Pertarungan antara Zorath dan Kael mulai berkobar di dalam hutan yang gelap. Angin yang liar menghempas dedaunan, mengangkat puing-puing tanah ke udara, menciptakan badai yang mengelilingi mereka. Kael, Thalron, dan Reyn bergabung dalam serangan bersama, melawan kekuatan Zorath yang semakin besar.
Zorath menggunakan tongkatnya untuk mengendalikan angin, menarik kekuatan dari angin itu untuk menyerang mereka. Dia menciptakan gelombang angin tajam yang menghantam pohon-pohon di sekitarnya, membuat ranting-ranting berguguran ke tanah. Tetapi Kael, dengan kemampuan yang kini dia pelajari dari kekuatan angin, berusaha melawan serangan itu dengan kekuatan yang sama.
"Kael, hati-hati!" Thalron berteriak, melindungi Kael dari serangan angin yang datang tiba-tiba. "Kekuatan Zorath berasal dari sumber yang lebih gelap. Jangan sampai kau terpengaruh!"
Kael mengatur nafasnya, berusaha menyerap angin yang berhembus di sekitarnya. Dia tahu bahwa Zorath bukanlah lawan yang mudah. Kekuatannya mengancam tidak hanya keseimbangan pulau, tetapi juga dirinya sendiri. Tetapi ketika Kael memusatkan energi angin ke dalam dirinya, dia merasakan sesuatu yang berbeda—kekuatan itu seolah hidup, seolah ingin membantu Kael untuk melawan Zorath.
Zorath tertawa sinis melihat Kael. "Kau pikir kau bisa mengendalikan angin itu? Kau hanyalah manusia yang tak tahu apa-apa. Kekuatan angin itu milikku, Kael! Kau tidak akan mampu mengatasiku!"
Namun, Kael tidak menyerah. Dia mulai mengontrol angin itu, mengubahnya menjadi perisai yang melindungi dirinya dan teman-temannya dari serangan-serangan Zorath. Angin mulai bergerak sesuai keinginannya, berputar dalam formasi yang kokoh, mencegah Zorath untuk mendekat.
"Kita akan mengembalikan kekuatan angin ini ke keseimbangannya," Kael berkata tegas, matanya berkilat dengan tekad. "Kekuatan angin bukan milikmu, Zorath. Ini adalah milik pulau ini, dan kami akan menjaganya."
Pertarungan terus berlanjut—angin berhembus dengan deras, menciptakan gelombang yang menghantam satu sama lain. Kael merasakan kekuatan itu semakin mengisi dirinya, semakin kuat, tetapi dia tahu dia harus tetap waspada. Dia tidak bisa melawan Zorath sendiri. Dia membutuhkan Thalron dan Reyn untuk bertahan bersama.
Thalron bergerak dengan gesit, mengayunkan pedangnya untuk memotong angin yang tajam dari Zorath. Reyn melawan serangan dengan pedangnya sendiri, melindungi Kael dari serangan-serangan berbahaya. Mereka bekerja sama, menjadi satu kekuatan yang mencoba menahan kekuatan Zorath.
"Jangan sampai mereka merampas angin ini dari kita!" Thalron berteriak penuh semangat. "Kita harus menghentikan Zorath sebelum dia menguasai semuanya!"
Reyn menyusun kekuatan, menciptakan formasi serangan yang lebih besar. "Kita tidak bisa membiarkan kekuatan ini jatuh ke tangan yang salah. Kita harus mengalahkan Zorath sekarang juga!"
Dengan kekuatan yang semakin besar, Kael menggerakkan angin itu ke arahZorath yang masih terbaring di tanah, berusaha bangkit dengan sisa-sisa kekuatan gelapnya. Angin itu, yang sebelumnya liar dan penuh kebencian, kini bergerak seperti arus lembut tetapi sangat kuat. Kael merasakan sesuatu yang berbeda dalam angin itu—kekuatan yang tidak hanya berasal dari dirinya, tetapi dari pulau itu sendiri. Dia tahu, ini adalah kesempatan terakhir untuk mengembalikan keseimbangan.
Zorath mencoba melawan dengan tangannya yang lemah, mengangkat tongkatnya untuk mengarahkan angin kembali kepadanya. Tetapi Kael dengan tegas mengangkat tangannya, menyatukan kekuatan angin dengan tekad yang bulat. Angin itu menanggapi, bergerak seperti gelombang besar yang menyapu ke arah Zorath, mengikat tubuhnya dengan putaran angin yang kuat.
"Lihatlah, Zorath!" Kael berteriak penuh semangat, suara yang menggelegar memecah kesunyian malam. "Kekuatan ini bukan milikmu. Angin ini adalah milik pulau—dan kalian yang mencoba merusaknya akan menghadapi akibatnya!"
Badai kecil yang diciptakan Kael semakin kuat, angin itu menghempaskan Zorath semakin jauh, melumpuhkan kekuatan gelap yang dimilikinya. Zorath berteriak kesakitan, tongkatnya terlepas dari genggamannya, dan tubuhnya perlahan tersapu oleh angin yang kini memisahkan dirinya dari dunia gelap yang diciptakannya. Kekuatannya yang gelap menghilang bersama angin yang bebas.
Kael mengerahkan seluruh kekuatan anginnya untuk memastikan bahwa Zorath benar-benar terhempas, dan angin itu akhirnya membebaskan dirinya sepenuhnya. Zorath, yang tadinya sombong dan menguasai, kini menjadi debu yang tersapu angin, menandakan bahwa ancaman gelap itu telah sirna.
Thalron dan Reyn berdiri di samping Kael, saling bertatapan penuh kemenangan. Mereka tahu bahwa perjuangan ini bukan hanya melawan Zorath, tetapi juga melawan kegelapan yang ingin menguasai angin dan pulau ini.