Chereads / antara takdir atau doa yang tertunda / Chapter 11 - Pilihan yang Sulit

Chapter 11 - Pilihan yang Sulit

Keesokan harinya, pagi yang cerah terasa sedikit lebih berat bagi Sam dan Ulpa. Meskipun matahari terbit dengan sinar lembut yang menyinari seluruh ruangan, keduanya merasakan kecemasan yang tidak bisa diabaikan. Mereka kembali duduk bersama, membahas masalah yang semakin memuncak.

Sam duduk di ujung tempat tidur, tangan terlipat di depan dada. Pikirannya terus berputar tentang apa yang harus dilakukan. "Ulpa, aku terus memikirkan tentang Robert. Aku tahu kita harus memberi tahu ayah kita, tapi bagaimana dengan Robert? Apa kita harus memberitahunya kalau Ratu ada di sini?"

Ulpa menarik napas panjang, wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan keraguan. "Aku... aku tidak tahu, Sam. Ratu pergi ke sini karena bertengkar dengannya. Jika kita memberi tahu Robert sekarang, apa dia akan marah atau malah semakin menghancurkan semuanya? Dia masih suami Ratu, meskipun hubungan mereka saat ini tidak baik."

Sam mengangguk pelan, merasakan beban yang sama. "Iya, aku paham. Tapi jika kita tidak memberitahunya, apakah itu malah semakin mempersulit keadaan? Robert punya hak untuk tahu, kan? Meskipun dia telah membuat kesalahan besar, kita masih harus menghormatinya sebagai suami Ratu."

Ulpa menatap lantai sejenak, seperti mencari jawaban yang tepat. "Aku khawatir kalau Robert tahu sekarang, dia bisa membuat semuanya lebih buruk. Dia mungkin merasa dikhianati atau bahkan semakin terpuruk. Kita tahu betul dia bukan tipe yang mudah menerima kenyataan."

Sam menggigit bibirnya, merasa bingung. "Tapi di sisi lain, apakah kita bisa terus menyembunyikan ini darinya? Aku rasa dia pasti akan merasa ada yang aneh jika kita tidak memberi penjelasan. Aku tidak ingin membohongi dia, Ulpa."

Ulpa terdiam, menatap Sam dengan ekspresi penuh pertimbangan. "Mungkin kita harus memberi waktu, Sam. Memberitahu Robert mungkin bukan keputusan yang bijak sekarang. Dia butuh waktu untuk menyadari apa yang telah dia lakukan. Jika kita memberitahunya terlalu cepat, mungkin dia akan lebih reaktif daripada memahami keadaan."

Sam menatap istrinya dengan berat hati. "Aku tahu kita harus berhati-hati. Tapi aku juga khawatir, Ulpa. Jika kita terlalu lama menunda memberitahu Robert, apa kita tidak berisiko membuat situasi ini semakin rumit?"

Ulpa mengangguk pelan, tapi matanya masih dipenuhi keraguan. "Mungkin kita bisa memberi tahu Robert dengan cara yang lebih hati-hati. Tidak langsung, tapi lebih bertahap. Kita tidak bisa langsung memberitahunya bahwa Ratu ada di sini karena bertengkar dengannya. Itu bisa membuatnya merasa semakin kehilangan kontrol."

Sam meresapi kata-kata Ulpa, menyadari bahwa langkah yang mereka ambil harus sangat hati-hati. "Aku rasa kamu benar. Kita harus menunggu saat yang tepat, tapi juga tidak boleh menunda terlalu lama."

Keduanya terdiam, masing-masing merenungkan pilihan yang ada. Sam tahu, tidak ada jawaban yang mudah dalam situasi ini. Mereka harus berhati-hati agar tidak membuat masalah yang sudah rumit menjadi lebih besar. Pada akhirnya, mereka harus memilih dengan bijak, dan itu membutuhkan waktu dan pertimbangan matang.

"Apapun yang kita putuskan, kita harus melakukannya bersama-sama," kata Ulpa, mencoba memberi ketenangan pada Sam. "Dan kita harus siap menghadapi apapun yang terjadi."

Sam mengangguk pelan. "Aku setuju, Ulpa. Kita akan mengambil langkah ini dengan hati-hati. Kita akan memberi waktu untuk Ratu dan juga untuk Robert. Tapi kita harus siap menghadapi kenyataan, tidak peduli bagaimana hasilnya nanti."

Keputusan mereka tidak akan mudah, tapi Sam merasa sedikit lebih tenang setelah berbicara dengan Ulpa. Mereka akan menghadapi semuanya bersama-sama, langkah demi langkah, meskipun jalan yang ada di depan mereka tampak begitu penuh ketidakpastian.