Kemenangan mereka atas Nocthar seharusnya menjadi akhir dari perjalanan panjang para penjaga waktu dan Liven. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai merasakan ketenangan yang begitu rapuh. Kekuatan yang telah mereka lepaskan untuk menyeimbangkan dunia tidak sepenuhnya mengusir kegelapan. Sebaliknya, itu telah memicu sesuatu yang lebih besar, sebuah reaksi yang datang dari kedalaman Dimensi Lintas Waktu, dari entitas-entitas yang lebih kuat, dan lebih jahat daripada yang pernah mereka bayangkan.
Malam itu, saat mereka tengah merayakan kembalinya kedamaian, sebuah kehadiran gelap terasa mendekat. Sebuah energi yang sangat asing dan mematikan mulai meliputi Akademi Waktu. Di langit, bintang-bintang berputar dengan cara yang tak wajar, seakan menandakan kedatangan sesuatu yang sangat buruk.
Rael yang tengah berada di ruang perpustakaan akademi mendapati beberapa halaman buku yang bergetar, berdebu dengan energi yang tidak dikenal. "Ada sesuatu yang tidak beres," bisiknya, merasakan perbedaan dalam udara yang mengelilinginya. "Kekuatan ini… ini bukan seperti apa yang kita hadapi sebelumnya."
Tiba-tiba, sebuah portal raksasa terbuka di langit, menelan bintang-bintang dan menggantinya dengan kegelapan pekat. Dari dalam portal itu, satu demi satu, sosok-sosok besar dan mengerikan mulai muncul. Mereka adalah para Konstelasi Jahat, yang datang berbondong-bondong, dipimpin oleh Nocthar yang kini kembali, tak lagi sebagai sosok yang rapuh, tetapi sebagai entitas gelap yang penuh dengan dendam.
Di balik Nocthar, ada Vorga, Konstelasi Kematian yang tubuhnya penuh dengan bayangan, Kalsor, Konstelasi Kekacauan yang membawa badai gelap yang mengubah waktu dan ruang, dan Xirath, Konstelasi Kegelapan Abadi yang memiliki kekuatan untuk membekukan setiap dimensi. Bersama mereka datanglah konstelasi-konstelasi lain yang telah lama menghilang, semua datang untuk membalaskan dendam atas kekalahan Nocthar.
"Akademi Waktu!" suara Nocthar menggema di langit, lebih dalam dan lebih mengerikan daripada sebelumnya. "Kalian telah mengalahkanku sekali, namun tidak akan ada lagi yang selamat kali ini. Dunia ini harus jatuh, dan kalian akan merasakannya, seperti kami merasakan kehancuran kami!"
Rael, yang menyaksikan peristiwa ini, merasakan ketakutan yang luar biasa, meskipun ia tahu bahwa Akademi Waktu telah dipersiapkan untuk banyak ancaman. Namun, kali ini, ancaman itu lebih besar, lebih luas daripada yang mereka pernah bayangkan.
"Ini bukan hanya tentang kita lagi," kata Zara dengan suara gemetar. "Ini tentang dimensi kita, dan dunia yang lebih besar. Jika mereka menang, keseimbangan waktu akan hancur."
Namun, meskipun mereka berusaha bersiap menghadapi serangan, Akademi Waktu, dengan segala pengetahuan dan kekuatannya, tidak dapat bertahan. Para Konstelasi Jahat yang dipimpin oleh Nocthar datang dengan kekuatan yang jauh melampaui apa yang bisa mereka hadapi. Dalam sekejap mata, akademi ini dilanda kekuatan gelap yang menghancurkan setiap pertahanan yang mereka miliki. Tidak ada yang bisa menghindar dari badai energi yang luar biasa ini.
Sebelum mereka bisa melakukan apapun, Xirath, Konstelasi Kegelapan Abadi, mengangkat tangannya, dan dengan satu isyarat, seluruh Akademi Waktu terhenti. Waktu seakan berhenti bergerak. Setiap jam, setiap detik, setiap gerakan di dalam akademi membeku. Mereka merasa seolah-olah terperangkap dalam ruang yang tidak bergerak, tidak dapat berpindah atau bertindak. Dunia mereka, yang penuh dengan kehidupan, kini menjadi sebuah monolit beku, terhenti dalam kegelapan yang tak terelakkan.
Semua di Akademi Waktu, para penjaga waktu, murid, dan semua makhluk yang tinggal di dalamnya, terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan, hanya kegelapan yang mendalam. Hanya para Konstelasi Jahat yang bisa bergerak bebas, menyaksikan hasil dari kemenangan mereka. Nocthar berdiri di tengah kehancuran, memandang dengan puas ke sekelilingnya.
"Ini adalah hukuman yang layak untuk kalian," katanya dengan suara mengerikan. "Waktu tidak lagi berjalan di sini. Akademi Waktu akan menjadi tempat beku yang tak akan pernah bisa bergerak lagi. Kalian telah merusak keseimbangan dunia, dan sekarang kalian akan merasakannya, selama lima abad."
Dengan satu isyarat dari Xirath, energi gelap meluas, mengikat setiap jiwa yang terjebak di dalam Akademi. Mereka semua akan terkurung dalam bekuan waktu selama 500 tahun lamanya. Tidak ada yang bisa keluar, tidak ada yang bisa menyentuh dunia luar, hanya keheningan dan kegelapan yang akan menyertai mereka.
