Chereads / Hubungan Bersama Kepala Sekolah / Chapter 2 - mesin cuci

Chapter 2 - mesin cuci

Udin terkejut, karena pada saat yang penting seperti itu, kesenangan dan kejutan membuat dia akhirnya menyerah.

Udin merasa kulitnya mati rasa seketika, jika saja diketahui oleh Bu Vero, harga dirinya sebagai siswa lelakinya pasti akan benar-benar hancur.

Bahkan dipuncak kebahagiaan yang dirasakannya, Udin buru-buru mengakhiri dan membetulkan letak pakunya dicelananya, dan tidak peduli dengan celana dalam milik Bu Vero yang masih digunakan untuk membungkus miliknya. Udin dengan cepat menutup resletingnya.

Hanya karena Udin menghadap kesudut ruangan dan membelakangi Bu vero, maka ketika Udin memutarkan wajahnya yang memerah dan penuh keringat lalu memaksakan senyumnya untuk menghadapi Bu Vero, eksepsinya penuh keraguan, tapi sama sekali perempuan itu tidak memperdulikan perilaku Udin yang kurang ajar.

"Sa...sa...saya tidak melakukan apa-apa Bu, saya hanya memeriksa mesin cuci Bu Vero, barangkali juga ada masalah dan jika ada masalah jangan sungkan-sungkan untuk bilang ke saya Bu".

"Perasaan tidak ada yang bermasalah Udin, mesin cucinya masih bisa digunakan". Jawab Bu Vero sambil tersenyum.

Udin memperhatikan Bu Vero bahwa telah berganti pakaian dengan pakaian rumahan yang longgar. Tapi menunjukkan daya intelektual yang dimilikinya, dibandingkan dengan hanya melilitkan handuk ditubuhnya seperti tadi.

"Udin, apakah kamu sudah menemukan bagian kran yang bermasalah? Mengapa di apartemenku airnya jadi tidak mengalir ?". Tanya Bu Vero dengan curiga.

" Saya sudah memeriksanya Bu, pada kran air dan pemanas air tidak ada yang bermasalah, mungkin yang bermasalah pada kran penutup air yang ada di sumur bawah. Saya akan memeriksanya nanti." Bu Vero

mengucapkan terimakasih kepada Udin.

Udin tidak terlalu berani ada di apartemen Bu Vero terlalu lama lagi, karena harus menyelesaikan akibat impulsif tadi, dengan perasaan panik dan tergesa-gesa Udin berpamitan kepada Bu Vero dan langsung melenggang pergi.

Setelah sampai di apartemennya, Udin segera membuka resleting celananya dan mengeluarkan celana dalam Bu Vero yang ternyata terdapat cairan miliknya tadi.

Udin sengaja pergi ke kamar mandi untuk mencuci celana dalamnya, dia masih bisa mencium aroma tubuh Bu Vero yang masih tertinggal di kamar mandinya, membuat Udin jadi tergila-gila seketika.

Setelah mencucinya kemudian digantungkan di balkon belakang apartemennya dan berpikir untuk dikeringkan dan disimpan.

Selanjutnya Udin pergi kesumur bawah dan membuka penutup kran air.

Beberapa menit kemudian, setelah Udin membuka penutup kran air itu, dia menerima telfon dari Bu Vero.

" Udin, sekarang airnya sudah mengalir, apakah kamu sudah memperbaikinya?".

Udin kemudian tersenyum malu.

"Sepertinya ada orang iseng yang menutup kran air Bu Vero, tetapi tenang saja saya sudah memperbaikinya".

"Terimakasih banyak Din, maaf ibu merepotkanmu".

"Tempat tinggal kita bersebelahan Bu, lagipula apartemen ini milik Om saya. Jadi tidak perlu untuk mengucapkan terimakasih Bu".

Dalam beberapa hari selanjutnya, satu-satunya aktivitas yang menyenangkan bagi Udin dirumah, adalah mengintip kehidupan Bu Vero melalui kamera rahasia yang dipasangnya.

Karena Omnya meninggalkan beberapa rumah dan juga apartemennya sebelum meninggal, maka seluruh uang sewa apartemen yang mengelola Udin. Jadi ketika nanti ia sudah lulus sekolah, Udin tidak perlu pusing-pusing untuk mencari masalah pekerjaan.

Selain dapat memantau Bu Vero ketika sedang berganti pakaian, dalam beberapa hari ini, Udin tidak melihat Bu Vero berhubungan intim dengan suaminya.

Pada hari itu, Sabtu sore, ketika Udin sedang ada di ruang makan, suami Bu Vero mencarinya dan memintanya untuk datang ke apartemennya untuk diajak makan bersama.

Selain itu, Udin akan memiliki kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Bu Vero lagi dan juga bisa mencicipi masakan perempuan cantik itu, Hari Udin sebenarnya sangat senang!

Tanpa diduga oleh Udin, ternyata Bu Vero juga pintar memasak dan masakan yang dihidangkannya juga rasanya sangat enak.

Udin dan Jamal makan sambil menikmati minuman juga, Hingga pada akhirnya Udin tau maksud dari mereka mengajak untuk makan bersama.

Ternyata mereka kekurangan uang dalam beberapa bulan terakhir ini, dan berharap Udin bisa memberinya kelonggaran sebulan lagi untuk uang sewa selama tiga bulan ke depan.

Udin tentunya mengatakan tidak masalah dengan hal itu. Mereka pun merasa sangat senang dan dengan cepat mengajak Udin untuk bersulang.

