Chereads / Foresight: Mata Pengubah Takdir / Chapter 1 - Bab 1 | Kebangkitan di Dunia Asing

Foresight: Mata Pengubah Takdir

🇮🇩LadyTalia
  • 14
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 150
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1 | Kebangkitan di Dunia Asing

Gelap.

Itulah yang pertama kali Leonhart rasakan. Sensasi dingin menjalar ke seluruh tubuhnya, seakan-akan ia terjebak dalam kehampaan tanpa ujung. Tidak ada suara, tidak ada cahaya, hanya kesadaran samar yang perlahan-lahan kembali.

Apa yang terjadi padaku?

Ia mencoba mengingat. Bayangan samar tentang dunia sebelumnya melintas. Ia ingat sedang begadang membaca novel favoritnya—kisah tentang pangeran buangan yang bangkit melawan takdirnya—hingga akhirnya rasa kantuk mengalahkannya. Tapi, seharusnya ia terbangun di ranjangnya, bukan di tempat ini.

Tiba-tiba, rasa sakit luar biasa menyerang kepalanya.

"Argh…!"

Seolah ada sesuatu yang menembus pikirannya, menyuntikkan gelombang ingatan yang bukan miliknya. Dalam hitungan detik, gambaran-gambaran aneh muncul dalam kepalanya—ingatan tentang seorang anak laki-laki bangsawan, Leonhart von Valtara, putra kedua dari keluarga Duke Valtara, salah satu keluarga paling berpengaruh di Kekaisaran Eldoria.

Bukan hanya itu, ia juga bisa merasakan emosi yang menyertai ingatan itu—kesepian, rasa takut, dan keputusasaan. Seolah Leonhart asli adalah seseorang yang tidak pernah benar-benar diinginkan oleh keluarganya. Seorang anak buangan, bayangan dari kakaknya, Damian von Valtara, yang sempurna dan berbakat.

Ini... ini tidak mungkin!

Ketika rasa sakit itu mereda, Leonhart menyadari sesuatu.

Ia telah bereinkarnasi.

Namun, ini bukan sembarang dunia. Dunia ini… ia mengenalnya. Ini adalah dunia dari novel yang sering ia baca—"Sang Kaisar Penghancur"—sebuah kisah kelam yang dipenuhi dengan perang, politik, dan pengkhianatan.

Dan lebih buruknya lagi…

Leonhart von Valtara adalah karakter sampingan yang ditakdirkan untuk mati dalam cerita ini!

Jantungnya berdebar kencang. Ia mencoba menenangkan diri, menarik napas dalam-dalam. Sekarang bukan waktunya untuk panik. Jika novel yang ia baca akurat, maka nasib Leonhart sangatlah tragis—dibunuh dalam perebutan kekuasaan antara kakaknya, Damian, dan sang Kaisar.

Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi.

Ia harus mencari jalan keluar. Dan saat itulah, sesuatu yang aneh terjadi.

Di sudut penglihatannya, sebuah jendela transparan muncul—seperti antarmuka game.

[FORESIGHT SYSTEM AKTIF]

Kemampuan Unik: "Mata Takdir" telah diaktifkan.

Anda dapat melihat berbagai kemungkinan masa depan berdasarkan tindakan yang diambil.

Kemampuan Lv. 1 – Penglihatan Masa Depan Singkat

Dapat melihat hasil dari sebuah keputusan dalam jangka waktu pendek (beberapa detik hingga menit).

Akurasi 80% (tergantung pada variabel yang ada).

Sebuah sistem?

Leonhart menatap layar transparan itu dengan mata melebar. Dalam novel aslinya, Leonhart von Valtara tidak memiliki kemampuan semacam ini.

Jadi, ini adalah keuntunganku?

Jika ia memiliki sistem ini, maka ia bisa menghindari kematian yang menantinya. Ia bisa membuat keputusan yang lebih baik dan merencanakan jalan hidupnya.

Namun, sebelum ia bisa bereksperimen lebih jauh, suara ketukan terdengar dari pintu kamarnya.

Tok. Tok. Tok.

"Leonhart-sama, Duke memanggil Anda ke ruang keluarga."

Sebuah suara pelayan terdengar dari balik pintu.

Leonhart menelan ludah. Jika ingatannya tidak salah, pertemuan ini adalah salah satu titik awal konflik dalam novel—awal dari pertarungan antara Damian dan ayah mereka. Dan dalam alur asli, Leonhart hanya menjadi pion yang akhirnya dibuang.

Tapi kali ini, ia tidak akan membiarkan dirinya dimainkan oleh takdir.

Leonhart menarik napas dalam-dalam. Udara di ruangan itu dingin, tetapi ada kehangatan samar yang berasal dari perapian di sudut ruangan. Ia menggerakkan jarinya perlahan, mencoba membiasakan diri dengan tubuh barunya. Otot-ototnya terasa lebih kaku dibandingkan tubuh sebelumnya, tetapi juga lebih kuat, lebih terbiasa dengan latihan fisik.

Ini tubuh seorang bangsawan… Tapi kenapa rasanya seperti tubuh seorang prajurit?

Dalam novel, Leonhart tidak pernah diceritakan sebagai petarung. Ia adalah karakter sampingan, seorang anak bangsawan yang lebih sering diabaikan oleh keluarganya. Namun, sekarang setelah merasakan tubuhnya sendiri, ia sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda.

