Keputusan untuk menutup jalur yang rusak dalam aliran waktu ternyata hanya sebagian dari tugas besar yang menanti. Setelah berhasil menstabilkan kembali keseimbangan waktu, Rael dan para ahli di Akademi Waktu menyadari satu hal yang lebih mengkhawatirkan: ancaman terhadap tatanan dunia tidak akan berhenti dengan hanya menutup jalur yang terdistorsi. Ada kemungkinan lain, bahwa meskipun dunia tampak damai, kekuatan besar yang mengatur waktu dan takdir tidak akan membiarkan kedamaian ini bertahan lama tanpa mencoba merusak keseimbangan lagi.
Ratu Rania berdiri di balkon Istana, menatap langit yang tampak seperti akan diliputi kabut. Sebuah keputusan berat telah muncul di dalam hati para pemimpin Akademi dan penjaga waktu: Akademi Waktu harus mengasingkan diri. Keputusan ini diambil bukan hanya untuk melindungi dunia dari potensi ancaman yang lebih besar, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan waktu yang rapuh, yang hanya bisa dipahami dan dijaga oleh mereka yang paling berpengetahuan.
Dekan Auron, bersama Rael dan para pemimpin Akademi lainnya, menghadap Ratu Rania dengan raut serius. "Ratu," Auron memulai, "dunia luar kini telah berubah. Dengan kekuatan yang kita miliki dan pengetahuan tentang aliran waktu, kami tahu bahwa ada ancaman yang tidak terlihat, yang mungkin datang kapan saja. Mungkin kita bisa menahannya sekarang, tetapi di masa depan, ancaman yang jauh lebih besar bisa muncul, lebih kuat, lebih cepat. Untuk itu, kami telah memutuskan untuk menutup Akademi dan mengasingkan diri dari dunia luar untuk sementara waktu. Selama seratus tahun, kami akan fokus mempersiapkan segala kemungkinan yang mungkin terjadi."
Ratu Rania menatap mereka dengan mata penuh kebingungan dan kekhawatiran. "Seratus tahun? Itu waktu yang sangat lama. Bagaimana dengan rakyat di luar sana? Apa yang akan terjadi jika mereka membutuhkan kalian? Bagaimana mereka akan bertahan tanpa bimbingan dari Akademi?"
Rael melangkah maju, suaranya tenang namun penuh kepercayaan. "Ratu Rania, kami memahami bahwa keputusan ini berat, tetapi kami tidak dapat mengambil risiko. Dunia luar akan belajar untuk mandiri dan beradaptasi tanpa kami. Akademi, meskipun penting, bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan. Kami harus mempersiapkan diri untuk ancaman yang lebih besar lagi, sebuah ancaman yang akan menguji seluruh alam semesta. Tanpa pengorbanan dan persiapan yang tepat, kita mungkin tidak akan bisa menghadapinya."
Ratu Rania menarik napas dalam-dalam. "Jika ini adalah jalan terbaik, maka aku tidak bisa menghalangi. Tetapi aku akan tetap memantau keadaan dunia luar. Semoga kedamaian yang telah kita raih dapat bertahan tanpa gangguan, dan semoga seratus tahun itu cukup untuk persiapan yang kalian butuhkan."
Pengasingan itu dimulai dengan proses yang sangat rahasia dan sangat terencana. Dalam waktu yang sangat singkat, gerbang-gerbang Akademi Waktu mulai tertutup. Portal-portal yang menghubungkan dunia luar dengan Akademi disegel, dan hanya beberapa individu yang memiliki hak istimewa yang diizinkan untuk meninggalkan dan memasuki Akademi. Siswa-siswa baru yang datang dengan harapan belajar di tempat paling prestisius itu akhirnya harus kembali, tanpa bisa menerima pendidikan atau pelatihan lebih lanjut. Para guru dan penjaga yang ada di dalam juga tak lagi bisa berinteraksi langsung dengan dunia luar. Mereka mengasingkan diri sepenuhnya.
Sementara itu, di luar dinding Akademi, berita tentang pengasingan ini tersebar cepat. Rakyat merasa bingung dan cemas. Banyak yang bertanya-tanya apakah Akademi telah menyerah pada dunia mereka. Ada yang merasa kehilangan harapan, sementara yang lain memilih untuk terus maju, beradaptasi dengan kenyataan bahwa hidup mereka harus dilanjutkan tanpa bantuan dari lembaga yang pernah menjadi mercusuar pengetahuan dan kekuatan.
Namun, tidak ada pilihan lain. Ratu Rania dengan berat hati mengeluarkan dekrit kerajaan yang menyatakan bahwa selama seratus tahun ke depan, Akademi Waktu akan mengasingkan diri, dan hanya dalam keadaan darurat yang sangat mendesak, mereka akan terbuka untuk dunia luar.
Seratus tahun berlalu, dan dunia luar berjalan dengan ritmenya sendiri. Kerajaan yang dibangun kembali oleh Ratu Rania berkembang, meskipun tanpa bimbingan langsung dari Akademi. Sumber daya dan pengetahuan dari Akademi tetap digunakan dengan bijak, tetapi tidak ada yang bisa menggantikan kecanggihan pelatihan dan pembelajaran yang hanya bisa ditemukan di sana.
Namun, selama periode itu, dunia mulai menyadari kekosongan yang ditinggalkan oleh Akademi. Inovasi dan kemajuan yang pernah didorong oleh mereka melambat. Ilmu pengetahuan yang dulu berkembang pesat kini stagnan. Kekuatan yang sebelumnya dapat diandalkan dalam menjaga tatanan dunia menjadi semakin sulit untuk dipertahankan tanpa petunjuk yang jelas.