Rael, Zara, Tira, Arlen, dan Liven, bersama dengan semua yang ada di Akademi, mereka terjebak dalam waktu yang terhenti. Mereka merasakan seolah-olah seluruh dunia mereka terhapus, tetapi mereka juga merasa sebuah kekuatan samar yang perlahan memberi mereka harapan. Meski tubuh mereka beku, jiwa mereka masih terjaga, terkunci dalam waktu yang tidak berjalan.
"Jangan khawatir," kata suara lembut namun kuat yang terdengar di dalam pikiran mereka. Itu adalah suara Astria, yang meskipun tidak dapat bergerak, masih dapat menjangkau mereka dalam dimensi beku ini. "Kalian telah diberikan sebuah misi yang jauh lebih besar, dan ini bukan akhir. Kalian harus menunggu, bertahan dalam kegelapan ini. Waktu akan berjalan kembali ketika waktunya tepat. Kalian harus tetap kuat. Jangan pernah menyerah."
Di dalam dunia beku yang terhenti itu, para penjaga waktu dan Liven merasakan kehadiran Astria, meskipun ia tidak dapat berada di sana secara fisik. Meskipun waktu berhenti, mereka tetap terhubung melalui semacam kesadaran yang lebih tinggi, sebuah kesadaran yang membekukan namun tetap memberi mereka harapan.
"Tunggu," kata Tira dengan penuh keyakinan, meskipun tak ada yang bisa melihatnya. "Jika waktu berhenti, kita bisa menemukannya kembali. Kita bisa bangkit."
Rael mengangguk, meskipun wajahnya penuh kecemasan. "Kita harus bertahan. Akademi ini, dan apa yang kita perjuangkan, tidak akan terlupakan. Suatu saat nanti, kita akan kembali."
Zara, meskipun takut, menatap dunia yang membeku ini dengan tekad yang baru. "Kita mungkin terjebak, tapi mereka tidak akan menang. Kita adalah penjaga waktu. Dan waktu tidak akan terhenti selamanya."
Arlen, dengan senyum samar di wajahnya, berbicara pelan. "Tidak ada kegelapan yang bisa menahan cahaya selamanya. Kita akan menemukan jalan kita kembali."
Dalam kegelapan yang membeku, di tengah dunia yang terhenti, para penjaga waktu dan Liven tetap bertahan dalam harapan. Mereka tahu bahwa meskipun 500 tahun adalah waktu yang sangat panjang, takdir mereka belum berakhir. Waktu akan berputar kembali, dan ketika itu terjadi, mereka akan bangkit sekali lagi, lebih kuat, dan lebih siap untuk menghadapi kegelapan yang datang.
Untuk saat ini, mereka hanya bisa menunggu. Menunggu hingga waktu kembali mengalir, dan harapan mereka terlahir kembali.
500 tahun telah berlalu, namun di dalam dunia yang membeku, waktu tidak pernah benar-benar mati. Para penjaga waktu, Liven, dan semua makhluk yang terperangkap dalam keheningan itu merasakan sesuatu yang tak terlihat namun nyata, sebuah perasaan halus, seperti desakan lembut yang mengingatkan mereka untuk bertahan. Bahkan dalam kegelapan yang menutup rapat, mereka tahu bahwa waktu akan kembali mengalir pada saat yang tepat.
Di luar Akademi Waktu yang beku, dunia yang mereka tinggalkan terus berjalan, meskipun tanpa mereka. Konstelasi Jahat, yang telah memenjarakan waktu dan kehidupan, kini memperluas kekuasaan mereka ke dunia-dunia lain, memperdalam cengkeraman mereka pada setiap dimensi yang mereka kuasai. Namun, meskipun mereka tampaknya menang, ketidakseimbangan yang mereka ciptakan mulai mempengaruhi dunia mereka sendiri. Dimensi mulai terdistorsi, dan bahkan para Konstelasi Jahat merasakan sebuah ancaman yang perlahan muncul dari kedalaman waktu itu sendiri.
Namun, di dalam keheningan beku Akademi Waktu, sebuah perubahan mulai terasa. Sebuah getaran yang tidak bisa dijelaskan mulai mengalir melalui dimensi yang telah dibekukan, sebuah benih harapan yang tumbuh di dalam kekosongan. Suatu kekuatan yang mengalir dari masa lalu, masa depan, dan segala sesuatu di antaranya.
Suatu malam, di tengah kesunyian yang abadi, sebuah suara menggelegar memecah kegelapan. Itu adalah suara yang penuh dengan kekuatan, tetapi juga penuh dengan kesabaran, sebuah suara yang telah terpendam selama lima abad.
"Akhirnya... waktunya telah tiba," kata suara itu, dalam sebuah bisikan yang kuat namun lembut. Itu adalah suara Astria, suara yang telah lama menghilang, kini kembali.
Di dalam Akademi Waktu yang membeku, cahaya perlahan mulai muncul di langit beku. Mula-mula hanya sedikit, seperti kilasan cahaya yang memudar. Namun, seiring berjalannya waktu, kilasan cahaya itu semakin terang, hingga akhirnya seluruh dunia yang membeku mulai bergoyang. Waktu, yang dulu terhenti, kini mulai bergerak lagi, perlahan-lahan.
Rael membuka matanya, pertama kali setelah 500 tahun lamanya. Ia merasakan tubuhnya terasa berat, namun juga ada sensasi baru yang mengalir di dalam dirinya. Waktu telah kembali bergerak. Dunia mereka, meskipun masih dalam pembekuan, sudah mulai menyentuh gerakan yang pertama. Perlahan, para penjaga waktu lainnya mulai terbangun, satu per satu.
