"Biar aku lihat dulu Bu mesin airnya di kamar mandi!"

Balas Udin pura-pura serius.

Udin dan Bu Vero pergi bersama-sama ke kamar mandi, Udin pura-pura mengamati mesin pemanas air, tapi cahaya dari sudut matanya justru melirik ke dada Bu Vero dan selokan yang ada di dalam.

Sementara bagian bawah celana Udin mengeras sekeras besi dan membuatnya sangat tidak nyaman.

Udin saat ini mengenakan celana dalam yang besar, sehingga terlihat sangat jelas.

Ketika Udin melirik Bu Vero, Udin mendapati perempuan itu terlihat malu dan juga sedang melirik pada miliknya dengan ekspresi terkejut dimatanya.

Mungkin karena perempuan itu melihat reaksi paku Udin yang jauh lebih besar dibandingkan dengan reaksi suaminya.

"Melihat tubuh Bu Vero yang masih penuh busa, bagaimana kalau Bu Vero mandi sementara dirumah saya saja? Udin memberikan penawaran tetapi juga mendapatkan kesempatan.

"Sepertinya gak usah deh, Din. Kamu lihat saja apa yang bermasalah dengan kran air saya." Bu Vero menolak tawaran Udin dengan malu-malu.

"Asal Bu Vero percaya sama saya, pasti saya akan dapat melihat permasalahan pada kran air ini dan berusaha untuk memperbaikinya. Mandi dulu saja dirumahku Bu. Disana lagi tidak ada orang, jadi bisa mandi dengan tenang."

Mendengar penjelasan Udin, kekhawatiran dihati Bu Vero menjadi hilang.

" Baiklah, kalau begitu. Mandi masih setengah begini terasa sangat tidak nyaman, aku pergi mandi dulu. Tolong bantu aku untuk memperbaiki kran airnya ya".

Udin tersenyum sambil mengangguk, sementara Bu Vero melangkah pergi sambil membawa baju ganti. Hati Udin merasa sangat senang, karena tidak pernah terpikir sebelumnya kalau Bu Vero akan mandi di kamar mandi miliknya.

Mata Udin langsung tertuju pada alat mesin cuci yang terletak disudut ruangan, dia melihat penutup mesin cuci yang masih terbuka. Maka akan sangat mudah untuk Udin melihat-lihat pakaian suami istri itu.

Dipaling atas terlihat celana dalam berwarna putih dan bra yang berwarna merah. Jelas sekali, Bu Vero melepaskannya ketika ia ingin mandi.

Udin mengambil celana dalam berwarna putih seksi dan dia merasakan suhu tubuh yang tersisa disana, tidak hanya itu saja. Udin bisa melihat masih ada cairan kental berwana kuning di atasnya.

Udin mendekatkan celana dalam itu ke hidungnya, dan menciumnya. ada aroma tubuh Bu Vero dan juga aroma lain, Aroma itu merangsang hormon kelakianya.

Ketika Udin ada dihadapan Bu Vero tadi, bagian bawah miliknya sudah sangat mengeras. Sekarang mencium aroma seperti itu lagi, tidak bisa tidak, Udin membayangkan penampilannya yang menggoda jika mengenakan dalaman itu.

Bagian bawah Udin sangat panas, maka tanpa sadar dia membuka resleting celananya. Dan mengambil celana dalam Bu Vero untuk membungkus miliknya dan menggerakan menggunakan tangannya.

Awalnya Udin ingin pulang, untuk melihat kecantikan kepala sekolahnya itu yang keluar dari kamar mandi dan bisa lebih banyak berinteraksi dengannya. Tapi terhalang oleh celana dalam itu yang menuntutnya untuk melakukan hal berbeda.

Sambil melakukannya, dipikiran Udin muncul bayangan Bu Vero sedang bercinta dengan suaminya semalam. Maka tidak bisa tidak, Udin membayangkan suami Bu Vero digantikan dengan dirinya, kemudian menggunakan seluruh tubuhnya untuk bermain dengan Bu vero, membuat Udin menikmati imajinasinya sampai-sampai mengerang tanpa henti dan penuh keringat.

Mata Udin jadi memerah, dan tenggelam pada pemandangan yang ada di imajinasinya. Dan sampai membuat Udin lupa waktu, hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, sampai-sampai Bu Vero kembali ke apartemennya dan tidak menyadari kalau Bu Vero sudah muncul dibalik pintu kamar mandi.

" Udin, apa yang sedang kamu lakukan?" Suara lembut Bu Vero terdengar dibelakangnya.