Meskipun demikian, kedamaian relatif tetap terjaga. Konflik besar atau bencana besar tidak muncul, tetapi ketegangan masih ada. Beberapa kerajaan dan bangsa yang sebelumnya berperang mulai bertumbuh lebih mandiri, mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk bertahan hidup. Namun, ada yang merasa seolah-olah dunia telah memasuki masa stagnasi, terjebak dalam ketidaktahuan yang hanya bisa disembuhkan oleh kebijaksanaan yang pernah diberikan oleh Akademi Waktu.
Sementara dunia luar mengalami stagnasi, kehidupan di dalam Akademi Waktu jauh dari henti. Akademi yang dulunya ramai dengan pelatihan, percakapan, dan penelitian kini berubah menjadi sebuah tempat yang tertutup dan penuh dengan kesunyian. Meskipun gerbang-gerbang besar Akademi disegel rapat, kehidupan di dalamnya tetap berjalan dengan ritme yang teratur, meski dalam bentuk yang sangat berbeda.
Setiap pagi, para murid, yang sebagian besar adalah anak-anak muda yang berasal dari keluarga terhormat, mengawali hari dengan latihan fisik dan mental yang ketat. Mereka adalah calon penjaga waktu, ahli dalam mengelola aliran waktu dan takdir, yang selama seratus tahun ini tidak akan berinteraksi dengan dunia luar. Pelatihan ini sangat intensif, karena para murid harus siap untuk menghadapi ancaman yang belum terdefinisikan, meskipun mereka tidak tahu kapan dan bagaimana ancaman itu akan datang.
Di ruang-ruang besar yang dulunya penuh dengan teori-teori rumit tentang aliran waktu, para murid kini menghabiskan waktu untuk mempelajari sejarah kuno dan skrip-skrip waktu yang hanya dapat ditemukan di dalam perpustakaan Akademi. Mereka belajar untuk memahami pola-pola besar dalam sejarah dunia dan cara-cara untuk merasakan getaran waktu yang lebih halus, yang hanya dapat dideteksi oleh mereka yang telah mengasah kemampuan indrawi mereka dengan sangat hati-hati.
Rael, yang kini telah menjadi seorang pemimpin di Akademi, mengawasi proses ini dengan penuh dedikasi. Ia tahu bahwa selama seratus tahun ini, mereka harus memastikan para murid siap tidak hanya secara fisik dan intelektual, tetapi juga secara emosional dan spiritual. Dalam pengasingan ini, mereka tidak hanya dilatih untuk menghadapi ancaman eksternal, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan batin mereka. Mereka harus belajar untuk memahami bagaimana menjaga keseimbangan dunia dalam diri mereka sendiri, dengan pengetahuan bahwa tanpa keseimbangan internal, mereka tidak akan bisa menghadapinya ketika saatnya tiba.
Di luar ruang pelatihan, kehidupan sosial di Akademi pun berubah. Tak ada lagi acara-acara besar atau pertemuan antara ahli dan pembicaraan tentang masalah dunia luar. Para murid lebih sering berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, berlatih, berdiskusi tentang hal-hal yang mereka pelajari, atau mengerjakan proyek penelitian yang mendalam. Waktu terasa lebih lama, setiap hari menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan pencarian makna yang lebih dalam.
Ada satu hal yang tidak berubah: persaingan yang selalu ada di Akademi. Meski tanpa tekanan langsung dari dunia luar, persaingan tetap hidup, mungkin bahkan lebih intens dari sebelumnya. Para murid tahu bahwa mereka tidak hanya belajar untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk menjaga dunia yang lebih besar. Mereka tahu bahwa dalam perjalanan panjang ini, hanya yang terbaik yang akan terpilih untuk menjadi pemimpin dan penjaga waktu di masa depan. Mereka dilatih untuk memahami bahwa menjadi bagian dari Akademi Waktu berarti memikul tanggung jawab yang tidak akan pernah berakhir.
Namun, bukan hanya pelatihan yang membentuk kehidupan mereka. Ruang-ruang yang dulunya dihiasi dengan percakapan hangat, tawa, dan pertukaran ide, kini terasa lebih sunyi. Para murid merindukan dunia luar, meski mereka tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di luar sana. Ada rasa penasaran yang terpendam, meskipun mereka diberitahu bahwa keputusan ini adalah untuk keselamatan mereka semua. Beberapa dari mereka sering berdiri di jendela-jendela Akademi yang menghadap ke luar, menatap horizon yang tak bisa mereka jangkau, bertanya-tanya apa yang sedang terjadi di dunia yang telah mereka tinggalkan.
Di antara para murid, terdapat seorang pemuda bernama Lysander, yang sejak awal menunjukkan bakat luar biasa dalam mempelajari aliran waktu. Meskipun ia adalah salah satu yang paling berbakat, ia merasakan kekosongan yang mendalam. Tidak seperti teman-temannya, yang bisa menerima kenyataan bahwa mereka sedang dilatih untuk masa depan yang belum jelas, Lysander merasa terjebak dalam rutinitas tanpa akhir. Ia merindukan petualangan dan tantangan dari dunia luar, tetapi lebih dari itu, ia merindukan keberadaan orang-orang yang dulu menjadi bagian dari hidupnya, keluarganya, teman-temannya, dan bahkan masyarakat yang dulu ia jaga.
Pada suatu malam yang penuh dengan keheningan, Lysander duduk di bawah langit berbintang, merenung tentang dunia luar dan masa depan. Ia tahu bahwa suatu hari nanti, ia harus keluar dari pengasingan ini, tetapi apa yang akan ia temui? Apakah dunia luar masih sama seperti yang ia ingat? Apakah dunia itu membutuhkan mereka, para penjaga waktu?