"Apakah ini... benar-benar terjadi?" Zara berbisik, tatapannya penuh keheranan saat ia merasakan aliran energi yang terbangun dari dalam dirinya.
"Astria..." Tira menggumam, mengenali suara yang dulu memberi mereka harapan, yang kini kembali. "Apa yang telah terjadi? Mengapa kami terbangun?"
Di hadapan mereka, sebuah sosok yang mereka kenal muncul, Astria, tetapi kali ini ia tidak hanya ada dalam bentuk suara. Ia muncul dalam wujud yang lebih nyata, meskipun masih terbungkus dalam aura yang misterius.
"Aku telah mempersiapkan kalian," kata Astria dengan suara yang penuh kekuatan, "dan waktu yang kalian tunggu-tunggu kini telah datang. Tidak ada yang dapat menahan waktu selamanya. Para Konstelasi Jahat telah melakukan kesalahan besar, dan dimensi mereka kini mulai rapuh. Mereka terlalu lama bermain dengan keseimbangan. Mereka telah menciptakan celah, dan celah itu akan menghancurkan mereka."
"Apakah kami... sudah siap?" tanya Rael dengan suara penuh keraguan. "Sudah lama sekali, dan kami hanya bisa bertahan di sini dalam kegelapan. Apakah dunia masih ada untuk kita?"
Astria mengangguk. "Dunia masih ada, namun ia telah berubah. Para Konstelasi Jahat tidak tahu bahwa mereka telah memicu sesuatu yang lebih besar dari apa yang mereka pikirkan. Mereka tidak hanya menciptakan kehancuran, mereka juga telah membuka pintu bagi kekuatan yang lebih murni, kekuatan yang dapat menyeimbangkan dunia yang mereka hancurkan."
Dengan kata-kata Astria yang memberi harapan, para penjaga waktu mulai merasakan kekuatan baru mengalir dalam diri mereka. Di luar Akademi Waktu yang beku, mereka merasakan dampak pertama dari kebangkitan mereka, dimensi yang hancur, dunia yang terdistorsi, dan para Konstelasi Jahat yang mulai merasakan keretakan dalam kekuasaan mereka.
"Konstelasi Jahat telah berbuat kesalahan," kata Astria, "dan sekarang mereka harus menanggung akibatnya. Namun, kalian harus siap untuk menghadapi mereka sekali lagi. Mereka yang terperangkap dalam kebanggaan dan kekuatan yang salah kini akan menghadapi para Konstelasi Baru yang terlahir dari keseimbangan dan pencerahan, yang lebih kuat daripada sebelumnya."
Rael merasakan sebuah kekuatan yang tak terungkapkan dalam dirinya. "Konstelasi Baru?" tanya Rael, bingung. "Siapa mereka?"
Astria tersenyum, meskipun senyum itu tampak penuh misteri. "Mereka adalah kalian. Kalian adalah para penjaga waktu yang terlahir kembali, lebih kuat dan lebih bijaksana dari sebelumnya. Kalian akan membimbing dimensi ini kembali ke jalur yang benar."
Tira menatap langit yang kini mulai bersinar dengan cahaya yang tidak mereka kenal. "Apakah kita... benar-benar bisa mengalahkan mereka kali ini?"
"Ya," jawab Astria dengan tegas. "Dengan kekuatan kalian yang baru, kalian tidak hanya akan mengalahkan para Konstelasi Jahat. Kalian akan membawa dunia ini kembali ke keseimbangannya, dan kali ini, kalian akan memastikan tidak ada lagi yang dapat merusaknya."
Kini, para penjaga waktu yang terlahir kembali bersiap untuk menghadapi musuh mereka. Waktu yang telah terhenti kini kembali mengalir, dan dengan itu, harapan baru muncul. Namun, mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Para Konstelasi Jahat yang dipimpin oleh Nocthar dan pasukannya masih ada di luar sana, dan mereka harus menghadapi pertempuran terakhir, sebuah pertempuran yang tidak hanya akan menentukan nasib dunia mereka, tetapi juga seluruh dimensi yang terhubung.
Liven, yang kini lebih bijaksana dengan kekuatannya, berdiri di samping para sahabatnya. "Kita harus menghadapinya bersama-sama. Kali ini, kita tidak hanya melawan mereka untuk diri kita sendiri, tetapi untuk seluruh dunia yang ada."
"Betul," kata Zara, dengan tatapan penuh tekad. "Kita akan melindungi dunia ini, dan kita akan menjaga keseimbangan."
Dengan kekuatan yang telah mereka dapatkan, para penjaga waktu bersiap untuk melangkah ke dunia yang telah berubah, menuju pertempuran yang akan menguji kekuatan dan kebijaksanaan mereka. Dunia mereka mungkin telah membeku, tetapi kebangkitan mereka adalah tanda bahwa waktu akan selalu bergerak maju, dengan atau tanpa mereka.
Dan kali ini, mereka siap untuk menghadapinya.
Dengan semangat yang membara, para penjaga waktu melangkah keluar dari Akademi Waktu yang kini kembali hidup. Mereka merasakan kekuatan yang mengalir dalam diri mereka, lebih kuat, lebih tajam, dan lebih terfokus daripada sebelumnya. Dunia yang mereka kenal telah berubah. Dimensi yang semula stabil kini retak dan bergolak akibat ulah para Konstelasi Jahat, dan mereka tahu bahwa hanya mereka yang bisa memperbaiki kerusakan itu.
