Chereads / Hubungan Bersama Kepala Sekolah / Chapter 3 - Kamera tersembunyi

Chapter 3 - Kamera tersembunyi

Udin seorang siswa SMA Jatuh cinta kepada seorang perempuan yang sudah menikah, perempuan itu bernama Veronika sebuah nama yang cukup indah dan cantik seperti orangnya. Perempuan itu adalah kepala sekolah di SMA nya.

Selain cantik Veronika juga berkarakter sangat lembut, Bu Vero panggilannya. Bu Vero selalu tersenyum manakala bertemu dengan siswa-siswi sekolahnya. Demikian juga saat bertemu dengan Udin .

Suami dari Veronika seorang wiraswasta yang cukup sukses, dan mereka sudah menikah belasan tahun tapi sayangnya masih belum dikaruniai seorang anak.

Agar lebih dekat dengan SMA tempatnya bertugas Bu Vero dan suaminya memilih menyewa sebuah apartemen, yang dimiliki Udin dan kebetulan bersebelahan dengan tempat tinggalnya Udin.

Tempat tinggalnya Udin yang bersebelahan dengan Bu Vero memberikan kesempatan bagi Udin untuk bisa lebih dekat dari sekedar seorang murid kepala sekolahnya.

Sore itu, ketika Bu Vero terlihat santai Udin dengan sengaja memasang kamera rahasia disebuah apartemennya yang menghubungkan dengan tempat. tinggalnya.

Kamera itu sengaja dipasang tersembunyi dan bisa menguping pembicaraan Bu Vero, hal itu membuat Udin sangat puas.

Ketika Udin makan malam, ia mendengar suara Bu Vero dan suaminya didepan tempat tinggalnya. Hati Udin langsung terlonjak dan langsung buru-buru membuka pintu.

Bu Vero mengenakan kemeja hitam dengan jahitan yang pas dengan lekuk tubuhnya yang terlihat bak gitar spanyol dan mempesona, Bu Vero tampak profesional sebagai kepala sekolahnya.

"Bu Vero, Bu Vero sudah pulang? Sapa Udin sambil tersenyum".

"Selamat sore Udin! Bu Vero serta suaminya berhenti untuk menyapa Udin sambil tersenyum hangat.

"Kamu sudah makan Din? Tanya Bu Vero sambil tersenyum".

"Iya sudah Bu, apa Ibu dan bapak ingin mampir dan duduk dulu?".

"Oh tidak Udin , aku lelah dan harus memasak dulu setelah pulang".

Setelah Bu Vero memasuki kediamannya, Udin menutup pintunya dan buru-buru memantau laptopnya untuk melihat kegiatan Bu Vero dikediamannya.

"Mulai sekarang setiap kegiatan dan tindakanmu di apartemen, akan selalu berada didalam kendali dan pengawasanku. Ucap Udin didalam hatinya".

Terlihat Bu Vero yang sedang membungkuk didekat rak spatu untuk melepaskan sepatunya.

Karena kamera yang Udin pasang didekat lampu gantung ruang tamu, maka Udin dapat melihat dua bongkahan daging kembar yang putih mulus seperti salju didalam kerah pakaian Bu Vero.

Ketika Udin memperbesar layarnya, Udin merasakan detak jantung dan sensasi ditubuhnya yang mulai berbeda.

Dari layar laptopnya Bu Vero ingin berganti pakaian tetapi ia menuju ke kamar mandi.

Udin merasa tertekan tetapi untungnya seluruh tempat sudah ia jangkau dengan kamera tersembunyinya.

Dikamar mandi, Bu Vero segera mengganti pakaiannya dengan satu set baju tidur dan langsung menuju dapur untuk memasak. Sementara, suaminya duduk disofa dan memainkan ponselnya.

Tapi Udin juga tidak beranjak dari depan layar laptopnya, mungkin masih ada tontonan yang mendebarkan dimalam nanti pikir Udin.

Seperti yang diduga Udin, malam harinya pukul sepuluh malam, Jamaludin suaminya Bu Vero duduk disofa sedang menonton tv. terlihatlah, hasrat laki-lakinya mulai tak terkendali.

Jamal memeluk Bu Vero di sampingnya dan mengajaknya untuk bercinta. Tetapi Bu Vero menolak dan berkata bahwa ia sedang lelah, tetapi tetap saja Jamal menggerayanginya membuat Bu Vero menggeliat.