Sementara itu, Rael sering bertemu dengan Auron di ruang tertutup Akademi, membicarakan hal-hal yang lebih besar dari pelatihan mereka, tentang ancaman yang belum terlihat, tentang perasaan kesendirian yang mulai menghantui para murid, dan tentang dunia luar yang mungkin sudah tidak membutuhkan mereka lagi. Mereka menyadari bahwa meskipun Akademi mengasingkan diri dengan alasan mulia, para murid dan pengajar juga semakin terisolasi dari kenyataan yang ada di luar sana.
Keputusan yang diambil untuk menjaga tatanan dunia ini kini mulai memberi dampak psikologis pada mereka. Mereka tidak hanya berjuang untuk melawan ancaman yang mungkin datang, tetapi juga berjuang melawan rasa kesepian, kerinduan, dan ketidakpastian tentang masa depan. Dan meskipun mereka berada dalam pengasingan, Rael tahu bahwa setiap hari yang berlalu, dunia luar bergerak maju, meskipun tanpa mereka.
Namun, satu hal yang pasti: meskipun Akademi Waktu terasing, semangat para penjaga waktu tidak akan pernah padam. Mereka akan terus berlatih, terus mempersiapkan diri, dan menunggu saat yang tepat untuk kembali. Tetapi satu pertanyaan tetap menggelayuti pikiran mereka: Apakah dunia luar akan membutuhkan mereka saat mereka akhirnya kembali?
Seiring berjalannya waktu, kehidupan di dalam Akademi Waktu semakin terfokus pada pengembangan diri dan pelatihan tanpa henti. Para murid yang dulunya sering bertanya-tanya tentang dunia luar dan kehidupan yang mereka tinggalkan, kini mulai menyerah pada kenyataan bahwa mereka tidak akan bisa mengetahui apa yang terjadi di luar tembok-tembok Akademi. Perlahan, rasa penasaran itu memudar, digantikan oleh kebutuhan untuk mengasah kemampuan mereka hingga ke batas maksimal.
Mereka mulai memahami bahwa hanya dengan memusatkan perhatian pada diri sendiri mereka dapat menjadi lebih kuat, lebih cepat dan akhirnya siap menghadapi ancaman yang bisa datang kapan saja. Dunia luar yang dulu terasa begitu penting kini menjadi bayangan yang kabur di masa lalu. Keberadaan mereka di Akademi menjadi lebih dari sekadar tempat belajar; itu menjadi dunia mereka yang baru. Di dalamnya, mereka menemukan tujuan yang lebih mendalam dan alasan untuk bertahan.
Para murid, yang dulunya terikat pada cita-cita untuk kembali ke dunia luar dengan pengetahuan yang mereka peroleh, kini mulai merasakan kepuasan dalam diri mereka sendiri. Mereka mengalihkan fokus dari dunia yang telah mereka tinggalkan dan mulai terlibat dalam latihan intensif yang tidak hanya menguji keterampilan fisik dan intelektual, tetapi juga mengasah ketangguhan mental mereka. Banyak di antara mereka yang mulai mengembangkan teknik pribadi yang sebelumnya tak pernah dipelajari di luar Akademi, menciptakan metode baru untuk memahami aliran waktu dan kekuatan yang ada di sekitar mereka.
Sparing, latihan tempur yang menguji ketangkasan, kekuatan, dan kemampuan bertahan hidup menjadi salah satu kegiatan utama di Akademi. Namun, kali ini sparing bukan lagi sekadar ajang untuk mengasah kemampuan bertarung, melainkan lebih kepada eksperimen pribadi. Setiap murid kini memiliki mitra sparing yang berbeda setiap minggu, memungkinkan mereka untuk mempercepat proses belajar dan memperbaiki kelemahan masing-masing. Mereka belajar untuk tidak hanya bertarung dengan kekuatan fisik, tetapi juga untuk memanipulasi waktu dalam gerakan mereka, mempercepat atau memperlambat pergerakan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Rael, yang telah menjadi figur sentral di Akademi, juga sering ikut serta dalam sparing ini. Meskipun ia lebih senior dibandingkan dengan para murid, ia tidak membiarkan dirinya menjadi kaku atau terlalu nyaman dengan statusnya. Setiap kali ia bertarung dengan para murid muda, ia merasakan diri tumbuh, baik secara fisik maupun spiritual. Ia tahu bahwa hanya dengan terus berlatih dan menguji batas dirinya, ia akan mampu menjaga kekuatan yang selama ini ia miliki.
Lysander, yang dulunya sering tertekan oleh perasaan kerinduan terhadap dunia luar, kini menjadi salah satu peserta sparing yang paling bersemangat. Ia merasa seperti kehilangan dirinya dalam dunia yang luas di luar Akademi, tetapi dalam setiap pertarungan, ia merasa seolah-olah menemukan dirinya kembali. Pertarungan demi pertarungan, ia semakin terbiasa dengan kenyataan bahwa kekuatan internalnya, bukan lagi dunia luar, yang harus dijaga dan diperkuat.
Namun, ia tidak hanya berfokus pada sparing fisik semata. Ia semakin sering menghabiskan malam-malamnya di ruang eksperimen, mencoba memahami lebih dalam aliran waktu yang dapat dimanipulasi dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya. Penelitian yang dulunya terasa membosankan kini menjadi obsesinya. Ia merancang eksperimen untuk memahami cara mempercepat atau memperlambat waktu pada tingkat sub-atomik, berharap bahwa suatu saat nanti, pengetahuan ini bisa membantunya mencapai potensi tertinggi sebagai penjaga waktu.
Di ruang-ruang penelitian yang luas, para murid yang lebih tertarik pada teori dan pengetahuan daripada pertarungan fisik mulai memperdalam studi mereka. Mereka mengeksplorasi dimensi waktu yang lebih dalam, berusaha mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik kekuatan besar yang mengatur aliran takdir. Pengetahuan yang telah mereka pelajari di tahun-tahun sebelumnya kini menjadi batu loncatan bagi mereka untuk menggali lebih jauh.