"Perjalanan kita belum selesai," kata Rael, matanya menatap horizon yang terlihat berbeda. Dunia yang tadinya familiar kini terasa asing, bagaikan mimpi yang terlupakan, namun ia merasakan adanya kedamaian dalam kekacauan ini. "Kita harus segera menemukan mereka sebelum keadaan menjadi lebih buruk."
"Apa pun yang terjadi, kita akan bersatu," jawab Zara dengan keyakinan. "Kita tidak hanya berjuang untuk waktu, tapi untuk seluruh dimensi yang terhubung. Kita tidak akan membiarkan kegelapan ini menyebar lebih jauh."
Liven, yang berdiri sedikit di belakang mereka, merasakan beratnya tanggung jawab yang harus ia pikul. "Aku tidak pernah ingin jadi bagian dari peperangan ini," katanya, suara rendah dan penuh emosi, "tapi jika ini jalan satu-satunya untuk menjaga keseimbangan, maka aku akan ikut serta."
"Ini adalah jalan yang kita pilih bersama," Tira menambahkan, menatap Liven dengan tatapan penuh pengertian. "Kita semua punya peran di sini. Dan kita akan berhasil, bersama."
Mereka berempat, bersama dengan Liven, melangkah ke dunia luar yang kini telah terdistorsi. Sementara mereka berjalan, atmosfer di sekitar mereka terasa semakin menegangkan. Langit, yang sebelumnya cerah, kini dipenuhi dengan awan gelap yang berputar cepat, menandakan bahwa para Konstelasi Jahat sedang mempersiapkan diri mereka untuk pertempuran besar yang tak terhindarkan.
Setelah beberapa hari perjalanan yang penuh ketegangan, mereka akhirnya sampai di tempat yang telah lama mereka cari, Benteng Kegelapan, markas dari para Konstelasi Jahat. Benteng ini berdiri megah di tengah kekosongan yang luas, terbuat dari batu hitam berkilau yang seolah memantulkan kegelapan itu sendiri. Energi yang terpendam di dalamnya terasa berat, menghalangi aliran waktu yang biasa.
"Ini tempatnya," kata Arlen, matanya menyipit, meneliti benteng yang tampaknya tak dapat ditembus. "Ada sesuatu yang... salah di sini. Energi ini menghalangi segalanya."
Zara mengangkat tangannya, mencoba merasakan aliran energi di sekitar mereka. "Mereka telah membangun tempat ini dengan kekuatan yang sangat kuno, tapi itu tak akan cukup untuk menahan kita. Kita harus tetap waspada."
Ketegangan semakin memuncak saat mereka mendekati gerbang utama benteng. Seolah dipanggil oleh suatu kekuatan tak terlihat, gerbang itu terbuka dengan sendirinya, dan mereka melangkah masuk ke dalam dunia yang dipenuhi dengan bayangan gelap. Di dalam benteng itu, mereka melihat sosok-sosok yang tak terhitung jumlahnya, pasukan bayangan yang diciptakan oleh para Konstelasi Jahat untuk melindungi mereka.
Namun, mereka tidak mundur. Mereka melangkah maju, siap untuk menghadapi apapun yang ada di hadapan mereka.
Begitu mereka memasuki ruangan utama benteng, mereka disambut dengan suara tawa yang dalam dan mengerikan. Di atas sebuah takhta yang terbuat dari bayangan dan kegelapan, Nocthar duduk dengan wajah penuh kebencian.
"Selamat datang, para penjaga waktu," katanya dengan senyum sinis, suaranya menggema di seluruh ruangan. "Kalian akhirnya sampai juga. Kalian ingin mengembalikan keseimbangan? Tentu saja, itu takkan mudah. Kami sudah menunggu kalian."
Di sisi kiri dan kanan Nocthar, para Konstelasi Jahat yang lain, Vorga, Kalsor, dan Xirath muncul, masing-masing membawa aura yang penuh dengan ancaman. Vorga, Konstelasi Kematian, memiliki cahaya biru yang menakutkan di matanya, sementara Kalsor, dengan kekuatan kekacauan yang mengelilinginya, tertawa meremehkan. Xirath, sang Kegelapan Abadi, berdiri diam, namun kehadirannya membawa ketakutan yang begitu mendalam.
"Ini saatnya kalian merasakan kekalahan yang sejati," kata Nocthar. "Waktu sudah terlalu lama berpihak pada kalian. Sekarang, kalian akan merasakan kehancurannya."
Namun, para penjaga waktu tidak gentar. Mereka telah siap. Mereka maju, kekuatan mereka bersatu dalam satu tujuan, untuk menghancurkan kebohongan yang dibangun oleh para Konstelasi Jahat.
Rael, dengan kekuatan baru yang ia dapatkan, melesat ke depan, mengeluarkan energi waktu yang terpendam dalam dirinya. Zara, dengan ketangguhan dan kecepatan luar biasa, menyerang dengan cepat, sementara Tira memanipulasi ruang dan waktu, menciptakan ilusi yang membingungkan musuh-musuh mereka. Arlen, dengan ketenangan yang khas, mengontrol alam sekitar, menciptakan benteng-benteng pelindung dan serangan-serangan mematikan.
