Di pasar kumuh, Kael bertemu dengan seorang pria tua yang menjual gulungan kuno. Gulungan itu menggambarkan sesuatu yang disebut Tongkat Kesederhanaan, sebuah artefak yang konon memiliki kekuatan untuk mengubah nasib dunia. "Tongkat ini ada di sisi selatan, tersembunyi di kuil kuno," kata pria itu dengan suara serak. Kael membeli gulungan itu dengan semua uang yang ia miliki, meskipun ibunya melarangnya.
Di sisi lain, Alina melihat para penasihat istana membawa mahkota yang kehilangan cahayanya. Mahkota itu, katanya, adalah sumber kekayaan dunia utara. "Jika kita tidak segera memperbaikinya, dunia ini akan runtuh," kata seorang penasihat. Alina diam-diam mencuri dengar dan memutuskan untuk mencari tahu lebih lanjut.
Sementara itu, perubahan mulai terasa. Di utara, tanaman layu meski tanah subur, dan air mulai berkurang. Di selatan, hujan asam mengguyur ladang, membuat panen gagal. Dunia mulai menunjukkan tanda-tanda kehancuran.