Meja makan di apartemen milik Bu Vero tidak terlalu besar, Bu Vero duduk diantara Udin dan suaminya. Bu Vero tidak ikut minum anggur, maka sebagai gantinya dia menggunakan air putih untuk bersulang dengan Udin.

Saat itu, Udin dan Jamal banyak minum, tapi, Jamal merasa tidak tahan terlebih dahulu dan segera pergi ke toilet.

Setelah Jamal pergi, di meja makan hanya ada Udin dan Bu Vero. Udin juga minum terlalu banyak dan tanpa sadar matanya menatap Bu Vero terus-terusan.

Bu Vero mengenakan gaun terusan berwarna biru, memperlihatkan lengannya yang halus dan kakinya jenjang serta kulitnya putih seperti kapas.

Dia bisa mencium aroma tubuh perempuan itu, kulit pahanya juga terlihat putih dan mengkilap, lembut, juga halus dan menggoda. Membuat jantung Udin seketika jadi berdetak kencang.

Kuku kaki Bu Vero juga terlihat di cat berwarna merah, begitu cantik dan indah.

Mungkin karena anggur yang tadi diminumnya, tiba-tiba Udin merasa impulsif, ada yang beda tiba-tiba dirasakannya. Kepalanya juga terasa sangat panas, sehingga tanpa sadar telah melakukan sesuatu yang membuat dirinya sendiri terkejut.

Tanpa sadar, Udin mengulurkan tangannya, menyentuh dan mengelus paha halus Bu Vero dengan lembut.

" Kaki Bu Vero sangat indah!" Tanpa sadar kalimat itu keluar dari mulutnya.

Tapi, tiba-tiba Udin merasa menyesal setelah mengucapkan kalimat itu. Seperti tersadar kalimat yang baru saja diucapkannya sangat tidak sopan, lagi pula. Dia mengucapkannya untuk perempuan yang kesehariannya menjabat sebagai kepala sekolahnya.

Jika dengan tiba-tiba saja Bu Vero marah dan memberi tahu suaminya untuk hal yang baru saja diucapkan dan dilakukannya, maka tamatlah riwayatnya.

Mungkin Bu Vero sempat berfikir bahwa tindakan Udin diluar batas kesopanan dan terlalu sembrono.

Untuk beberapa saat, Bu Vero terdiam dan menatap Udin dengan tatapan terkejut dan tertegun. Wajah Bu Vero tiba-tiba saja memerah.

Bu Vero kemudian segera menghindari tatapan Udin.

"Mungkin suamiku tadi terlalu banyak minum. Biar aku lihat dulu bagaimana keadaannya!" Ujar Bu Vero tiba-tiba.

Bu Vero menggeser kursinya, kemudian pergi meninggalkan Udin sendirian dimeja makan.

Hati Udin merasa tidak tenang dan berdebar tidak beraturan. Khawatir kalau Bu Vero akan memberitahu suaminya tentang apa yang dilakukannya dan diucapkannya.

Udin mengusap wajahnya dengan kasar dan menunggu mereka kembali dengan perasaan tidak tenang.

Setelah beberapa saat Udin menunggu, Bu Vero terlihat membantu memapah suaminya keluar dari toilet, Jamal berteriak untuk terus minum dan tersenyum serta tertawa dengan bahagia.

Sepertinya Bu Vero tidak memberitahu apa-apa kepada suaminya, atas apa yang sudah dilakukannya, Udin jadi merasa lebih plong.

Tapi, Bu Vero tidak terlalu lama di meja makan dan masuk ke kamarnya, sementara Udin dan Jamal melanjutkan minum anggur kembali.

Pikiran Udin dipenuhi oleh bayangan dirinya sedang menyentuh dan mengelus paha putih mulus Bu Vero, Udin tidak bisa tidak berhenti untuk tidak memikirkannya.

Bu Vero tadi sama sekali tidak menanggapi apa yang dilakukan oleh Udin. Sikapnya yang berdiri dan pergi menandakan sebuah penolakan.

Jamal kemudian mabuk berat, Udin juga segera pulang ke rumahnya, kemudian mandi dan berbaring di tempat tidurnya, sambil memikirkan tindakannya tadi yang terlalu berani dan sembrono.

Udin masih terus berpikir, apakah ia harus mengirim chat wa kepada Bu Vero untuk meminta maaf. Tapi, kemudian Udin menyadari sepertinya ponselnya tertinggal di apartemen mereka.

Kemudian, Udin segera bangun dan kembali lagi ke apartemen mereka. Ketika ingin mengetuk pintu apartemennya, justru pintu itu terbuka. Mungkin pintu itu tadi tidak ditutup ketika Udin pergi dan Bu Vero tidak menyadarinya.

Udin mendorong pintu apartemen dan berjalan masuk. Lampu diruang tamu sudah dimatikan, tetapi lampu dikamar mandi masih menyala dan ada suara aneh dari dalam yang membuat Udin menjadi terkejut.

Udin sebenarnya ingin memanggil Bu ade, tetapi akhirnya udin tidak bisa memanggilnya ketika mendengar suara itu dan tanpa sadar Udin mendekat ke kamar mandi.

Udin mendengar suara mengerang yang begitu jelas, diantara suara air yang gemercik.

Udin terkejut! Ketika melihat Bu Vero melampiaskan hasratnya sendiri di kamar mandi.