"Sekte Xuan Tian akan menyambut era baru… Aku akan menjadi bagian dari sejarah itu!"
Matahari bersinar terang di atas Arena Besar Sekte Xuan Tian. Ribuan murid berkumpul di tribun batu raksasa, membentuk lautan manusia yang penuh semangat.
Di tengah arena, terdapat panggung bertarung berlapis formasi pelindung. Sebuah pilar batu berukir simbol naga menjulang di tengah, memancarkan aura megah.
"Akhirnya… saat ini tiba."
Ling Tian berdiri di barisan peserta, matanya tajam menatap ke depan. Jubah hitamnya berkibar diterpa angin, rambut panjangnya bergerak ringan saat ia menarik napas dalam-dalam.
Di sampingnya, Lan Ruo berdiri dengan ekspresi serius, sementara murid-murid lain juga bersiap.
Di atas tribun kehormatan, para tetua sekte duduk dengan penuh wibawa, memperhatikan para peserta yang akan bertarung.
Tetua berjanggut putih, yang sebelumnya menguji Ling Tian, berdiri dan mengangkat tangannya.
"Mari kita mulai pertarungan yang akan menentukan siapa yang layak mewakili Sekte Xuan Tian!"
Dengan satu ayunan tangannya, lonceng besar di puncak arena berdentang keras!
"Ding!"
"Peserta pertama: Ling Tian melawan Wu Zhen!"
Seketika, arena menjadi gaduh.
"Itu Ling Tian?! Bukankah dia baru bergabung beberapa tahun lalu?"
"Tapi lawannya adalah Wu Zhen! Dia salah satu murid berbakat tahap akhir Spirit Awakening!"
Ling Tian melangkah maju dengan tenang. Di hadapannya, Wu Zhen, seorang pria bertubuh kekar dengan baju perang ringan berwarna perak, tersenyum mengejek.
"Hei, anak baru," kata Wu Zhen sambil menyilangkan tangan. "Aku tidak tahu kenapa kau berani ikut turnamen ini, tapi jangan berharap bisa bertahan lebih dari sepuluh jurus."
Ling Tian tersenyum tipis. "Aku tidak butuh sepuluh jurus untuk mengalahkanmu."
Mata Wu Zhen menyipit. "Sombong!"
"Mulai!"
Wu Zhen langsung menerjang ke depan, tangannya dikelilingi energi spiritual berwarna merah menyala.
"Flaming Fist!"
Tangannya menghantam udara, menciptakan gelombang panas yang langsung menyerang Ling Tian.
Namun, sebelum serangan itu mengenai…
"Shadow Step!"
Ling Tian melesat ke samping dengan kecepatan mengerikan, meninggalkan bayangan samar di tempatnya.
Mata Wu Zhen melebar. "Apa?!"
Seketika, Ling Tian sudah berada di belakangnya!
"Seranganku belum selesai," bisik Ling Tian.
"Shadow Sword Arts – Phantom Slash!"
Pedang Ling Tian berkelebat, menciptakan tiga bayangan pedang yang menyerang Wu Zhen dari berbagai arah!
"Brakkk!"
Wu Zhen terlempar ke belakang, baju perangnya robek dan darah mengalir dari lengannya.
Ia mengertakkan gigi. "Kau memaksaku!"
Energi merah di tubuhnya berkobar lebih kuat.
"Infernal Flame Strike!"
Wu Zhen mengumpulkan energi api di tinjunya, lalu menghantam tanah dengan kekuatan penuh!
"Boom!!!"
Ledakan api besar menyelimuti arena, menciptakan ombak panas yang membakar udara.
Para murid di tribun menahan napas.
"Itu adalah teknik tingkat tinggi!"
Namun, saat asap mulai menghilang…
Ling Tian masih berdiri dengan tenang, tidak terluka sedikit pun!
Wu Zhen terkejut. "Apa?!"
Ling Tian mengangkat tangannya. "Giliranmu sudah habis."
Dalam sekejap, ia melesat ke depan dengan kecepatan luar biasa, pedangnya memancarkan cahaya tajam.
"Heavenly Thunder Slash!"
Petir biru menyelimuti pedangnya saat ia menebas lurus ke arah Wu Zhen!
"Zraakkk!"
Wu Zhen tak sempat menghindar. Tubuhnya terhempas keluar arena dan menghantam tanah dengan keras!
"Pemenangnya, Ling Tian!"
Arena hening sejenak… lalu berubah menjadi sorakan gemuruh!
"Dia mengalahkan Wu Zhen dengan mudah?!"
"Siapa sebenarnya Ling Tian ini?"
Dari tribun tetua, beberapa orang mulai memperhatikannya dengan lebih serius.
Pertarungan demi pertarungan berlalu, dan Ling Tian terus melaju tanpa henti.
Ia mengalahkan lawan-lawan kuat dengan teknik luar biasa.
Setiap pedang yang ia ayunkan membawa tekanan yang semakin besar.
Hingga akhirnya, hanya tersisa dua orang di puncak turnamen.
"Final: Ling Tian melawan Bai Feng!"
Bai Feng, seorang pemuda berbaju putih dengan pedang panjang berkilauan, berjalan ke tengah arena.
Matanya menatap tajam ke arah Ling Tian.
"Aku sudah menantikan pertarungan ini," kata Bai Feng dengan suara rendah.
Ling Tian menyipitkan mata. "Kita lihat siapa yang lebih kuat."
Para murid menahan napas.
Petarungan antara dua murid paling berbakat akan segera dimulai.
Di tribun tetua, pemimpin sekte menyilangkan tangannya.
"Ini menarik… Mungkin kita akan melihat seorang jenius sejati lahir hari ini."
—