Liven, meskipun masih merasa ragu dengan dirinya sendiri, melangkah maju dengan penuh tekad. "Aku tidak akan mundur," katanya, memusatkan kekuatannya pada satu titik. Ia mengeluarkan kekuatan yang sebelumnya tersembunyi, kekuatan yang mampu mengendalikan dimensi dan waktu.
Pertempuran di Benteng Kegelapan berlangsung dengan sangat sengit. Para penjaga waktu melawan Konstelasi Jahat dalam pertempuran yang melibatkan waktu, kekuatan alam, dan kegelapan itu sendiri. Setiap serangan terasa seperti benturan antara dunia yang berbeda, namun meskipun para penjaga waktu memiliki kekuatan yang luar biasa, mereka merasa betapa beratnya beban yang mereka pikul.
Di tengah pertempuran yang memuncak, saat semua tampak hampir kalah, sesuatu yang luar biasa terjadi. Astria, yang sejak awal memandu mereka dengan kekuatan misterius, akhirnya muncul dalam bentuk yang sepenuhnya nyata, memancarkan cahaya terang yang melawan kegelapan. Cahaya itu menyelimuti seluruh benteng, menghilangkan bayangan dan mendorong Konstelasi Jahat mundur.
"Astria!" teriak Rael, matanya terbuka lebar dengan takjub.
"Sudah waktunya," kata Astria, suaranya kini penuh kekuatan. "Kalian telah melawan cukup lama. Sekarang biarkan aku membantu kalian menyeimbangkan dunia ini sekali lagi."
Dengan satu gerakan, Astria melepaskan kekuatan penuh yang dimilikinya, memecah tirani waktu yang telah dikendalikan oleh para Konstelasi Jahat. Cahaya itu mengelilingi setiap sudut benteng, menghancurkan kekuatan yang mereka miliki dan melumpuhkan para Konstelasi Jahat yang kini tak bisa lagi mempertahankan diri.
"Aku tidak akan kalah!" teriak Nocthar dengan marah, namun ia tahu waktunya sudah habis. Kekuatan Astria, yang lebih besar dari apapun yang pernah ia alami, menghancurkan cengkeramannya pada dunia ini.
Sebelum Nocthar dapat bergerak, Liven melangkah maju, mengarahkan energi waktu yang telah terpendam dalam dirinya langsung ke tubuh Nocthar. "Ini untuk dunia, untuk semua orang yang terperangkap dalam kegelapanmu," katanya dengan suara tegas.
Dengan satu ledakan kekuatan, Nocthar runtuh, dan kekuasaan Konstelasi Jahat hancur seketika.
Dengan kekalahan para Konstelasi Jahat, dunia yang telah terdistorsi mulai pulih. Benteng Kegelapan yang dulu dipenuhi kegelapan kini bersinar dengan cahaya terang, dan dimensi yang sebelumnya terpecah-pecah kembali menemukan keseimbangannya. Para penjaga waktu, dengan Liven di samping mereka, merasakan dunia kembali berjalan dengan benar.
"Akhirnya, kita berhasil," kata Zara dengan napas lega. "Dunia ini akan kembali ke jalurnya."
"Dan kita juga," jawab Rael dengan senyum, meskipun masih ada kelelahan di matanya. "Waktu tidak akan pernah berhenti, dan kita harus terus menjaga keseimbangannya."
Dengan itu, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih belum selesai, namun untuk pertama kalinya dalam 500 tahun, mereka merasa ada harapan nyata bagi dunia. Dunia ini dan dunia-dunia lainnya akan tetap ada, karena para penjaga waktu, bersama dengan kekuatan yang baru mereka temukan, akan selalu ada untuk menjaga keseimbangan.
Setelah kemenangan besar mereka atas Konstelasi Jahat dan kembalinya keseimbangan dimensi, Rael, Zara, Tira, Arlen, dan Liven kembali ke Akademi Waktu yang telah dibebaskan dari bekuan waktu. Namun, mereka menyadari bahwa tugas mereka belum selesai. Meskipun ancaman terbesar telah berlalu, dunia yang telah tercabik-cabik oleh kekacauan membutuhkan lebih dari sekadar pemulihan. Waktu yang mereka lindungi perlu dijaga, dan untuk itu, mereka membutuhkan lebih banyak penjaga.
Di dalam ruang utama Akademi, yang kini kembali dipenuhi dengan cahaya, Rael berdiri di hadapan Astria yang telah kembali sepenuhnya dalam bentuk manusia. Meskipun sebagian besar penjaga waktu telah pulih, ada rasa tanggung jawab baru yang terbit di dalam diri mereka.
"Akademi Waktu membutuhkan lebih banyak murid," kata Astria dengan tegas, suaranya bergetar dengan kekuatan dan kebijaksanaan. "Para Konstelasi Jahat telah menunjukkan betapa rentannya dunia ini terhadap kekuatan yang salah. Namun, kalian juga tahu bahwa untuk menjaga dimensi ini, kita tidak bisa bekerja sendirian. Kalian harus mencari dan melatih generasi baru penjaga waktu."
Rael menatap Astria dengan serius. "Murid baru? Dunia ini sudah hampir hancur. Dimensi telah terdistorsi, dan para Konstelasi Jahat hampir menghancurkan semuanya. Mengapa kita harus merekrut lebih banyak murid? Bukankah kita sudah cukup?"
Astria tersenyum lembut. "Rael, kekuatan kalian mungkin sudah cukup untuk saat ini, tetapi tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan datang. Setiap dimensi, setiap waktu yang ada, bisa terancam kapan saja. Apa yang terjadi sekarang adalah awal dari kebangkitan yang lebih besar. Kalian membutuhkan sekutu, bukan hanya untuk bertempur, tetapi untuk menjaga keseimbangan yang rapuh ini."
