Bab 1
Aldy masih ingat hari itu, ketika keluarga Wijaya menghancurkan kehidupan keluarganya. Ayahnya kehilangan pekerjaannya, ibunya jatuh sakit, dan adiknya harus meninggalkan sekolah. Aldy berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti, ia akan membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Aldy tumbuh dalam sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis. Ayahnya bekerja sebagai direktur di sebuah perusahaan besar, ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, dan adiknya adalah seorang siswa yang rajin. Namun, semuanya berubah ketika keluarga Wijaya datang ke kota mereka.
Kelurga Wijaya adalah sebuah keluarga yang kaya dan berpengaruh. Mereka memiliki banyak bisnis dan properti di kota tersebut. Namun, mereka juga dikenal sebagai keluarga yang licik dan tidak memiliki moral.
Aldy masih ingat bagaimana keluarga Wijaya menghancurkan kehidupan keluarganya. Mereka menggunakan kekuasaan dan uang mereka untuk menghancurkan bisnis ayahnya dan membuat ibunya jatuh sakit. Adiknya juga terpaksa meninggalkan sekolah karena keluarga mereka tidak memiliki uang lagi.
Aldy berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari nanti, ia akan membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia akan membuat mereka menderita seperti yang telah mereka lakukan pada keluarganya.
Aldy tumbuh menjadi seorang pria yang kuat dan berani. Ia memiliki semangat yang tinggi dan tidak pernah menyerah. Ia juga memiliki kecerdasan yang tinggi dan dapat memikirkan strategi yang baik untuk mencapai tujuannya.
Namun, Aldy juga memiliki kelemahan. Ia dapat menjadi sangat emosional dan tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Ia juga dapat menjadi sangat egois dan tidak mempedulikan perasaan orang lain.
Aldy masih ingat bagaimana ia berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia masih memiliki semangat yang tinggi dan tidak pernah menyerah. Ia akan terus berjuang untuk mencapai tujuannya dan membuat keluarga Wijaya menderita.
Aldy telah berjanji pada dirinya sendiri untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia telah memikirkan rencana yang matang untuk mencapai tujuannya. Ia akan menggunakan kecerdasan dan keberanianya untuk membuat keluarga Wijaya menderita.
Aldy mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga Wijaya. Ia mencari tahu tentang bisnis mereka, keuangan mereka, dan hubungan mereka dengan orang lain. Ia juga mencari tahu tentang kelemahan mereka dan bagaimana ia dapat memanfaatkannya.
Setelah mengumpulkan informasi yang cukup, Aldy mulai memikirkan rencana yang lebih spesifik. Ia akan membuat keluarga Wijaya kehilangan bisnis mereka, keuangan mereka, dan reputasi mereka. Ia akan membuat mereka menderita seperti yang telah mereka lakukan pada keluarganya.
Aldy juga memikirkan tentang bagaimana ia dapat memastikan bahwa rencananya berhasil. Ia akan menggunakan jaringan yang luas dan sumber daya yang cukup untuk memastikan bahwa rencananya tidak gagal. Ia akan membuat keluarga Wijaya tidak memiliki kesempatan untuk melawan.
Namun, Aldy juga menyadari bahwa rencananya tidak akan mudah. Keluarga Wijaya memiliki banyak sumber daya dan jaringan yang luas. Mereka juga memiliki banyak pengalaman dalam berbisnis dan berpolitik. Aldy harus sangat berhati-hati dan memikirkan setiap langkahnya dengan matang.
Aldy juga menyadari bahwa rencananya dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan. Ia dapat kehilangan teman-temannya, keluarganya, dan reputasinya. Ia dapat juga kehilangan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang bahagia dan sukses. Aldy harus sangat berhati-hati dan memikirkan setiap langkahnya dengan matang.
Meskipun demikian, Aldy masih tetap berkomitmen untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya dan membuat keluarga Wijaya menderita. Ia akan tidak menyerah dan akan terus berjuang untuk mencapai tujuannya.