Salah satu proyek penelitian yang paling ambisius adalah penciptaan Sirkuit Waktu, sebuah sistem yang memungkinkan mereka untuk mempercepat atau memperlambat waktu di sekitar mereka dengan presisi yang belum pernah ada. Seorang murid bernama Sylas, yang dulunya dikenal sebagai seorang ahli dalam fisika temporal, kini menjadi salah satu tokoh kunci dalam proyek ini. Dengan bantuan murid-murid lainnya, Sylas menciptakan alat yang dapat mempercepat atau memperlambat proses alami di dalam tubuh mereka, sebuah cara untuk meningkatkan kekuatan fisik mereka dengan cara yang belum pernah tercapai sebelumnya.
Namun, proyek ini tidak tanpa risiko. Beberapa eksperimen yang gagal menyebabkan kelelahan mental dan fisik yang luar biasa, bahkan ada yang hampir kehilangan kendali atas tubuh mereka karena pengaruh manipulasi waktu yang terlalu besar. Meski demikian, ketekunan mereka tidak surut. Setiap kegagalan menjadi pelajaran berharga yang mendekatkan mereka pada tujuan besar mereka.
Sementara itu, para murid juga memfokuskan latihan mereka pada aspek mental dan rohani. Mereka dilatih untuk mengendalikan emosi mereka: kemarahan, ketakutan, dan keraguan, yang bisa mengganggu keseimbangan waktu mereka. Akademi menyediakan ruang-ruang khusus yang memungkinkan murid untuk melakukan meditasi mendalam, menghubungkan diri dengan kekuatan waktu yang ada di luar tubuh mereka. Di tempat-tempat ini, mereka belajar untuk merasakan detak waktu di sekitar mereka, memahami getaran yang mengalir melalui setiap momen kehidupan.
Lysander, yang semula dipenuhi rasa penasaran tentang dunia luar, kini menghabiskan banyak waktunya di ruang meditasi, mencoba menyatukan dirinya dengan kekuatan yang mengalir melalui alam semesta. Ia mulai menyadari bahwa kekuatan untuk mengendalikan waktu bukan hanya ada di dalam dirinya, tetapi juga ada dalam hubungan yang lebih luas dengan alam semesta itu sendiri. Ia tidak lagi merasa terisolasi; justru ia merasa lebih terhubung dengan dunia ini daripada sebelumnya.
Dengan berjalannya waktu, para murid semakin sedikit mengingat dunia luar. Keterikatan mereka pada dunia yang lebih besar semakin memudar, digantikan oleh ambisi untuk mencapai tingkat kekuatan yang belum pernah tercapai. Akademi Waktu telah menjadi lebih dari sekadar tempat untuk belajar, itu telah menjadi dunia mereka, tempat di mana mereka bisa bertumbuh, berubah, dan menguasai aliran waktu dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya.
Namun, di balik segala perubahan ini, ada satu hal yang tetap terpendam dalam benak para murid: meskipun mereka tidak lagi menginginkan interaksi dengan dunia luar, ada sebuah pertanyaan yang terus mengusik mereka: Jika ancaman besar akhirnya muncul, ketika dunia luar membutuhkan mereka, apakah mereka siap untuk kembali?
Seratus tahun pengasingan telah berjalan dengan ketenangan yang menipu. Para murid Akademi Waktu telah tumbuh menjadi individu yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih terisolasi. Mereka semakin tidak terikat dengan dunia luar, dengan fokus yang semakin tajam pada penguasaan waktu dan kekuatan internal mereka. Namun, di luar sana, di dunia yang mereka tinggalkan, ketidakhadiran mereka mulai memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.
Di permukaan dunia yang tampaknya damai, sebuah bahaya tersembunyi telah tumbuh tanpa pengawasan. Tanpa bimbingan atau pengawasan dari Akademi, dunia tanpa sihir, dunia yang tidak lagi memiliki interaksi langsung dengan penjaga waktu dan penguasaan aliran takdir, perlahan memasuki masa kemunduran. Seiring berjalannya waktu, keseimbangan yang dulu dipelihara dengan teliti mulai bergeser. Kekuatan besar yang mengatur dunia, yang sempat ditahan oleh para penjaga waktu, mulai merayap ke permukaan.
Para ahli yang tersisa di kerajaan dan kalangan penyihir yang dulu mempelajari seni sihir mulai menyadari sebuah fenomena aneh yang terjadi di seluruh penjuru dunia: benda-benda misterius yang dikenal sebagai Tower. Tower adalah struktur berbentuk menara, yang tersebar secara acak di seluruh benua. Benda-benda ini tampaknya tidak berbahaya pada pandangan pertama, terbuat dari logam hitam yang berkilau dan memiliki simbol-simbol yang tidak dapat dipahami. Namun, ketika seseorang berusaha mendekati atau menyentuh menara-menara ini, mereka merasakan kekuatan asing yang sangat kuat, seolah-olah Tower itu menghubungkan dunia mereka dengan dimensi lain.
Tanpa pengetahuan yang cukup dan tanpa pengawasan dari Akademi, para penyihir yang tidak berpengalaman mulai mengutak-atik Tower tersebut, mencoba memahami cara kerjanya. Mereka tidak tahu bahwa di balik benda-benda ini tersembunyi kekuatan yang menghubungkan dunia mereka dengan dunia lain, dunia yang penuh dengan makhluk mengerikan: dunia monster.
