Fantasy World - Episode 3
"Langkah Pertama ke Dungeon"
Hari itu, Fiqli, Tiya, dan Tiara berdiri di depan gerbang besar yang memancarkan cahaya biru samar. Tulisan di atas gerbang itu berbunyi, "Dungeon Pemula: Level 1."
Elder Rikan mengantar mereka sampai di sana. "Dungeon ini adalah tempat yang tepat untuk kalian mulai belajar bertarung. Monster di dalamnya tidak terlalu kuat, tapi tetap saja, jangan lengah. Kalian harus belajar bekerja sama untuk bertahan hidup."
Tiara memandang pintu besar itu dengan penuh semangat. "Akhirnya, petualangan yang sebenarnya dimulai!"
Fiqli menghela napas. "Kita harus tetap waspada. Jangan terlalu meremehkan, Tiara."
Tiya menepuk bahu mereka berdua. "Oke, ayo kita masuk. Kita nggak tahu apa yang ada di dalam, tapi aku yakin kita bisa melewatinya."
Mereka melangkah masuk ke dungeon, dan suasana langsung berubah. Cahaya dari kristal di dinding menerangi lorong-lorong batu, dan suara langkah mereka bergema di seluruh tempat.
---
Pertemuan dengan Monster
Tak butuh waktu lama sebelum mereka bertemu dengan musuh pertama mereka—sekelompok goblin kecil dengan senjata seadanya.
"Ada lima! Kita harus cepat atur strategi!" kata Fiqli, memegang tongkat kayu sederhana yang baru saja dia dapatkan dari guild.
"Fiqli, tahan mereka dari depan dengan esmu! Aku akan serang mereka dari sisi kiri!" Tiya berlari ke arah yang dia sebut, bersiap dengan pedangnya.
"Dan aku akan bakar mereka dari belakang!" Tiara bersiap mengeluarkan sihir apinya.
Fiqli mengangkat tangannya, mencoba memanggil elemen es yang baru saja dia pelajari. "Frost Barrier!" Sebuah dinding es kecil muncul, menghalangi serangan goblin pertama.
Sementara itu, Tiya melompat dan menebas dua goblin sekaligus dengan gerakan anggun. Angin dari elemen sihirnya membuat serangannya semakin cepat.
Tiara menyelesaikan pertarungan dengan melemparkan bola api kecil yang langsung mengenai dua goblin terakhir.
Mereka terengah-engah setelah pertarungan pertama mereka. "Itu... lumayan sulit," kata Fiqli, menghapus keringat dari dahinya.
"Ya, tapi lihat ini!" Tiya memungut sesuatu dari tubuh salah satu goblin—sebuah kristal kecil yang bersinar.
Tiara ikut memeriksa. "Kita bisa jual ini di guild, kan?"
Fiqli mengangguk. "Ya, dan itu artinya kita mulai mendapatkan uang."
---
Jebakan dan Harta Karun
Mereka melanjutkan perjalanan lebih dalam ke dungeon. Di salah satu ruangan, mereka menemukan sebuah peti harta yang tampak mencurigakan.
"Kayaknya ini jebakan," kata Fiqli, mengerutkan kening.
Tiya berjongkok, memeriksa lantai di sekitar peti. "Ada pelat tekanan di sini. Kalau kita salah langkah, jebakan ini bakal aktif."
Tiara mengangkat tangan. "Biar aku coba. Kalau aku nyalain api kecil, kita bisa lihat mekanisme jebakannya."
Dengan hati-hati, mereka bekerja sama untuk mematikan jebakan. Setelah berhasil, mereka membuka peti itu dan menemukan beberapa koin emas dan ramuan penyembuh.
"Ini lebih dari cukup untuk latihan pertama kita," kata Tiya dengan senyuman lebar.
---
Kembali ke Guild
Saat mereka kembali ke guild, mereka menyerahkan kristal dan koin yang mereka dapatkan. Petugas guild mencatat hasil mereka dan memberi mereka beberapa koin perak sebagai bayaran.
"Kalian bertiga sudah melakukan pekerjaan bagus untuk pemula. Tapi ingat, perjalanan kalian masih panjang," kata petugas itu sambil tersenyum.
Fiqli, Tiya, dan Tiara saling berpandangan, penuh semangat. Mereka tahu, ini baru permulaan dari petualangan besar mereka di dunia ini.