Rafael membersihkan tenggorokannya dengan keras. Sebelum Soleia bisa menghentikannya, Rafael menutup mulutnya dengan tangannya dan langsung berteriak. "Permisi, Orion, apakah Anda sibuk?"
"Apa yang sedang kau lakukan?" Soleia mendesis, menarik lengannya dengan horor. Sir Ralph terlalu tahu mereka sedang sibuk!
"Memastikan kita punya tempat hangat untuk tidur malam ini," gumam Ralph, sebelum berjalan maju mengetuk pintu kereta seolah-olah dia adalah seorang tukang koran yang menuntut pembayaran. Soleia tanpa daya ditarik maju oleh kekuatan tubuhnya. "Orion! Perhatikan aku!"
Pintu kereta terbuka dengan keras sampai Soleia benar-benar terkejut tidak lepas dari engselnya.
"Apa ini?" Orion menggonggong kesal saat dia menatap mereka berdua.
"Yah, teman baikku, seperti yang kau lihat, malam telah tiba," ujar Rafael, otot di rahangnya berkedut saat ia melambaikan tangan bebasnya untuk menunjuk langit malam yang gelap, di mana satu-satunya cahaya datang dari bulan yang semakin besar.
