Setelah perjalanan kembali ke kota, Renn tiba di guild tepat sebelum malam. Guild ramai seperti biasa, para petualang berbincang, tertawa, dan berbagi cerita tentang misi mereka. Renn berjalan ke meja resepsionis dengan santai, meski tubuhnya sedikit lelah setelah pertarungan melawan Wyvern Gunung.
"Selamat datang kembali, Tuan Renn!" sapaan ramah resepsionis, Lila, membuat suasana sedikit lebih hangat. "Bagaimana misi pertamamu? Kau terlihat cukup... lelah."
Renn mengangguk ringan sambil mengeluarkan kepala Wyvern Gunung dari cincin penyimpanannya dan meletakkannya di meja. Kepala itu cukup besar, membuat beberapa petualang yang melihatnya terdiam dan berbisik-bisik.
"Itu dia buktinya," kata Renn dengan nada datar.
Lila menatap kepala itu dengan takjub, lalu memeriksa catatan di mejanya. "Wyvern Gunung... misi ini seharusnya untuk tim petualang Rank C ke atas. Dan kau berhasil menyelesaikannya sendiri?"
"Aku hanya melakukan yang diperlukan," jawab Renn singkat.
Lila tersenyum, kagum dengan ketenangannya. "Baiklah, ini imbalanmu." Dia menyerahkan sekantong besar koin emas kepada Renn. "Selain itu, karena keberhasilanmu, kami akan mempertimbangkan kenaikan peringkatmu. Tapi itu akan memakan waktu beberapa hari."
Renn mengangguk sambil menerima koin tersebut. Dia memasukkan semuanya ke dalam cincin penyimpanan, lalu melirik papan misi. "Ada misi lain yang memberikan imbalan besar?"
Lila menghela napas. "Kau benar-benar tidak mau istirahat, ya? Baiklah, mari kita lihat..."
Dia memeriksa daftar misi dan menemukan tiga misi yang tersedia.
1. Menangkap Basilisk Hutan: Seekor monster besar yang dikenal karena tatapannya yang bisa melumpuhkan. Lokasi: Hutan Gelap. Imbalan: 150 koin emas.
2. Menghancurkan Sarang Ogre: Sebuah kelompok Ogre yang telah menyerang desa terdekat. Lokasi: Lembah Rokus. Imbalan: 200 koin emas.
3. Mengambil Artefak Kuno: Misi eksplorasi di reruntuhan yang dijaga oleh monster penjaga. Lokasi: Reruntuhan Ankra. Imbalan: 250 koin emas.
"Semua misi ini cukup sulit," kata Lila dengan nada serius. "Bahkan untuk petualang Rank C. Kau yakin ingin mengambil salah satunya?"
Renn menatap daftar itu, merenung sejenak. Astra tiba-tiba berbicara dalam pikirannya.
"Tuan, misi di Lembah Rokus sepertinya yang paling sesuai. Melawan banyak musuh sekaligus akan memberimu pengalaman bertarung yang lebih berharga."
Renn mengangguk pelan. "Aku akan mengambil misi menghancurkan sarang Ogre."
Lila terkejut, tetapi tidak mencoba mencegahnya. "Baiklah, tapi hati-hati. Sarang Ogre biasanya memiliki pemimpin yang jauh lebih kuat daripada Ogre biasa."
"Terima kasih atas peringatannya," kata Renn sebelum meninggalkan meja.
---
Perjalanan ke Lembah Rokus
Renn memulai perjalanannya ke Lembah Rokus pada pagi berikutnya. Dengan seluncur spiritualnya, ia meluncur di udara, menikmati angin yang menerpa wajahnya. Kali ini, ia mencoba meningkatkan kecepatannya, tetapi tetap berada di batas 90 km per jam.
"Masih butuh latihan lebih banyak," gumam Renn.
Setelah beberapa jam perjalanan, ia tiba di lembah tersebut. Suasananya terasa berat, dengan bau busuk yang memenuhi udara. Di kejauhan, Renn bisa melihat beberapa Ogre berkeliaran di sekitar mulut gua, tempat sarang mereka berada.
"Astra, ada berapa banyak di dalam sana?" tanya Renn sambil mengaktifkan mata spiritualnya.
"Sekitar dua puluh Ogre biasa dan satu Ogre Pemimpin. Ogre Pemimpin ini memiliki energi yang jauh lebih besar dibandingkan yang lain. Hati-hati, Tuan."
Renn menghela napas. "Ini akan memakan waktu."
Dia mulai mendekati gua dengan hati-hati, menggunakan pohon-pohon besar di sekitarnya sebagai perlindungan. Ketika ia cukup dekat, ia memanggil serpihan-serpihan dari seluncurnya.
"Baiklah, mari kita mulai," gumamnya sambil mengarahkan serpihan-serpihan itu ke salah satu Ogre yang berdiri di luar gua.
Serpihan-serpihan itu melesat dengan kecepatan tinggi, menembus tubuh Ogre dalam sekejap. Makhluk itu meraung kesakitan sebelum jatuh ke tanah. Suara itu langsung menarik perhatian Ogre lainnya.
---
Pertempuran Melawan Para Ogre
Lima Ogre keluar dari gua, masing-masing membawa senjata sederhana seperti tongkat kayu besar atau batu. Mereka mengaum dengan marah, menyerbu ke arah Renn.
Renn melompat ke seluncurnya, melayang di udara untuk menghindari serangan mereka. Dengan gerakan cepat, ia mengarahkan serpihan-serpihannya ke para Ogre, menyerang titik-titik lemah mereka.
Namun, jumlah mereka membuat pertarungan menjadi sulit. Beberapa Ogre berhasil mendekati Renn, memaksa dia untuk menggunakan pedangnya untuk bertahan.
Pertarungan berlangsung sengit. Renn harus terus bergerak, menghindari serangan sambil mencari celah untuk menyerang balik. Darah para Ogre berceceran di tanah, tetapi mereka tetap bertahan dengan semangat yang mengerikan.
"Astra, bagaimana dengan Ogre Pemimpin?" tanya Renn di sela-sela pertarungan.
"Dia belum keluar. Sepertinya dia menunggu di dalam gua."
"Baiklah, aku akan menyelesaikan ini secepat mungkin," ujar Renn dengan nada tegas.
Dengan satu serangan besar, Renn mengumpulkan semua serpihannya dan melemparkannya ke arah para Ogre yang tersisa. Serangan itu berhasil menghancurkan mereka, meninggalkan tubuh-tubuh besar yang tak bernyawa di tanah.
---
Pertarungan Melawan Ogre Pemimpin
Ketika Renn melangkah masuk ke gua, dia langsung merasakan tekanan yang berat. Ogre Pemimpin itu duduk di tengah ruangan, tubuhnya dua kali lebih besar dari Ogre biasa, dengan otot-otot yang menonjol dan senjata besar di tangannya.
Makhluk itu bangkit, menatap Renn dengan mata merah menyala.
"Baiklah, mari kita akhiri ini," ujar Renn sambil bersiap untuk pertarungan terakhir.