Aldy dan Luna terus berjalan-jalan di sekitar taman, menikmati pemandangan yang indah. Mereka berbicara tentang berbagai hal, dari hobi mereka hingga impian mereka.
Tiba-tiba, Luna berhenti dan memandang ke arah belakang. "Aldy, aku harus pergi sekarang," katanya.
Aldy merasa sedikit kecewa. "Apa yang terjadi?" tanyanya.
Luna tersenyum. "Aku harus bertemu dengan ayahku," katanya.
Aldy merasa sedikit penasaran. "Siapa ayahmu?" tanyanya.
Luna tersenyum. "Ayahku adalah Wijaya, pemilik perusahaan Wijaya Group," katanya.
Aldy merasa sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Luna adalah putri dari Wijaya, orang yang ia ingin balas dendamnya.
"Aku harus pergi sekarang," kata Luna, tersenyum.
Aldy merasa sedikit kecewa, tapi ia juga merasa sedikit penasaran. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Wijaya dan perusahaan Wijaya Group.
"Aku akan menunggu kamu," kata Aldy, tersenyum.
Luna tersenyum kembali dan berlari pergi. Aldy memandang ke arahnya, merasa sedikit penasaran.
Beberapa menit kemudian, Aldy melihat Luna berjalan kembali ke arahnya, diikuti oleh seorang pria yang terlihat sangat berwibawa.
"Aldy, ini ayahku," kata Luna, tersenyum.
Aldy memandang ke arah pria itu dan merasa sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa Wijaya akan terlihat seperti itu.
"Selamat pagi," kata Wijaya, tersenyum.
Aldy merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia juga merasa sedikit penasaran. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Wijaya dan perusahaan Wijaya Group.
"Selamat pagi," kata Aldy, tersenyum.
Wijaya memandang ke arah Aldy dan merasa sedikit penasaran. Ia tidak menyangka bahwa Aldy akan terlihat seperti itu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Wijaya.
Aldy merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia juga merasa sedikit penasaran. Ia ingin tahu lebih banyak tentang Wijaya dan perusahaan Wijaya Group.
"Aku hanya sedang berjalan-jalan," kata Aldy, tersenyum.
Wijaya memandang ke arah Aldy dan merasa sedikit penasaran. Ia tidak menyangka bahwa Aldy akan terlihat seperti itu.
"Aku ingin berbicara dengan kamu tentang sesuatu," kata Wijaya.
Aldy merasa sedikit penasaran. Ia ingin tahu apa yang Wijaya ingin bicarakan.
"Baiklah," kata Aldy, tersenyum.
Wijaya memandang ke arah Aldy dan merasa sedikit penasaran. Ia tidak menyangka bahwa Aldy akan terlihat seperti itu.
"Aku ingin tahu lebih banyak tentang kamu," kata Wijaya.
Aldy merasa sedikit tidak nyaman, tapi ia juga merasa sedikit penasaran. Ia ingin tahu apa yang Wijaya ingin tahu tentang dirinya.
"Baiklah," kata Aldy, tersenyum.
Aldy berpikir sejenak tentang tawaran Wijaya. Ia sangat menghargai kesempatan untuk bergabung dengan perusahaan Wijaya Group, tapi ia juga harus memikirkan tentang konsekuensi yang mungkin terjadi.
"Aku akan mempertimbangkan tawaranmu, Pak Wijaya," kata Aldy. "Tapi, aku harus memikirkan tentang hal ini dengan lebih serius."
Wijaya tersenyum. "Aku mengerti," katanya. "Aku akan menunggu keputusanmu."
Aldy merasa sedikit lega. Ia berterima kasih kepada Wijaya dan berjanji untuk mempertimbangkan tawarannya.
Setelah pertemuan dengan Wijaya, Aldy kembali ke rumahnya dan memikirkan tentang tawaran Wijaya. Ia sangat menghargai kesempatan untuk bergabung dengan perusahaan Wijaya Group, tapi ia juga harus memikirkan tentang konsekuensi yang mungkin terjadi.
