---
Fantasy World - Episode 1
Matahari sore yang hangat menemani langkah Fiqli, Tiya, dan Tiara menuju tujuan berikutnya—sebuah bangunan tua yang sudah lama mereka incar. Sahabat sejati ini memang punya kebiasaan yang tidak biasa: berburu tempat misterius dengan rasa penasaran tanpa batas.
"Aku yakin, kali ini kita bakal nemuin sesuatu yang keren!" kata Tiya dengan semangat. Rambutnya yang dikuncir ekor kuda melambai saat dia berlari mendahului.
Fiqli hanya tersenyum tipis. "Semoga aja. Tapi, jangan lupa, tempat kayak gitu biasanya nggak cuma keren, tapi juga bahaya."
Tiara yang berjalan di belakang mereka menambahkan, "Kalau gitu, makin seru dong. Bahaya itu tantangan!" Matanya bersinar penuh antusias.
Mereka tiba di bangunan itu—sebuah reruntuhan tua dengan pintu besar berukir aneh. Begitu mereka melangkah masuk, udara mendadak berubah dingin, membuat bulu kuduk berdiri.
"Kenapa rasanya beda, ya?" tanya Fiqli sambil menyipitkan mata.
Tiba-tiba, lantai di bawah mereka bergetar. Cahaya biru terang menyelimuti mereka, dan dalam hitungan detik, semuanya berubah.
---
Ketika mereka membuka mata, langit cerah dengan dua matahari menyambut mereka. Pemandangan asing ini membuat mereka terdiam, bingung sekaligus terpesona.
"Di mana ini?" Tiya bertanya, menatap ke sekeliling.
Fiqli memeriksa sekeliling, mencoba mencari petunjuk. "Ini... bukan dunia kita."
Tiara menunjuk ke kejauhan. "Lihat! Ada kota di sana!"
Mereka berjalan menuju kota itu, dan di sana mereka bertemu dengan orang-orang yang menggunakan sihir dan membawa senjata aneh. Dari seorang penduduk setempat, mereka mengetahui bahwa mereka telah masuk ke dunia bernama Eldoria, sebuah dunia penuh sihir, monster, dan petualangan.
Saat mereka mencoba mencari cara pulang, seorang pria misterius muncul, mengenakan jubah panjang. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Elder Rikan, penjaga kota tersebut.
"Jika kalian ingin bertahan di sini, kalian harus belajar menggunakan kekuatan kalian. Eldoria telah memilih kalian sebagai pemilik elemen spesial. Tapi itu tak datang begitu saja. Kalian harus berlatih keras," katanya tegas.
Fiqli, Tiya, dan Tiara saling memandang. Mereka tahu ini bukan pilihan, melainkan takdir baru mereka.
"Kalau begitu, kami akan mencoba!" jawab Fiqli dengan penuh keyakinan.
Elder Rikan tersenyum. "Baiklah. Mari kita mulai !!