Setiap Tower memiliki daya tarik yang kuat bagi mereka yang mencoba mengaksesnya. Tanpa diketahui banyak orang, Tower ini bukan hanya benda mati, tetapi pintu gerbang yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia monster yang jauh lebih berbahaya. Setiap Tower memiliki kekuatan yang mampu membuka jalan antara dunia mereka dan dunia monster, dari gerbang yang relatif lemah hingga yang sangat kuat, bergantung pada seberapa besar dan kuat Tower tersebut.
Pada awalnya, muncul makhluk-makhluk lemah, parasit kecil yang hanya mengganggu kehidupan sehari-hari. Mereka lebih mirip dengan hantu atau makhluk bayangan, yang bisa ditemui di kota-kota terpencil atau di hutan-hutan gelap. Namun, para penyihir yang mencoba mengendalikan Tower itu tak bisa mengetahui bahwa setiap kali mereka mengakses energi Tower, mereka tanpa sadar membuka dimensi yang lebih gelap, lebih berbahaya, mengundang makhluk-makhluk yang jauh lebih kuat.
Salah satu Tower, yang terletak di dekat sebuah kota kecil di ujung utara benua, telah terbuka begitu lama sehingga makhluk-makhluk yang awalnya lemah telah berkembang menjadi monstrositas yang menakutkan. Awalnya, kota itu hanya menghadapi serangan-gerombolan makhluk kecil yang bisa ditangani dengan mudah oleh pasukan kota. Namun, beberapa bulan setelahnya, sebuah gerbang besar terbuka, dan monster-monster besar mulai keluar dari dalam Tower, menyerang penduduk kota. Dunia yang dulu damai tiba-tiba menjadi medan perang antara manusia dan makhluk dari dimensi yang tak diketahui.
Tanpa adanya intervensi dari Akademi Seraphis, tak ada satu pun pihak yang memahami apa yang sebenarnya terjadi. Penyihir yang ada hanya mampu melihat fenomena itu sebagai kekuatan asing yang tidak bisa mereka kendalikan, dan mereka semakin terjebak dalam upaya mereka untuk menutupi apa yang mereka lakukan.
Berita tentang kejadian-kejadian aneh ini akhirnya sampai ke telinga Rael dan para pemimpin Akademi Seraphis. Meskipun mereka telah menutup diri dari dunia luar, mereka tetap memantau pergerakan dunia dengan hati-hati. Namun, setelah seratus tahun dalam pengasingan, mereka tidak pernah menyangka bahwa dunia luar akan jatuh ke dalam kekacauan akibat sebuah benda yang tampaknya tidak berbahaya.
Rael merasa tergerak oleh perasaan tanggung jawab yang telah lama dipendam. Ia tahu bahwa meskipun mereka berlatih dengan penuh dedikasi di dalam Akademi, mereka seharusnya tidak mengabaikan ancaman yang bisa timbul dari luar. Ternyata, tanpa pengawasan mereka, dunia manusia telah menjadi rentan terhadap sesuatu yang jauh lebih berbahaya dari yang mereka bayangkan, Tower yang tersebar di seluruh dunia telah membuka gerbang menuju dunia monster.
Rael dan Dekan Auron memutuskan untuk mengambil tindakan cepat. Mereka menyadari bahwa penutupan Akademi selama seratus tahun ternyata memberikan celah bagi dunia luar untuk berkembang tanpa kontrol. Mereka tidak bisa lagi menunggu hingga ancaman itu muncul secara langsung di depan pintu mereka. Dalam rapat darurat yang diadakan di ruang tertutup, Auron berbicara dengan tegas, "Kita harus kembali. Dunia ini membutuhkan kita lebih dari yang kita duga. Para penjaga waktu mungkin tidak dapat menghentikan semua monster yang keluar dari Tower, tetapi kita bisa menutup gerbang-gerbang yang telah dibuka sebelum semuanya terlambat."
Namun, ada masalah besar. Dalam seratus tahun pengasingan, banyak dari para penjaga waktu dan murid yang telah menjadi begitu terfokus pada pengembangan diri mereka hingga mereka melupakan ancaman dunia luar. Banyak yang ragu untuk meninggalkan tempat yang telah mereka anggap rumah baru mereka, bahkan ketika mereka tahu bahwa dunia luar sedang dalam bahaya. Ini adalah ujian besar bagi mereka, apakah mereka akan melangkah keluar dari zona nyaman mereka untuk melindungi dunia yang mereka tinggalkan, ataukah mereka akan terus berfokus pada pengembangan diri mereka sendiri, tanpa peduli dengan kehancuran yang terjadi di luar sana?
Lysander, yang selama ini terobsesi dengan penelitian waktu, adalah salah satu yang pertama menyadari betapa mendalam ancaman ini. Ia memandang dunia luar dengan kesadaran baru, bahwa kekuatan waktu yang telah mereka pelajari bisa menjadi kunci untuk mengendalikan Tower dan menutup gerbang yang telah terbuka. "Kita bisa menutup Tower itu," katanya dengan tekad yang semakin menguat. "Kita bisa menghentikan kekacauan ini sebelum dunia kita benar-benar runtuh."
Namun, untuk melakukannya, mereka harus keluar dari Akademi dan menghadapi dunia yang telah mereka tinggalkan. Mereka harus menghadapi kenyataan bahwa dunia luar telah berubah, dan mungkin, tidak semuanya akan kembali seperti semula. Namun satu hal yang jelas: jika mereka tetap tinggal dalam pengasingan, dunia ini akan tenggelam dalam kehancuran.
Rael dan Auron memimpin langkah pertama mereka keluar dari Akademi. Mereka tahu ini bukan hanya tentang menjaga keseimbangan waktu, tetapi juga tentang menjaga dunia yang telah lama mereka lupakan. Para murid yang dulu terisolasi kini harus menghadapi kenyataan bahwa pengasingan mereka tidak hanya membuat mereka lebih kuat, tetapi juga memberi mereka tanggung jawab yang lebih besar daripada yang mereka bayangkan. Dunia luar, yang mereka anggap telah terlupakan, ternyata masih membutuhkan mereka lebih dari sebelumnya.