Zara yang berdiri di samping Rael berbicara dengan tegas, "Kita telah melihat bagaimana kejahatan datang dari berbagai dimensi. Jika kita tidak memperkuat barisan kita, kita hanya akan membuka celah bagi lebih banyak ancaman."
"Benar," kata Tira. "Akademi Waktu harus menjadi tempat yang terus berkembang. Jika kita berhenti di sini, kita akan kehilangan kesempatan untuk mencegah bencana di masa depan."
Rael mengangguk perlahan. "Jadi, kita harus mencari murid baru dari seluruh dimensi?"
"Ya," jawab Astria. "Tidak hanya di dunia kalian, tetapi di setiap dimensi yang ada. Aku akan memerintahkan para guru Akademi untuk berkeliling, mencari individu dengan potensi yang luar biasa. Mereka yang memiliki kemampuan untuk menjaga dan melindungi waktu. Mereka yang bisa belajar mengendalikan kekuatan luar biasa yang ada di dalam mereka."
Hari berikutnya, para guru Akademi Waktu berkumpul di aula besar untuk menerima perintah dari Astria. Mereka adalah para penjaga waktu yang lebih tua, lebih berpengalaman, beberapa dari mereka bahkan telah hidup lebih dari seribu tahun. Meskipun pertempuran besar telah berakhir, mereka tahu tugas baru mereka jauh dari mudah.
Astria berdiri di hadapan mereka, dengan wajah serius namun penuh harapan. "Dunia kita, dan dunia-dunia lainnya, sedang dalam ancaman yang tak terlihat. Tugas kita bukan hanya menjaga waktu, tetapi juga melatih generasi berikutnya. Kalian akan pergi ke seluruh dimensi untuk mencari mereka yang layak menjadi penjaga waktu."
Tira, yang kini dikenal sebagai salah satu pengajar terhebat di Akademi, berdiri dan berkata, "Kami akan pergi ke dimensi mana saja yang diperlukan. Kami akan mencari mereka yang memiliki potensi, yang dapat memahami keseimbangan yang rapuh ini."
"Betul," kata Arlen, sambil mengangguk. "Kami akan membawa mereka kembali ke sini, untuk dilatih di Akademi. Masing-masing dari mereka akan menjadi penjaga waktu yang kuat, yang akan menjaga setiap dimensi."
Dengan perintah yang jelas, para guru berpisah dan memulai perjalanan mereka. Mereka akan melintasi waktu dan ruang, memasuki dimensi yang tidak diketahui, dan mencari individu dengan kekuatan terpendam yang bisa dilatih untuk menjaga keseimbangan dimensi.
Di luar Akademi, dunia-dunia lainnya terus berputar, dengan berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya. Di dimensi-dimensi yang jauh, di mana hukum waktu dan ruang berbeda, para guru Akademi Waktu muncul, mencari calon yang tepat untuk bergabung dengan mereka.
Salah satu guru, Profesor Xellius, seorang penjaga waktu dengan kemampuan untuk merasakan potensi dalam setiap jiwa, tiba di sebuah dunia yang jauh dari yang mereka kenal. Dunia itu dipenuhi dengan makhluk yang hidup dalam kesederhanaan, namun Xellius merasakan adanya sesuatu yang istimewa di antara mereka.
Di sebuah desa kecil, ia menemui seorang pemuda bernama Eron, seorang anak yatim piatu yang tampaknya tidak memiliki kekuatan besar. Namun, Xellius dapat merasakan energi yang luar biasa mengalir dalam diri Eron, sebuah potensi yang belum sepenuhnya berkembang. Dengan hati-hati, Xellius mendekati Eron dan berkata, "Anak muda, apakah kamu ingin melihat dunia lebih jauh? Ada tempat di mana kekuatanmu dapat berkembang. Sebuah tempat di mana waktu, ruang, dan dimensi saling bertautan."
Eron, meskipun terkejut, merasakan bahwa ada sesuatu yang menarik dalam kata-kata Xellius. "Aku... tidak tahu," jawabnya ragu. "Aku hanya hidup di sini, di desa ini. Apa yang bisa dunia berikan padaku?"
Xellius tersenyum. "Dunia ini, dan dunia yang lebih besar, membutuhkan orang seperti kamu. Kamu memiliki kemampuan untuk lebih dari sekadar hidup biasa. Kamu bisa belajar untuk melindungi waktu itu sendiri."
Dengan keraguan namun juga rasa penasaran, Eron setuju untuk mengikuti Xellius, memulai perjalanan yang akan mengubah hidupnya selamanya.
Di dimensi lain, Profesor Helana, seorang ahli dalam manipulasi waktu, mendarat di dunia yang penuh dengan energi magis. Di tengah kota besar yang sibuk, ia menemukan seorang gadis bernama Lyra, yang memiliki kemampuan langka untuk merasakan dan memanipulasi aliran waktu di sekitarnya, meskipun ia masih belum menyadari potensi sejatinya.
Helana mendekatinya dengan penuh perhatian. "Lyra, aku tahu kamu merasakan sesuatu yang aneh dalam dirimu. Dunia ini lebih besar dari yang kamu bayangkan. Ada tempat di mana kamu bisa mengasah kekuatanmu, dan belajar bagaimana mengendalikan waktu."