Ia mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan dalam genggamannya. Lalu, pandangannya kembali ke cermin besar di kamar itu.

Sosok yang menatap balik adalah seorang pemuda dengan rambut perak pucat yang jatuh sedikit berantakan, dengan mata merah tua yang berkilauan di bawah cahaya lilin. Wajahnya tampan, dengan garis rahang yang tegas, tetapi ada kelelahan yang tersembunyi dalam ekspresi wajahnya—bekas luka dari kehidupan yang penuh tekanan.

Leonhart tidak bisa menahan tawa kecil.

Dulu aku hanya pembaca yang mengagumi karakter-karakter seperti ini. Sekarang, aku menjadi salah satunya.

Namun, senyum itu segera menghilang.

Karena ia tahu, jika ia mengikuti jalan cerita asli, maka hidupnya akan berakhir lebih cepat daripada yang ia inginkan.

Tok. Tok. Tok.

Ketukan pintu kembali terdengar, kali ini sedikit lebih kuat.

"Leonhart-sama, Duke sedang menunggu."

Suara pelayan itu terdengar tenang, tetapi Leonhart bisa merasakan nada kehati-hatian di dalamnya.

Pelayan ini… ia tidak mengingatnya dari novel. Mungkin karena Leonhart sebelumnya adalah karakter sampingan, sehingga orang-orang seperti pelayan pun tidak pernah benar-benar disebutkan. Namun, sekarang, semua detail kecil menjadi penting.

Ia merapikan pakaian bangsawannya—jubah hitam dengan lambang singa emas di dada, simbol kebanggaan keluarga Valtara. Rambut peraknya sedikit berantakan, dan wajahnya yang tampan dengan mata merah tua yang tajam menatap pantulannya di cermin.

Dengan napas panjang, ia membuka pintu dengan perlahan.

Di depan pintu berdiri seorang pria paruh baya dengan seragam pelayan berwarna hitam, wajahnya tanpa ekspresi, tetapi matanya penuh perhitungan. Ia menundukkan kepala sedikit, menunjukkan rasa hormat, tetapi Leonhart bisa merasakan bahwa itu hanyalah formalitas.

"Dimana ayahku?" tanya Leonhart, suaranya terdengar lebih kuat dari yang ia perkirakan.

Pelayan itu sedikit terkejut, tetapi segera menjawab. "Duke Valtara menunggu di ruang keluarga utama. Ia ingin membicarakan hal yang penting."

Leonhart mengangguk pelan, lalu melihat sekeliling.

Koridor ini terasa lebih megah daripada yang ia bayangkan dalam novel. Lantai marmer hitam berkilauan di bawah cahaya lampu gantung emas, sementara dinding-dinding batu dihiasi dengan lambang keluarga Valtara—singa emas yang mengaum, simbol kebanggaan dan kekuatan. Lukisan-lukisan leluhur keluarga berjejer di sepanjang dinding, wajah-wajah mereka penuh ketegasan dan kebanggaan.

Namun, ada sesuatu yang lain yang ia sadari.

Di sudut-sudut ruangan, tersembunyi di balik tirai dan pilar, ada pengawal-pengawal berseragam hitam yang berdiri diam, mata mereka terus mengamati sekeliling.

Leonhart menyipitkan matanya.

Dalam novel, keluarga Valtara selalu dikenal sebagai keluarga yang penuh intrik politik dan rahasia. Tetapi jika pengamanan di dalam istana seperti ini, itu berarti sesuatu yang besar sedang terjadi.

Mungkin itulah alasan Duke ingin bertemu dengannya hari ini.

Apakah ini tentang Damian?

Atau lebih buruk lagi, apakah ini tentang dirinya?

---

Sebelum melangkah lebih jauh, Leonhart memutuskan untuk mencoba Foresight System.

[FORESIGHT SYSTEM AKTIF]

Menganalisis kemungkinan skenario pertemuan dengan Duke Valtara…

Dunia di sekitarnya tiba-tiba berubah. Sebuah bayangan masa depan mulai terbentuk di dalam pikirannya. Gambaran yang samar-samar pada awalnya, tetapi semakin jelas seiring berjalannya waktu.

Ia melihat dirinya duduk di hadapan ayahnya—Duke Valtara, seorang pria tua dengan janggut perak dan mata tajam penuh perhitungan. Suasana di dalam ruangan terasa berat, penuh dengan ketegangan.

Duke berbicara dengan suara berat, mengatakan sesuatu tentang warisan keluarga, tentang bagaimana Leonhart harus bersiap menghadapi konflik yang akan datang.

Namun, di sudut ruangan, ada seseorang yang mengawasinya.

Sebuah bayangan—terlalu kabur untuk dikenali, tetapi Leonhart tahu bahwa orang itu sangat berbahaya.

Gambarannya berakhir.

Leonhart terkejut. Sistem ini benar-benar bekerja.

Ia tidak hanya bisa melihat kemungkinan masa depan, tetapi juga bisa mengidentifikasi ancaman tersembunyi yang mungkin ia lewatkan sebelumnya.

Jadi ini keunggulanku...

Leonhart menarik napas, lalu mulai berjalan.

Sekarang, ia tahu satu hal: pertemuan ini bukan sekadar pertemuan keluarga biasa.

Seseorang sedang mengawasinya.

Dan ia harus bersiap.