Dengan tanduk mereka yang bersinar biru terang saat Kilauan sinar matahari menyinari mereka, rusa Andalusia menjadi hewan yang ikonik dan karena jumlah mereka yang semakin sedikit karena perburuan liar (untuk mendapatkan tanduk dan daging mereka tentunya) maka pak hakim buru-buru menjatuhkan palu penghakiman, menjadikan sah peraturan yang sudah diusulkan sekitar beberapa tahun yang lalu untuk mengilegalkan perburuan terhadap hewan itu.
Disisi lain Andalusia, seorang wanita cantik dengan rambut berwarna krim dan mata indah berwarna biru mengamati dari jauh seekor induk rusa dan anaknya. Gadis itu bernama Alianna Attenborough, putri kerajaan Streissberg yang sedang berlibur mengikuti ayahnya yang sedang dinas di seberang Andalusia. Ketika diambilnya sniper ditangan dan dibidiknya hewan itu, Kalang kabut kedua hewan itu dibuat si gadis kecil yang ternyata gagal mengenai mereka berdua. "Kau hanya membuatnya takut," ucap lembut tunangan Alianna yang dengan segera mengajak pasukannya untuk menyerbu hewan tersebut masuk kedalam hutan belantara.
Maka pistol ditembakkan ke udara, puluhan kuda masuk menerjang maju dan meneriakkan semangat gerilya. Pangeran William Thompson namanya, beliau bukan sejatinya seorang pangeran namun dinamai demikian atas wasiat leluhurnya untuk menamai keturunan Thompson yang ke-56 dengan nama yang berisi kemasyhuran. Pangeran untuk lelaki dan Putri untuk perempuan. Kembali ke dalam perburuan, William dan seluruh pasukannya terus bergerak maju sambil ditemani Alianna yang susah payah mencoba mengimbangi penunggang kuda lainnya. Mau tidak mau William harus berkompromi dan menyuruh pasukannya untuk terus maju dengan satu perintah pasti, jangan bunuh kedua rusa itu, biarkan keputusan berada ditangan William dan kekasihnya.
Sambil menemani Alianna yang terlihat belum terlalu akur dengan kudanya, William sesekali mendesis melihat kebodohan pasangannya itu. Maka Alianna menjawab desisan itu dengan nada tinggi, siapa dia pikir bisa bersikap arogan seperti itu kepada seorang tuan putri, pikirnya. "Jaga tindakanmu," ucapnya, yang malah membuat William memandangnya semakin rendah. Pria itu menertawai Alianna sambil terus membantunya mengendalikan hewan itu.
Seketika letusan suara pistol datang dari dalam hutan, menandakan berakhirnya perburuan. Alianna dan William yang menghampiri pasukan mereka perlahan turun dari kuda, pada sang induk rusa yang sedang menggeliat di tanah. Rupanya anak sang rusa berhasil kabur dan tidak terlihat pergi kearah mana. Alianna tersenyum dan mengarahkan corong senapan miliknya kearah si rusa yang sedang sekarat, namun William menurunkan ujung senapannya dan menyerahkan sebuah belati kepada Alianna. "Beri hormat pada hasil buruanmu," ucapnya. Alianna mengambil belati itu dengan ragu-ragu lalu menikam hewan tersebut di arteri miliknya, menewaskannya seketika.
Hanya dalam waktu seminggu, foto hasil perburuan tersebut yang didokumentasikan dengan baik oleh salah seorang bawahan William kala itu menuai kecaman publik yang menuntut keadilan bagi si induk rusa dan anaknya yang malang. Begitu pula kediaman Attenborough yang berkali-kali dimintai keterangan atas kejadian tersebut dan diminta agar menyerahkan sisa-sisa hewan yang sudah diburu tuan putri Alianna tadi.
Bersamaan dengan itu, sang pewaris tahta Attenborough, Christian sedang menjalani penobatannya sebagai putra mahkota. Didalam ruangan yang penuh sesak warga Streissberg serta keringat bercampur darah sang pendeta, Christian secara resmi menjadi pewaris tahta selanjutnya kerajaan Streissberg. Maka kepulangannya disambut dengan tangisan dan nyanyian para penyanyi termahsyur yang dibayar untuk upacara penobatan serta para warga yang akan mendapat privilege lebih Dimata kerajaan apabila nyanyian mereka terdengar paling keras. Kebanyakan adalah wanita yang ingin suara mereka diperdengarkan demi menarik hati sang pujangga yang baru saja naik tahta. Namun Christian tidak punya alasan untuk menengok kearah mereka, tidak ada yang bisa ditawarkan rakyat kecil ini kepadanya yang agung dan menguasai langit.
Kecuali seseorang diantara kerumunan yang suaranya justru tidak terlalu merdu dan tidak terlalu keras juga, bukan pula kecantikannya yang membuat gusar pangeran Christian melainkan tatapan tidak berdosa yang dimiliki gadis itu. Christian menginginkan tatapan itu ada di wajah calon istrinya kelak.
Sementara itu disisi lain Arandolia, hidup seorang bangsawan masyhur yang hidup bergelimang harta namun dikucilkan semua orang. Sophia Florence namanya, seseorang yang hidup dari harta ayahnya serta ciri fisik ibunya. Rambut merah terangnya dan mata biru miliknya, menyiratkan bahwa Sophia bukan seseorang yang bisa diremehkan.