Lyra, yang merasa hidupnya hanya berputar di sekitar kekacauan kekuatan magis yang tidak terkendali, tertegun. "Aku tidak tahu siapa kamu, tapi... mungkin aku memang mencari sesuatu yang lebih."
Dengan rasa penasaran dan sedikit ketakutan, Lyra mengikuti Helana, tidak tahu bahwa ia telah memulai perjalanan untuk menjadi salah satu penjaga waktu yang akan melindungi dimensi-dimensi yang ada.
Setelah berkelana melalui berbagai dimensi dan menemukan calon-calon yang memiliki potensi luar biasa, para guru akhirnya kembali ke Akademi Waktu, membawa dengan mereka para murid baru. Di aula utama, Rael, Zara, Tira, Arlen, dan Liven menyambut mereka dengan penuh harapan.
"Akan ada banyak hal yang harus kalian pelajari," kata Rael kepada murid-murid baru yang telah tiba. "Akademi Waktu bukan hanya tempat untuk belajar mengendalikan kekuatan kalian, tetapi juga untuk memahami keseimbangan yang sangat rapuh antara dimensi. Di sini, kalian akan belajar bagaimana menjaga waktu dan memastikan tidak ada yang merusak aliran alam semesta."
Salah satu murid baru, Eron, berdiri dengan rasa takjub di hadapan Rael. "Kami... kami benar-benar bisa melindungi dunia ini?"
Zara tersenyum. "Ya. Dan kamu akan belajar bagaimana melakukannya. Bersama-sama, kita akan menjaga agar dunia tetap berjalan dengan baik, tidak peduli betapa gelapnya ancaman yang datang."
Dengan murid-murid baru yang penuh harapan, Akademi Waktu memasuki era baru. Era yang penuh dengan tantangan dan perjuangan, tetapi juga dengan keyakinan bahwa waktu dan keseimbangan dimensi dapat dijaga, asalkan ada mereka yang siap untuk melindunginya.
Dan meskipun masa depan tidak pernah pasti, para penjaga waktu baru ini tahu satu hal pasti: mereka tidak akan pernah berhenti berjuang demi dunia mereka dan dimensi-dimensi lainnya.
Akademi Waktu kini bukan hanya tempat yang penuh dengan pengetahuan tentang waktu dan ruang. Ia telah menjadi tempat pembelajaran bagi para calon penjaga waktu dari seluruh dimensi, tempat di mana kekuatan baru dan harapan baru dilahirkan.
Para murid yang baru saja direkrut kini memulai perjalanan mereka, belajar tidak hanya tentang kekuatan mereka, tetapi juga tentang tujuan yang lebih besar. Mereka tahu bahwa dunia mereka tidak hanya bergantung pada kekuatan mereka, tetapi juga pada kebijaksanaan dan kesabaran untuk menjaga keseimbangan.
Dan dalam setiap dimensi yang ada, waktu akan terus berjalan, terus dipelihara oleh mereka yang berani untuk melindunginya.
Seiring berjalannya waktu, Akademi Waktu menjadi semakin ramai. Para murid baru yang baru saja tiba mulai berlatih dengan penuh semangat, meskipun tidak sedikit yang merasa terintimidasi dengan beban tugas yang ada di hadapan mereka. Rael, Zara, Tira, Arlen, dan Liven kini berperan sebagai mentor dan pengarah bagi generasi baru ini. Namun, pelatihan di Akademi Waktu bukanlah hal yang mudah. Setiap murid harus menghadapi serangkaian ujian untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi penjaga waktu.
Ujian pertama, yang disebut sebagai Ujian Kelanggengan, dirancang untuk menguji ketahanan mental dan fisik para calon penjaga waktu. Para murid harus menjalani simulasi perjalanan melintasi waktu, menghadapi peristiwa besar dalam sejarah yang tidak dapat mereka ubah. Mereka harus belajar untuk menyaksikan tragedi tanpa bisa mengintervensi, untuk memahami bahwa waktu tidak boleh dicampuri sembarangan.
Eron, yang datang dari dunia yang penuh dengan kesederhanaan, merasa tertekan ketika ia pertama kali menghadapi ujian ini. Dalam simulasi, ia menyaksikan kehancuran desanya, peristiwa yang menghancurkan segala yang dia kenal. Wajah-wajah orang yang dia cintai terhapus oleh bencana yang tidak bisa dia hentikan. Namun, daripada merasakan keputusasaan, Eron berusaha untuk tetap tenang, menyadari bahwa tugasnya bukan untuk mengubah apa yang telah terjadi, tetapi untuk memahami mengapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana mencegahnya di masa depan.
Lyra, gadis dari dunia yang dipenuhi energi magis, menghadapi ujian yang jauh lebih pribadi. Dalam perjalanan waktunya, ia harus kembali ke masa kecilnya, pada saat ketika kekuatan magisnya mulai mengamuk tanpa kendali. Ia melihat dirinya yang muda hampir kehilangan kontrol atas kemampuan yang sangat kuat. Melihat dirinya yang tak terkendali membuat Lyra merasa takut, tetapi pada saat yang sama, ia belajar untuk menerima ketakutannya, mengendalikan emosi, dan menyadari bahwa ia bukan hanya seorang penyihir, melainkan juga penjaga waktu yang harus menjaga keseimbangan yang rapuh.
