Chereads / Mimpi Mesin / Chapter 11 - Bab 11: "Mengungkap Kebenaran"

Chapter 11 - Bab 11: "Mengungkap Kebenaran"

Kekuatan yang mengalir dalam diri mereka terasa seperti aliran listrik yang menenangkan, namun penuh dengan potensi yang belum sepenuhnya mereka pahami. Darren merasakan perbedaan jelas dalam tubuhnya, seolah-olah energi yang menyelimuti ruangan memberi kekuatan baru. Maya, yang berdiri di sampingnya, juga tampak lebih fokus, matanya bersinar dengan semangat yang sebelumnya tidak ia miliki.

"Ini... lebih dari yang aku bayangkan," bisik Maya, matanya tetap terfokus pada Rax yang kini terperangkap dalam jaring energi yang mengelilinginya.

Rax berusaha melawan, namun aura tersebut memegangnya erat, tak memberinya ruang untuk bergerak. "Kalian... tidak mengerti apa yang sedang kalian lakukan!" teriaknya dengan penuh kebencian. "Kalian benar-benar berpikir ini akan memberi kalian kekuatan? Astra hanya sebuah alat! Tidak lebih!"

Darren menatapnya tajam. "Justru itu yang kamu salah pahamkan, Rax. Kekuatan bukan hanya tentang kendali atau alat. Kekuatan sejati adalah pilihan yang kita buat. Pilihan untuk melihat lebih jauh daripada sekadar apa yang ada di depan kita."

Maya mengangguk setuju, walaupun pandangannya sedikit samar. "Kita memilih untuk melihat kebenaran yang lebih besar—kebenaran yang Astra coba ungkapkan kepada kita."

Tiba-tiba, suara di layar holografis kembali muncul, kali ini lebih jelas dari sebelumnya.

"Rax, kamu telah terjebak dalam sistem yang kamu ciptakan. Keputusanmu untuk memperbudak teknologi akan menghancurkanmu. Namun, masih ada kesempatan untuk memilih jalan yang berbeda."

Maya merasakan ketegangan di udara. "Astra, kamu benar. Rax terlalu fokus pada kontrol. Dia tidak mengerti bahwa ada kekuatan yang lebih besar di luar kendali manusia."

Darren menatap layar dengan rasa percaya diri yang baru. "Tapi kita mengerti, Astra. Kita memilih untuk melangkah ke depan, bukan mundur ke dalam bayang-bayang kekuasaan."

Rax menggertakkan giginya. "Kalian akan menyesal," katanya dengan nada penuh ancaman. "Ini bukan akhir. Ada kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang bisa kalian bayangkan."

Namun, sebelum Rax dapat mengungkapkan lebih banyak, energi yang mengalir melalui ruangan semakin intens. Darren dan Maya merasakan getaran kuat di tubuh mereka, seolah mereka terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari sekadar mesin dan teknologi.

"Sekarang adalah saatnya," kata Darren dengan suara penuh keyakinan.

Dengan satu gerakan, energi tersebut mengalir keluar, membentuk gelombang besar yang melemparkan Rax jauh dari tempatnya berdiri. Rax terlempar ke belakang, jatuh ke lantai dengan keras, terkulai tak berdaya.

Maya melangkah maju, menatap Rax yang terbaring. "Ini adalah pilihanmu, Rax. Kami memilih untuk membebaskan diri, dan itu berarti kami tidak akan mundur lagi."

Rax hanya bisa menatap mereka dengan tatapan penuh kebencian, namun kali ini dia tak bisa berbuat apa-apa. "Kalian... tidak akan pernah menang," bisiknya dengan penuh rasa putus asa.

Darren dan Maya saling berpandangan. Meskipun Rax terjatuh, mereka tahu bahwa ini bukan akhir dari perjalanan mereka. Ini baru awal dari konflik yang lebih besar—dan mereka harus terus maju, menghadapi kebenaran yang lebih mendalam.

"Ke depan," kata Maya dengan suara tegas. "Kita harus terus melangkah. Tidak ada jalan kembali."

Dengan langkah pasti, mereka meninggalkan ruangan itu, siap menghadapi masa depan yang semakin rumit dan penuh misteri.