Chereads / The Alistair Dynasty: Behind Fame & Money / Chapter 4 - Kehangatan di Dapur

Chapter 4 - Kehangatan di Dapur

Alistair Mansion dipenuhi aroma lezat saat enam bersaudara itu berkumpul di dapur luas mereka, yang dilengkapi dengan meja marmer panjang dan peralatan dapur profesional. Hari itu, mereka mempersiapkan perayaan tahun baru dengan memasak bersama. Semua pasangan mereka berjanji akan datang setelah makanan siap, jadi ini momen spesial hanya untuk mereka berenam—mengingatkan mereka pada masa kecil ketika mereka sering memasak bersama ibu mereka, Penelope.

---

Persiapan di Dapur

Victoria, flamboyan seperti biasa, mengenakan apron merah mencolok yang bertuliskan "Queen of the Kitchen" dan mulai menyiapkan lobster thermidor dengan penuh percaya diri. "Oke, semua! Dengar baik-baik! Aku mau semuanya memasak dengan sepenuh hati, karena Amir hanya akan memuji makananku!" katanya dengan nada menggoda.

Rebecca, yang lebih praktis, mengikat rambut panjangnya ke belakang dan mulai bekerja dengan tenang. Ia mempersiapkan Beef Wellington, memastikan dagingnya matang sempurna dengan lapisan pastry yang renyah. "Vic, kalau kamu sibuk pamer, masakanmu bisa gosong," ujarnya sinis, sambil mengaduk adonan untuk frittata.

Madison sibuk memanggang grilled cheese sandwich dengan mentega melimpah di wajan besi. "Davis, kalau kamu berani menyabotase pancake-ku, aku sumpah aku akan balas dendam!" katanya, menatap tajam kakaknya yang terkenal iseng itu. Ia juga mencampur adonan pancake, memutar-mutar pinggangnya sambil berdansa kecil mengikuti lagu rock yang mengalun dari speaker.

Davis, dengan mohawk khasnya, sedang membakar gula di atas crème brûlée dengan torch, lalu melanjutkan dengan membuat mille-feuille yang dihias dengan peach dan stroberi segar. "Mad, aku bisa saja menukar garam dengan gulamu... tapi aku sedang dalam mood baik," ujarnya sambil terkekeh.

Sadie bekerja dengan tekun, mengasinkan ikan branzino sebelum memanggangnya dengan rempah-rempah. Ia juga menyiapkan Caesar salad, memastikan setiap daun romaine terlapisi dressing dengan sempurna. "Kalau kalian terlalu berisik, kalian bisa merusak konsentrasiku," katanya dengan suara pelan, meski matanya berbinar melihat kehangatan di sekelilingnya.

Corina, yang dikenal sebagai ahli kuliner di keluarga, sibuk memanggang baby back ribs dengan saus BBQ buatan sendiri dan memasak Wagyu steak truffle dengan tingkat kematangan medium-rare yang sempurna. "Davis, kalau kamu berani main-main dengan saus BBQ-ku, aku akan menggambar wajahmu di salah satu kanvasku... dan kamu tidak akan suka hasilnya," ancamnya sambil tersenyum manis.

---

Saat semuanya hampir selesai, tiba-tiba Madison menumpahkan sedikit adonan pancake ke apron Rebecca. "Oops," katanya dengan mata berbinar penuh kenakalan. Rebecca menghela napas panjang, lalu mengambil sejumput tepung dan menepukkannya ke pipi Madison.

"Itu serangan balik!" seru Rebecca.

Davis tertawa terbahak-bahak, tetapi sebelum ia sempat menghindar, Corina dengan lihai melempar sedikit saus BBQ ke lengannya. "Kamu juga butuh dekorasi, Dav," ujarnya santai.

"Kalian kekanak-kanakan!" seru Victoria, tapi kemudian Davis dengan cepat menyodokkan sedikit adonan mille-feuille ke hidungnya. "AARRGGH!! DAVIS!!"

Sadie hanya bisa menggeleng sambil tersenyum kecil, sementara Madison tertawa sampai perutnya sakit. "Oke, oke! Kita harus membereskan dapur sebelum pasangan kita datang, atau mereka akan berpikir kita anak-anak!"

---

Setelah semua kekacauan selesai, mereka menata makanan di meja makan panjang yang elegan. Hidangan mereka terlihat seperti hasil masakan restoran bintang lima.

"Saat seperti ini yang akan kita rindukan nanti," ujar Corina dengan lembut, sambil menatap saudara-saudaranya.

Victoria mengangkat gelasnya. "Untuk kita berenam. Sebelum kita semua sibuk dengan pasangan dan anak-anak... ini adalah momen kita."

Mereka semua saling bertukar senyum, menyadari bahwa, meskipun hidup membawa mereka ke arah yang berbeda, mereka akan selalu menjadi keluarga.

Tak lama kemudian, bel berbunyi—pasangan mereka akhirnya datang, siap menikmati hidangan yang dibuat dengan penuh kasih sayang dan sedikit kekacauan.