Kini, para penjaga waktu harus kembali dan menghadapi Tower yang tersebar di seluruh dunia, pintu gerbang yang menghubungkan dunia mereka dengan dunia monster yang jauh lebih gelap. Pertarungan untuk menutup gerbang itu dimulai, dan mereka tahu bahwa hanya dengan bersatu, mereka dapat menghadapi ancaman yang bahkan kekuatan terbesar pun tak bisa menandingi.
Segalanya sudah terlambat. Meskipun Akademi Waktu telah membuka gerbangnya untuk kembali ke dunia luar, situasi di luar sana jauh lebih buruk daripada yang mereka duga. Tower yang tersebar di seluruh dunia telah membuka gerbang ke dimensi yang penuh dengan monster, makhluk-makhluk yang semakin kuat dan semakin banyak. Setiap gerbang yang terbuka mendatangkan bencana, dan meskipun para penjaga waktu berusaha menutupnya, mereka hanya bisa mengatasi sebagian kecil dari ancaman yang ada. Gerbang-gerbang itu semakin banyak, semakin kuat, dan semakin sulit dikendalikan.
Para murid Akademi yang terlatih dalam manipulasi waktu kini menyadari bahwa mereka tidak dapat memulihkan dunia seperti yang mereka harapkan. Mereka hanya bisa bertahan, melawan, dan berharap bahwa dunia tidak sepenuhnya runtuh. Monster-monster yang muncul dari Tower semakin kuat dan bermutasi, tak hanya menyerang kota-kota kecil dan pedesaan, tetapi mulai mengancam kerajaan-kerajaan besar. Wilayah yang dulunya damai kini menjadi medan pertempuran yang kacau. Warga yang tak terlatih berlarian mencari perlindungan, tetapi banyak dari mereka yang jatuh di tangan makhluk-makhluk itu.
Dunia tanpa sihir, yang dulunya bergantung pada pengetahuan dari Akademi Seraphis, kini merasa betapa rapuhnya mereka tanpa kekuatan magis yang pernah mereka miliki. Mereka yang mengabaikan dan meremehkan ancaman yang datang dari Tower kini merasakan akibatnya. Dan sementara para penjaga waktu berjuang untuk menutup gerbang-gerbang itu, mereka menyadari satu kenyataan pahit: meskipun mereka bisa menghentikan beberapa gerbang, tidak ada yang tahu berapa banyak lagi yang ada di luar sana, dan berapa lama mereka bisa bertahan.
Ketika krisis melanda, sebuah kenyataan yang lebih menakutkan terungkap. Dunia yang dulu meragukan Akademi Waktu dan menilai mereka sebagai sekadar kelompok elit yang terasingkan kini terpaksa menghadapi kenyataan yang lebih gelap. Seiring dengan terjadinya kehancuran dan kerusuhan, sejarah tentang Akademi Waktu yang selama ini tersembunyi mulai terungkap ke publik.
Dulu, Akademi Waktu bukan sekadar lembaga pendidikan untuk para penyihir dan penjaga waktu. Akademi ini, dengan pengetahuan mereka yang luas tentang aliran waktu dan kekuatan besar, pernah menjadi pelindung tak terlihat bagi dunia tanpa sihir. Sejarah mencatat bahwa Akademi Waktu telah berulang kali mencegah kehancuran besar yang hampir terjadi di masa lalu, menjaga keseimbangan antara dunia manusia dan dunia monster, menutup gerbang-gerbang yang berbahaya, dan melindungi dunia tanpa sihir dari ancaman yang tidak bisa diprediksi.
Namun, selama seratus tahun pengasingan mereka, banyak dari cerita-cerita itu hilang dalam kabut waktu. Dunia luar, yang pernah dilindungi oleh tangan tak tampak dari Akademi, kini menghadapi ancaman yang mereka tidak pahami sepenuhnya. Ketika para pemimpin kerajaan dan pejabat tinggi mulai mempelajari sejarah ini, mereka terkejut. Mereka menyadari bahwa Akademi Waktu tidak hanya memberi mereka pengetahuan dan sihir, mereka juga menjaga dunia ini dari kehancuran yang lebih besar.
Berita tentang pengorbanan Akademi Waktu dan kenyataan bahwa mereka adalah penyelamat dunia tanpa sihir tersebar luas, menyebabkan gelombang kebingungan dan ketidakpercayaan. Namun, yang lebih mencemaskan, adalah bagaimana beberapa pihak mulai memanfaatkan informasi ini untuk keuntungan pribadi.
Sementara rakyat dunia mulai melawan dengan segala cara yang mereka bisa, membentuk aliansi, melatih tentara, dan mencoba menggunakan sihir dengan cara yang sangat primitif, beberapa individu yang memiliki niat jahat melihat peluang besar dalam kekacauan ini. Sebagian besar dari mereka adalah pejabat tinggi kerajaan, pengusaha besar, dan elit sosial yang selama ini telah menjalani kehidupan mereka dengan cara yang jauh dari kekhawatiran dunia luar.
Dengan mengetahui bahwa Akademi Waktu adalah pelindung yang telah lama menjaga keseimbangan dunia, mereka melihat sebuah jalan pintas untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Beberapa pejabat kerajaan yang selama ini berambisi untuk menguasai lebih banyak wilayah melihat ini sebagai kesempatan untuk memperkuat kekuasaan mereka, bahkan dengan cara yang tidak sah. Mereka mulai menggunakan pengaruh mereka untuk mendapatkan akses ke pengetahuan dan kekuatan yang pernah dimiliki Akademi, dengan harapan dapat mengendalikan Tower dan memanfaatkan kekuatan yang tersembunyi di dalamnya.
