Di dunia Serandra, dinding Velrum berdiri megah, membelah dunia menjadi dua bagian yang sangat berbeda. Sisi utara adalah dunia kaya dengan kota-kota penuh kemewahan, teknologi canggih, dan kehidupan tanpa kekurangan. Sebaliknya, sisi selatan adalah dunia miskin yang penuh kehancuran, kelaparan, dan penderitaan. Dinding itu tak hanya fisik, tetapi dilindungi oleh sihir kuno yang membuatnya tak dapat ditembus oleh manusia biasa.
Kael, seorang remaja 16 tahun, tinggal di sisi selatan, di sebuah gubuk kecil yang nyaris rubuh. Ia membantu ibunya berjualan roti basi di pasar kumuh setiap hari. Meski hidupnya keras, ia memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia di balik dinding. "Bu, apa benar di balik Velrum semuanya sempurna? Ada makanan enak, rumah bagus, dan tidak ada orang miskin?" tanyanya suatu sore. Ibunya menatapnya dengan tatapan lelah. "Kael, jangan terlalu percaya cerita. Hidup mereka mungkin tidak seindah yang kau bayangkan." Namun, Kael tetap penasaran.
Di sisi utara, Alina, seorang gadis bangsawan, hidup dalam kemewahan yang membosankan. Istana keluarganya dipenuhi pelayan, makanan berlimpah, dan taman yang selalu mekar. Tapi Alina merasa terkekang. "Apa artinya memiliki segalanya, jika aku bahkan tidak bisa keluar dari istana tanpa pengawal?" pikirnya. Saat makan malam, ia mendengar ayahnya, Raja Eldryn, berbicara tentang sesuatu yang disebut Mahkota Keberlimpahan. "Mahkota itu mulai kehilangan kekuatannya," kata sang raja dengan nada khawatir. Alina penasaran, tetapi tak ada yang menjelaskan lebih lanjut.
Dua dunia ini, yang terlihat terpisah selamanya, perlahan mulai saling terhubung oleh kejadian yang akan mengubah segalanya.