Aldy duduk di depan meja kerjanya, memandangi dokumen-dokumen yang terbaris di atasnya. Ia telah mengumpulkan banyak informasi tentang keluarga Wijaya, dan sekarang ia harus memikirkan bagaimana cara memanfaatkannya.
Ia memandangi foto Luna, putri keluarga Wijaya, yang terpampang di atas meja kerjanya. Ia tidak bisa tidak merasa tertarik pada gadis itu. Ia memiliki senyum yang manis dan mata yang indah.
Tapi, Aldy tidak boleh terjebak dalam perasaannya. Ia harus tetap fokus pada tujuannya, yaitu membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Ia memandangi dokumen-dokumen yang terbaris di atas meja kerjanya, mencari informasi yang dapat membantunya mencapai tujuannya. Ia menemukan beberapa informasi yang penting, seperti alamat rumah keluarga Wijaya dan jadwal kegiatan mereka.
Aldy merasa puas dengan informasi yang ia dapatkan. Ia sekarang memiliki rencana yang lebih spesifik untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Tapi, ia tidak bisa tidak merasa khawatir. Ia tahu bahwa rencananya tidak akan mudah, dan ia harus siap menghadapi konsekuensi yang tidak diinginkan.
Aldy mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk menghilangkan rasa khawatirnya. Ia tahu bahwa ia harus tetap fokus pada tujuannya, dan tidak boleh terjebak dalam perasaannya.
Ia memandangi foto Luna sekali lagi, merasa tertarik pada gadis itu. Tapi, ia tidak bisa tidak merasa khawatir. Ia tahu bahwa ia harus tetap fokus pada tujuannya, dan tidak boleh terjebak dalam perasaannya.
Aldy mengambil keputusan, ia akan melanjutkan rencananya untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia akan tidak menyerah, dan akan terus berjuang untuk mencapai tujuannya.
Dan sekarang, Aldy siap untuk melanjutkan rencananya. Ia akan tidak menyerah, dan akan terus berjuang untuk mencapai tujuannya.
Aldy duduk di ruang kerjanya, memandang foto keluarga Wijaya yang terpampang di dinding. Ia merasa marah dan dendam terhadap mereka.
"Aku akan membuat kalian menderita," katanya pada dirinya sendiri, menggenggam tinjunya.
Aldy mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga Wijaya. Ia mencari tahu tentang bisnis mereka, keuangan mereka, dan hubungan mereka dengan orang lain.
"Siapa yang bisa membantu aku?" tanyanya pada dirinya sendiri.
Aldy memikirkan tentang teman-temannya yang bisa membantunya. Ia memutuskan untuk menghubungi temannya, Riko.
"Hai, Riko. Aku butuh bantuanmu," katanya melalui telepon.
"Apa yang bisa aku bantu?" tanya Riko.
"Aku ingin tahu tentang keluarga Wijaya. Aku ingin membuat mereka menderita," kata Aldy.
Riko terdiam sejenak. "Aku tidak tahu apakah aku bisa membantumu. Tapi aku bisa mencoba," katanya.
Aldy merasa lega. "Terima kasih, Riko. Aku akan menunggu kabar dari kamu."
Aldy menutup telepon dan memandang foto keluarga Wijaya lagi. Ia merasa yakin bahwa ia akan membuat mereka menderita.
"Aku akan membuat kalian menderita," katanya pada dirinya sendiri, menggenggam tinjunya.
Kemarahannya sangat terlihat jelas di wajahnya yang putih menjadi terlihat merah.
"Aku pastikan kalian akan menderita! Aku tidak akan membiarkan hidup kalian bahagia di atas penderitaan keluargaku!''
Wajah Aldy terlihat emosi tingkat dewa. Tangannya bergetar sembari tetap menggenggam tinjunya. Andai saja Wijaya ada dihadapannya saat ini mungkin dia akan memukuli wajahnya untuk meluapkan kemarahannya. Namun, ia sadar kalau dirinya tidak boleh gegabah.
Dia akan menunggu waktu yang tepat.