Aldy berpikir sejenak tentang masa lalunya. Ia masih ingat tentang bagaimana ia dikhianati oleh keluarga Wijaya. Ia masih ingat tentang bagaimana ia kehilangan segalanya karena ulah mereka.
Tapi, Aldy juga berpikir tentang bagaimana ia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya. Ia bisa bergabung dengan perusahaan Wijaya Group dan mencari tahu tentang rahasia-rahasia mereka. Ia bisa menggunakan informasi itu untuk membalas dendam terhadap mereka.
Aldy merasa sedikit ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu apakah ia harus bergabung dengan perusahaan Wijaya Group atau tidak.
Tapi, Aldy juga berpikir tentang bagaimana ia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memajukan dirinya. Ia bisa bergabung dengan perusahaan Wijaya Group dan belajar dari mereka. Ia bisa menggunakan pengetahuan itu untuk memajukan dirinya dan mencapai tujuannya.
Aldy merasa sedikit lebih yakin. Ia akan bergabung dengan perusahaan Wijaya Group dan memanfaatkan kesempatan ini untuk memajukan dirinya. Ia akan menggunakan pengetahuan itu untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya dan mencapai tujuannya.
Aldy merasa sedikit lebih lega. Ia telah membuat keputusan dan siap untuk melaksanakannya.
Tapi, Aldy juga berpikir tentang bagaimana ia bisa menghadapi konsekuensi yang mungkin terjadi. Ia bisa kehilangan segalanya jika ia gagal. Ia bisa kehilangan kesempatan untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Aldy merasa sedikit ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu apakah ia harus melaksanakan rencananya atau tidak.
Tapi, Aldy juga berpikir tentang bagaimana ia bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memajukan dirinya. Ia bisa menggunakan pengetahuan itu untuk membalas dendam terhadap keluarga Wijaya dan mencapai tujuannya.
Aldy merasa sedikit lebih yakin. Ia akan melaksanakan rencananya dan memanfaatkan kesempatan ini untuk memajukan dirinya.
Aldy telah membuat keputusan untuk bergabung dengan perusahaan Wijaya Group. Ia merasa yakin bahwa ini adalah kesempatan yang tepat untuk memajukan dirinya dan membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Tapi, Aldy juga merasa sedikit ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ia bergabung dengan perusahaan Wijaya Group. Ia tidak tahu apakah ia akan bisa membalas dendam terhadap keluarga Wijaya.
Aldy berpikir sejenak tentang keputusannya. Ia merasa yakin bahwa ini adalah kesempatan yang tepat untuk memajukan dirinya. Tapi, ia juga merasa sedikit ragu-ragu tentang apa yang akan terjadi jika ia bergabung dengan perusahaan Wijaya Group.
Tiba-tiba, Aldy mendengar suara pintu yang dibuka. Ia berpaling dan melihat Luna yang sedang memasuki ruangan.
"Aldy, aku ingin berbicara dengan kamu," kata Luna.
Aldy merasa sedikit penasaran. "Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya.
Luna duduk di sebelah Aldy. "Aku ingin tahu tentang keputusanmu untuk bergabung dengan perusahaan Wijaya Group," katanya.
Aldy merasa sedikit terkejut. "Bagaimana kamu tahu tentang hal itu?" tanyanya.
Luna tersenyum. "Aku memiliki sumber informasi yang baik," katanya.
Aldy merasa sedikit penasaran. "Apa yang kamu ingin tahu tentang keputusanmu?" tanyanya.
Luna memandang Aldy dengan mata yang tajam. "Aku ingin tahu apakah kamu yakin tentang keputusanmu," katanya.
Aldy merasa sedikit ragu-ragu. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ia bergabung dengan perusahaan Wijaya Group.
"Tidak ada yang pasti dalam hidup," kata Aldy. "Tapi, aku merasa yakin bahwa ini adalah kesempatan yang tepat untuk memajukan diriku."
Luna tersenyum. "Aku percaya padamu, Aldy," katanya.
Aldy merasa sedikit lega. Ia merasa yakin bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat.
Tapi, Aldy juga merasa sedikit ragu-ragu tentang apa yang akan terjadi jika ia bergabung dengan perusahaan Wijaya Group.