Setelah ujian tersebut selesai, para murid kembali ke ruang utama Akademi, di mana Rael dan para mentor lain menunggu. Mereka semua tahu bahwa meskipun ujian ini hanya bagian dari pelatihan, makna dari ujian itu jauh lebih besar, itu adalah ujian untuk kesiapan mereka menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka harus menjaga aliran waktu tanpa bisa mengubahnya.
"Ujian pertama kalian telah selesai," kata Rael, berdiri di depan para murid. "Namun perjalanan kalian baru dimulai. Menjaga waktu tidak hanya soal kekuatan fisik. Ini adalah soal pengendalian diri, tentang bagaimana kalian menghadapi kenyataan yang sulit dan bagaimana kalian menjaga agar tidak terperangkap dalam godaan untuk merubahnya."
Eron menunduk, merasa sedikit lebih lega. "Aku merasa... aku harus menerima kenyataan, bahkan jika itu menyakitkan."
Lyra mengangguk, matanya tajam dengan pemahaman baru. "Aku juga merasakan hal yang sama. Terkadang kita harus berdamai dengan masa lalu, tidak mencoba untuk mengubahnya, melainkan belajar darinya."
Rael tersenyum. "Itulah inti dari Ujian Kelanggengan. Kalian belajar untuk melihat waktu tidak hanya sebagai aliran yang bisa dikendalikan, tetapi juga sebagai sesuatu yang harus dihormati."
Meskipun para murid baru mulai menunjukkan kemajuan, ancaman baru mulai muncul di luar Akademi Waktu. Meskipun dunia seolah-olah tenang, dimensi-dimensi yang lebih gelap mulai mengirimkan sinyal peringatan. Salah satu sinyal itu datang dari Dimensi Kegelapan, sebuah dunia yang penuh dengan energi destruktif yang telah lama terisolasi dari dunia lain. Dimensi ini, yang pernah dibiarkan terkurung oleh para penjaga waktu yang terdahulu, kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitan.
Astria, yang merasakan gelombang energi gelap itu, segera mengumpulkan Rael, Zara, Tira, Arlen, dan Liven untuk membahas ancaman ini.
"Dimensi Kegelapan mulai menunjukkan gejala-gejala kebangkitan. Kami tahu sedikit tentang dunia itu. Dulu, para penjaga waktu menutupnya karena kekuatan gelap yang berlebihan di dalamnya. Namun sekarang, ada yang mengganggu keseimbangan di dalam dimensi itu," kata Astria dengan nada serius. "Kami harus segera menyelidiki dan menghentikan apa pun yang dapat mengancam keseimbangan waktu."
Rael mengangguk, menatap ke arah murid-muridnya yang sedang berlatih di aula. "Mereka masih belum siap untuk menghadapi ancaman seperti ini."
Zara berbicara dengan tegas, "Tapi mereka harus belajar, Rael. Jika kita menunggu lebih lama, kita mungkin terlambat."
Tira menatapnya, mempertimbangkan kata-kata Zara. "Mungkin ini saatnya untuk melibatkan mereka. Kita perlu menguji sejauh mana mereka bisa bertahan dalam menghadapi ancaman nyata."
Dengan persetujuan Astria, keputusan dibuat, para murid, meskipun masih dalam pelatihan, akan ikut dalam misi pertama mereka. Mereka akan dikirim ke Dimensi Kegelapan, dunia yang penuh dengan energi destruktif, untuk mengidentifikasi dan menghentikan ancaman yang muncul dari sana.
Eron, Lyra, dan beberapa murid lain yang telah melewati Ujian Kelanggengan dipilih untuk menjalani misi ini. Mereka dipersiapkan dengan peralatan khusus yang bisa membantu mereka bertahan di Dimensi Kegelapan, yang terkenal dengan atmosfernya yang mempengaruhi pikiran dan emosi.
Setelah melakukan persiapan, mereka memulai perjalanan mereka menuju dimensi tersebut. Ketika mereka melewati portal waktu yang menghubungkan dimensi mereka dengan Dimensi Kegelapan, mereka merasakan udara tebal yang penuh dengan energi gelap. Dunia itu tampak suram, penuh dengan bayangan yang bergerak di luar penglihatan mereka.
"Apa yang kita cari di sini?" tanya Eron, suaranya terdengar cemas.
Lyra menatap ke arah horizon yang gelap. "Aku bisa merasakannya, energi yang sangat kuat, tapi juga sangat kacau. Ini bukan hanya tentang kekuatan magis, ini tentang sesuatu yang lebih dalam."
Tira, yang memimpin misi ini, berkata dengan serius, "Kita mencari sumber ketidakstabilan ini. Jika kita bisa menghentikan apa yang menyebabkan energi gelap ini bangkit, kita bisa mengembalikan keseimbangan."
Saat mereka melangkah lebih jauh, suasana semakin mencekam. Bayangan-bayangan aneh mulai muncul dari kegelapan, menggoda dan membingungkan pikiran mereka. Setiap langkah yang mereka ambil seakan membawa mereka lebih dalam ke dalam dunia yang penuh dengan ilusi dan energi berbahaya.
Eron merasa cemas, tetapi dia tahu bahwa ini adalah ujian sesungguhnya. Mungkin inilah saatnya untuk membuktikan bahwa dia bisa melindungi waktu, bukan hanya sebagai murid, tetapi juga sebagai penjaga waktu yang sejati.
Dengan tekad yang semakin kuat, para murid maju, siap menghadapi apa pun yang tersembunyi di Dimensi Kegelapan, dan menguji batasan kekuatan dan keberanian mereka.