menyembunyikan perasaan cemas di dalam dirinya. "Latihan berjalan lancar. Tapi aku merasa ada yang kurang. Seperti... ada sesuatu yang hilang dalam diriku."
Lucas mengangguk, tampak mengerti. "Aku juga merasa hal yang sama. Kita sudah cukup kuat secara fisik, tapi aku rasa ada lebih banyak yang harus kita pelajari."
Keduanya berjalan menyusuri jalanan Jakarath yang sibuk, menuju sebuah arena latihan yang sudah dikenal oleh para pejuang dari seluruh dunia. Di sana, mereka bertemu dengan para pelatih yang akan menguji kemampuan mereka.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di pintu arena, di mana seorang pelatih berpengalaman menunggu mereka. Pelatih itu, seorang pria berusia lima puluhan dengan rambut abu-abu, menatap mereka dengan mata tajam, seolah menilai kekuatan mereka hanya dengan pandangan.
"Ryuta, Lucas," pelatih itu memulai, "Aku tahu kalian berdua sudah berlatih keras, tapi ujian yang sebenarnya akan segera dimulai. Ini bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang bagaimana kalian bisa bertahan dalam pertempuran yang lebih besar. Kalian harus tahu kapan menyerang, kapan bertahan, dan kapan mundur. Jangan pernah menganggap enteng lawanmu."
Ryuta mengangguk, mendengarkan setiap kata dengan penuh perhatian. "Kami siap."
Pelatih itu kemudian memimpin mereka ke area latihan khusus, yang dipenuhi dengan berbagai alat untuk simulasi pertempuran. "Kalian akan berlatih melawan satu sama lain," katanya. "Namun, kali ini, aku ingin kalian berpikir lebih cerdas. Tidak hanya sekedar bertarung, tapi bagaimana kalian bisa mengecoh lawan, bagaimana kalian bisa memanfaatkan lingkungan sekitar. Anggap saja ini adalah latihan mental juga."
Lucas mengangkat alis, senang dengan tantangan ini. "Biar aku yang pertama," katanya, sambil menggenggam pedangnya.
Ryuta mengangguk, mengambil posisi. Dalam sekejap, mereka sudah mulai bertarung. Lucas menyerang dengan kecepatan yang luar biasa, namun Ryuta, yang telah belajar banyak tentang strategi, tidak langsung menyerang balik. Ia memanfaatkan gerakan Lucas, melangkah ke samping dan menghindari serangannya dengan lincah.
Pelatih itu mengamati dari kejauhan, memberi sedikit komentar. "Bagus, Ryuta. Tapi Lucas, kamu terlalu terburu-buru. Lawanmu tahu cara menghindar."
Setelah beberapa kali berputar dalam latihan tersebut, Ryuta dan Lucas saling bertukar posisi, belajar lebih banyak tentang satu sama lain. Meskipun latihan ini tidak membuahkan kemenangan langsung, keduanya tahu bahwa mereka semakin dekat dengan kekuatan yang mereka butuhkan untuk menghadapi ujian dunia yang semakin dekat.
Namun, di dalam hati Ryuta, ada rasa tidak puas yang menggelayuti dirinya. Ia merasa bahwa meskipun latihan ini penting, sesuatu yang lebih besar sedang menunggunya di luar sana. Sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan luar biasa yang telah diberikan oleh dungeon dan menara yang tersebar di seluruh dunia.
---