Kemudian mereka berjalan memasuki kamar, ketika sudah tiba ditempat tidur. Jamal dengan tangan nakalnya langsung saja memasukan tangannya kedalam kerah baju Bu Vero dan menggerayanginya.

Tiba-tiba saja api didalam diri Udin ikut berkobar, dan langsung saja mengubah layar pemantauan dari laptopnya menjadi layar penuh.

Seketika pipi Bu Vero terlihat memerah, ia seperti terpancing dan tanpa aba-aba ia langsung mencium suaminya.

Jamalpun mengambil kesempatan untuk membuka bajunya dan meloloskan bra merah didalamnya, terlihatlah dua ekor kelinci yang melompat keluar dari kandangnya.

Tak lama kemudian rok Bu Ade terangkat, Jamal. dengan terampilnya meloloskan bagian paling dalam yang berwana putih dikedua kakinya Bu vero, Bu Vero kini terlihat seperti jagung yang baru saja dikupas.

Nafas Udin tiba-tiba saja memburu, ketika melihat tubuh Bu Vero yang terlihat indah dengan kulit seputih giok dan salju. Udin juga ikut-ikutan tidak bisa menahan diri, ia langsung saja meloloskan celananya dan menghayal jika ia saat ini sedang menggantikan posisi Jamal.

Detik berikutnya Jamal menyerang Bu Vero dengan ganas dan nakal hingga membuat wajah Bu Vero menjadi merah dan merem melek.

"Sayang...aku...akuu sudah tidak tahan" jelas Bu Vero sudah tidak dapat menahannya lagi dan berkata sambil terengah-engah.

Jamal segara melepaskan celananya akan tetapi Paku jamal terlihat jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran Udin.

Jamal menancapkan pakunya dengan kuat hingga membuat wajah Bu Vero tambah memerah, perempuan itu menggigit bibirnya dengan ekspresi kesakitan dan kebahagiaan. Bu Vero tidak bisa menahan suaranya lagi dan langsung saja ia mendayu-dayu.

Hanya saja, yang sama sekali tidak terduga. pada detik berikutnya, Ternyata Jamal sudah mencapai puncaknya, dan meminta maaf pada Bu Vero dengan malu.

Bu Vero Tampaknya sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini, lalu ia berkata dengan lembut kepada suaminya.

"Tidak apa-apa! Kamu bangunlah, biar aku pergi mandi".

Bu Vero berjalan keluar dari kamar tanpa sehelai benangpun dari tubuhnya, dan berhenti diruang tamu sambil mendesah.

Tampaknya Jamal tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya dan itu pasti membuatnya kecewa lantaran suaminya tidak bisa memenuhi keinginannya.

Udin merasa senang didalam hatinya, jika Bu Vero tidak memperoleh kepuasan dalan waktu yang lama dari suaminya, itu artinya akan banyak kesempatan untuknya.

Setelah itu, Udin memutar ulang adegan panas dari dua orang yang sedang bercinta.

Keesokan harinya, Jamal berangkat bekerja dan tanpa diduga Bu Vero berada didalam apartemennya. Hal itu membuat Udin merasa senang.

Dengan begini, Udin bisa memantau Bu Vero sepanjang hari dilayar laptopnya.

Sore itu, terlihat Bu Vero melepas pakaiannya sehabis tidur siang. Dia hanya mengenakan bra berwarna merah, dan celana dalam berwarna putih.

Tubuhnya yang putih sempurna terlihat menggoda, membuat jantung Udin berdetak lebih cepat dan merasakan hal yang berbeda.

Bu Vero mengambil pakaian dan berjalan memasuki kamar mandi! Apakah dia mau mandi?.

Sebuah pemikiran nakal melintas di benak Udin, Udin segera berlari menuju sumur untuk mematikan katup air mereka. Pasti dalam hitungan menit Bu Vero akan meminta tolong padanya.

Benar saja Bu Vero menelponya. Udin buru-buru mengangkattnya, dan berkata hallo Bu?.

"Hallo Udin, apakah air di aparmu mati? Aku sedang mandi tapi tiba-tiba saja airnya mati".

Ada apa Udin? Kamu nakal ya, berani menggodaku! Ahk membayangkannya saja aku sudah melayang.

Apakah selanjutnya benar Bu Vero akan meneleponnya atau hanya halusinasi Udin saja?