Chereads / The Redeemer's System / Chapter 28 - Bab 24: Awal Pertempuran dan Penguasaan Seluncur

Chapter 28 - Bab 24: Awal Pertempuran dan Penguasaan Seluncur

Renn berdiri di atas tebing, memandang ke arah Pegunungan Askr yang menjulang tinggi di hadapannya. Angin dingin menerpa wajahnya, membawa bau tanah basah dan daun-daun yang berguguran. Misi pertama yang ia ambil dari guild bukanlah misi sembarangan. Tujuannya adalah mengalahkan Wyvern Gunung, seekor makhluk terbang yang terkenal ganas dan memiliki sisik sekeras baja.

"Baiklah, Astra. Saatnya mencoba seluncur ini," ujar Renn sambil mengeluarkan seluncur spiritual dari cincin penyimpanannya.

Seluncur itu terlihat mengagumkan. Terbuat dari ribuan serpihan yang bersinar lembut, seluncur itu membentuk papan yang ramping dan kokoh. Cahaya biru kehijauan menyelimuti permukaannya, memberikan kesan bahwa benda itu bukan dari dunia ini.

"Tuan, kau baru memulai pengendalian spiritual. Untuk sekarang, kau hanya bisa melaju dengan kecepatan 90 km per jam. Namun, dengan latihan yang konsisten, kau bisa meningkatkan kecepatannya hingga maksimal," jelas Astra.

Renn melangkah naik ke seluncur itu, merasakan energi spiritualnya terhubung dengan serpihan-serpihan di bawah kakinya. Perlahan, seluncur mulai melayang, lalu melaju dengan kecepatan yang stabil.

"Tidak buruk untuk pertama kali," gumam Renn, mencoba menjaga keseimbangan saat meluncur melewati jalan berbatu.

Dia mengarahkan seluncurnya menuju lembah di kaki Pegunungan Askr, tempat Wyvern Gunung terakhir kali terlihat. Perjalanan yang biasanya memakan waktu sehari penuh dengan berjalan kaki kini hanya membutuhkan beberapa jam.

---

Saat matahari mulai tenggelam di balik gunung, Renn tiba di lokasi yang ditandai di peta. Sebuah dataran tinggi dengan pepohonan yang jarang dan bebatuan besar. Suasana di sana terasa sunyi, terlalu sunyi.

"Dia pasti di sini," bisik Renn sambil menyiapkan pedangnya.

Tiba-tiba, suara raungan keras menggema dari kejauhan. Seekor Wyvern besar muncul dari balik tebing, terbang rendah dengan sayapnya yang lebar membelah udara. Sisik hijau gelapnya berkilauan di bawah sinar matahari terakhir, dan matanya yang merah menyala menatap Renn dengan kebencian.

"Ini dia," ujar Renn, bersiap menghadapi makhluk itu.

Wyvern itu tidak membuang waktu. Ia melesat ke arah Renn dengan kecepatan tinggi, cakarnya yang tajam siap mencabik mangsanya. Renn melompat ke samping, menghindari serangan pertama. Namun, tanah di bawahnya hancur akibat cakar Wyvern, melemparkan debu dan batu ke udara.

Pertarungan pun dimulai.

---

Wyvern menyerang tanpa henti, menggunakan cakarnya, ekornya yang seperti cambuk, dan nafas angin tajamnya untuk mencoba melukai Renn. Namun, Renn tetap tenang, mengandalkan kecepatannya untuk menghindar dan mencari celah untuk menyerang.

"Dia cepat… tapi aku bisa mengatasinya," gumam Renn sambil melompat ke atas seluncurnya.

Dengan seluncur itu, Renn melayang di udara, menghindari serangan Wyvern dari berbagai arah. Namun, ia menyadari bahwa kecepatan 90 km per jam tidak cukup untuk mengejar makhluk itu di udara.

"Astra, aku butuh bantuan!" seru Renn.

"Tuan, gunakan serpihanmu. Mereka bisa dikendalikan dengan mata spiritualmu untuk menyerang atau melindungi," jawab Astra.

Renn mengangguk, lalu mengaktifkan mata spiritualnya. Dunia di sekitarnya berubah. Semua benda, termasuk Wyvern, terlihat seperti energi bercahaya. Ia bisa melihat aliran energi di tubuh Wyvern, termasuk titik lemahnya di leher dan sayapnya.

"Baiklah, mari kita coba," ujar Renn sambil memanggil serpihan-serpihan dari seluncurnya.

Serpihan-serpihan itu, sebanyak puluhan ribu, melayang di sekitarnya seperti hujan cahaya. Dengan fokus penuh, Renn mengarahkan serpihan-serpihan itu untuk menyerang Wyvern.

Serangan pertama menghantam sayap Wyvern, meninggalkan luka kecil. Makhluk itu meraung kesakitan, tetapi regenerasi alaminya segera menyembuhkan luka tersebut.

"Regenerasi, ya?" Renn menyipitkan mata. "Kalau begitu, aku harus menyerang lebih banyak dan lebih cepat."

Dia memfokuskan semua serpihan ke arah Wyvern, menciptakan hujan serangan yang tak henti-hentinya. Setiap serpihan melukai sisik dan daging Wyvern, membuat regenerasinya kewalahan.

Wyvern, yang semakin terluka, mencoba melarikan diri ke udara. Namun, Renn tidak memberinya kesempatan. Dia meluncur dengan seluncurnya, mengejar makhluk itu sambil terus mengarahkan serpihan-serpihannya.

Akhirnya, dengan satu serangan terakhir yang terfokus pada leher Wyvern, Renn berhasil menjatuhkan makhluk itu ke tanah. Wyvern meraung kesakitan untuk terakhir kalinya sebelum tubuhnya roboh dan tidak bergerak lagi.

---

Renn berdiri di samping tubuh Wyvern yang mati, napasnya terengah-engah.

"Itu… melelahkan," gumamnya sambil menyeka keringat dari dahinya.

"Kerja bagus, Tuan," kata Astra. "Ini adalah kemenangan besar untukmu. Tidak hanya kau menyelesaikan misi ini, tetapi kau juga mulai memahami kekuatanmu."

Renn tersenyum tipis. "Masih banyak yang harus kupelajari. Tapi, ini adalah awal yang baik."

Dia mengumpulkan bagian tubuh Wyvern yang diminta oleh guild sebagai bukti, lalu menyimpan sisanya di dalam cincin penyimpanannya. Dengan hadiah dari misi ini, dia yakin bisa melangkah lebih jauh untuk mencapai tujuannya.

"Baiklah, mari kita kembali ke guild," ujar Renn sambil naik ke seluncurnya. Kali ini, dia meluncur dengan lebih percaya diri, siap menghadapi tantangan berikutnya.

---