Di sisi lain, sejumlah pengusaha besar yang sebelumnya meraup keuntungan dari dunia yang damai dan stabil kini beralih ke bisnis yang lebih gelap. Mereka mencari cara untuk mengeksploitasi Tower sebagai sumber kekayaan baru, menawarkan teknologi dan alat untuk mengendalikan atau memanipulasi makhluk-makhluk yang keluar dari gerbang dunia monster. Beberapa bahkan berencana untuk menciptakan senjata yang bisa digunakan untuk mengendalikan makhluk-makhluk itu, menjualnya kepada pihak-pihak yang lebih kuat atau bahkan menjadikan makhluk-makhluk itu sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan mereka.
Namun, niat jahat mereka tidak hanya terbatas pada keuntungan pribadi. Beberapa pejabat dengan ambisi besar mulai merencanakan penggunaan Tower sebagai alat untuk menggulingkan tatanan yang ada. Mereka berusaha memanfaatkan kekacauan yang ditimbulkan oleh monster-monster dari Tower untuk memperkenalkan undang-undang darurat, yang akan memberi mereka kekuasaan penuh atas seluruh dunia tanpa sihir. Keuntungan politik dan ekonomi yang bisa mereka raih dari kekacauan ini menjadi daya tarik yang tak terelakkan.
Sementara itu, di tengah-tengah konflik ini, banyak dari mereka yang memiliki niat baik merasa terperangkap, terjebak dalam konflik yang semakin tak terkontrol. Para penjaga waktu, yang tahu bahwa mereka harus menghentikan ancaman yang datang dari Tower, kini harus berhadapan dengan kenyataan bahwa beberapa pihak yang seharusnya bekerja sama dengan mereka malah berusaha memanipulasi keadaan demi keuntungan pribadi.
Dunia tanpa sihir yang dulunya bersatu dalam pengorbanan Akademi Waktu kini terpecah. Di satu sisi, ada mereka yang masih percaya pada kebaikan dan perlindungan Akademi, dan berusaha menghentikan ancaman yang datang dari Tower. Namun, di sisi lain, banyak yang terperangkap dalam perang politik dan ekonomi, berusaha memanfaatkan krisis untuk memperkuat posisi mereka sendiri.
Para penjaga waktu, yang selama ini menjaga keseimbangan dunia, harus bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk menghentikan kekacauan yang telah ditimbulkan oleh ambisi jahat ini. Mereka tidak hanya berjuang melawan monster-monster yang keluar dari Tower, tetapi juga melawan kekuatan politik yang berusaha memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan pribadi mereka.
Kehancuran dunia tanpa sihir semakin nyata. Dan di tengah-tengah pertempuran ini, sebuah pertanyaan besar muncul di benak para penjaga waktu: Apakah dunia ini masih bisa diselamatkan?
Ketegangan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya kekacauan di luar sana. Monster-monster yang berasal dari Tower terus menerus mengancam dunia tanpa sihir, sementara para penjaga waktu di Akademi Waktu berjuang untuk menutup gerbang-gerbang yang tak terhitung jumlahnya. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah terungkapnya konspirasi besar yang melibatkan para pejabat tinggi kerajaan dan pengusaha kaya yang telah lama beroperasi di balik bayang-bayang.
Seiring dengan semakin banyaknya kekuatan yang diambil alih oleh mereka yang ingin memanfaatkan kekacauan ini, sebuah rencana besar mulai terbuka. Sebuah jaringan luas dari elit-elit dunia tanpa sihir, dari pejabat kerajaan hingga konglomerat bisnis, mulai muncul sebagai aktor utama di balik kemunculan dan penyebaran Tower. Mereka ternyata tidak hanya ingin menggunakan Tower sebagai alat untuk kekuasaan pribadi, tetapi mereka memiliki rencana jauh lebih berbahaya: mereka ingin menggulingkan tatanan waktu yang selama ini dijaga oleh Akademi Seraphis.
Konspirasi ini dimulai dengan kebocoran informasi yang disengaja oleh beberapa pejabat tinggi yang telah mendapatkan akses ke pengetahuan yang seharusnya tidak diketahui oleh siapa pun. Mereka mengetahui cara mengakses kekuatan Tower, dan mereka mulai memperdagangkan informasi tersebut kepada para pengusaha yang kaya dan berpengaruh. Namun, apa yang mereka rencanakan jauh lebih besar: mereka ingin mengubah struktur dunia, mengendalikan waktu itu sendiri, dan memanfaatkan gerbang-gerbang Tower untuk menciptakan kekuatan yang dapat menghapus pengaruh Akademi Seraphis, sebuah langkah untuk menggulingkan dominasi waktu dan membuka pintu menuju kekuatan yang lebih besar, lebih tidak terduga, dan lebih berbahaya.
Beberapa pengusaha mulai membangun jaringan peralatan dan teknologi yang dapat memperkuat atau bahkan mengendalikan makhluk-makhluk yang muncul dari Tower, sementara pejabat-pejabat kerajaan merencanakan undang-undang yang akan memungkinkan mereka untuk menguasai dan mengeksploitasi Tower sepuasnya. Bahkan beberapa dari mereka secara terang-terangan mulai menantang kekuasaan dan kebijaksanaan yang pernah diberikan oleh Akademi Waktu kepada dunia, mengklaim bahwa dunia tanpa sihir harus bebas dari kekuasaan elit ini.
Semakin lama, para penjaga waktu di Akademi Waktu mulai menyadari bahwa bukan hanya ancaman dari dunia monster yang mereka hadapi, tetapi mereka juga terancam oleh pengkhianatan dari dalam. Sumber daya yang dulu mereka percayai, dan hubungan yang telah mereka jalin dengan dunia luar, kini digunakan untuk tujuan yang sangat berbahaya. Konspirasi ini telah berkembang menjadi ancaman terhadap tatanan yang telah mereka jaga selama berabad-abad.
Rael dan Dekan Auron, bersama dengan para pemimpin Akademi lainnya, mendengar kabar mengenai konspirasi ini melalui saluran informasi yang mereka jaga dengan ketat. Rasanya seperti satu tamparan keras, menyadarkan mereka bahwa dunia yang mereka lindungi selama ini ternyata telah dipenuhi dengan niat jahat yang terpendam dalam diri orang-orang yang seharusnya menjadi mitra mereka. Keputusan yang harus diambil pun menjadi jelas: Akademi Waktu tidak bisa lagi tinggal diam. Mereka harus menarik mundur semua murid dan guru yang telah dikerahkan ke luar untuk membantu dunia ini.
Ini adalah keputusan yang sangat berat, namun tak ada pilihan lain. Akademi Waktu tidak bisa membiarkan dunia yang mereka jaga berubah menjadi medan pertempuran untuk ambisi pribadi yang tidak terkendali. Rael mengumpulkan para pemimpin dan murid-murid terbaik di ruang rapat Akademi untuk membahas langkah selanjutnya.
"Ini adalah pengkhianatan yang tak termaafkan. Mereka tidak hanya mengkhianati dunia ini, tetapi juga mengkhianati tatanan yang kita jaga selama berabad-abad." Suara Rael penuh kemarahan, tak seperti biasanya. "Kami telah memberikan kesempatan untuk perubahan, tetapi ini adalah saatnya untuk menarik garis. Dunia ini terlalu berbahaya sekarang dan kita harus melindungi keseimbangan waktu, apapun yang terjadi."
Dekan Auron menatap serius, memikirkan dampak dari keputusan itu. "Kita harus menarik murid-murid kita, guru-guru kita, dan semua yang terlibat dalam program ini. Akademi Waktu tidak bisa lagi mendukung dunia luar jika mereka terus mengikuti jalur yang berbahaya ini."
Rael mengangguk, mengetahui bahwa ini bukan hanya tentang dunia luar yang menghadapi monster. Ini adalah tentang melindungi dan menjaga keseimbangan waktu, dan melindungi seluruh umat manusia dari kehancuran yang bisa mereka bawa dengan menggunakan kekuatan yang tidak mereka pahami sepenuhnya.
Para murid dan guru yang selama ini ditempatkan di luar Akademi, yang telah melatih para pejuang untuk melawan monster atau membantu memadamkan ancaman, segera diberi perintah untuk kembali. Mereka diberitahu bahwa pengasingan yang pernah mereka jalani kini berakhir. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan di luar sana, selain menjaga tatanan yang ada dan mencegah lebih banyak kerusakan yang disebabkan oleh mereka yang tergoda oleh ambisi pribadi.
Kembali ke dunia luar, sebuah reaksi besar terjadi setelah pengumuman resmi dari Akademi Seraphis. Berita tentang penarikan seluruh pasukan Akademi, termasuk murid dan guru yang telah membantu dunia melawan ancaman monster dan kerusakan dari Tower, menyebar seperti api. Rakyat yang selama ini bergantung pada Akademi merasa dihianati. Mereka merasa bahwa harapan mereka untuk bertahan hidup kini telah dicabut.
Namun, yang lebih parah adalah bagaimana para pejabat dan pengusaha yang terlibat dalam konspirasi ini merasa semakin kuat. Tanpa kehadiran Akademi Seraphis, mereka mulai bergerak dengan lebih bebas. Mereka memanfaatkan ketakutan rakyat dan kebingungannya, menjanjikan kekuatan baru yang akan membebaskan dunia dari dominasi Akademi. Mereka bahkan mulai memanipulasi perasaan rakyat, menciptakan narasi bahwa Akademi Waktu selama ini telah mengendalikan dunia tanpa sihir dengan cara yang tidak adil, dan sekarang saatnya bagi dunia untuk berdiri sendiri tanpa kekuasaan yang tersembunyi.
Namun, di balik layar, ambisi mereka terus berkembang. Mereka berencana untuk memanfaatkan Tower dan makhluk-makhluk yang keluar darinya untuk memperkuat posisi mereka, tanpa menyadari bahwa mereka sedang membuka jalan bagi kehancuran yang lebih besar. Dunia yang telah terpecah semakin jauh dari harapan untuk berdamai, dan semakin banyak orang yang terjebak dalam perangkap kekuasaan.
Akademi Waktu yang terisolasi kini mempersiapkan diri untuk langkah selanjutnya. Rael dan para pemimpin lainnya tahu bahwa dunia ini tidak lagi bisa diselamatkan dengan cara yang sederhana. Mereka harus mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk kemungkinan terburuk. Dalam keheningan Akademi, mereka mulai merencanakan perlawanan mereka sendiri.
Karena meskipun dunia luar terpecah, ada satu hal yang tidak berubah: Akademi Waktu masih memegang kunci untuk menjaga keseimbangan waktu dan menutup gerbang-gerbang yang membawa kehancuran. Namun, saat ini, mereka harus bertarung bukan hanya melawan monster, tetapi juga melawan manusia yang telah kehilangan jalan mereka, yang terjebak dalam keinginan untuk menguasai dunia ini dengan cara yang sangat keliru.
Saat kekuatan jahat semakin menguat, satu hal yang pasti: perang besar akan segera dimulai. Dan dalam perang ini, kemenangan tidak hanya bergantung pada siapa yang lebih kuat, tetapi siapa yang bisa menjaga keseimbangan waktu dan takdir, sebuah pertarungan yang tak akan pernah berakhir.