Chereads / AKADEMI WAKTU / Chapter 5 - CHAPTER 5

Chapter 5 - CHAPTER 5

Setelah pertemuan yang penuh dengan keputusan besar, Akademi Waktu bergerak dengan cepat. Ratusan pelajar, ahli, dan penjaga waktu yang tersembunyi di berbagai sudut lembaga ini mulai berkumpul, bersatu untuk menghadapi ancaman yang jauh lebih besar daripada yang pernah mereka hadapi. Rael dan Elyra, yang kini menjadi pusat perhatian, diberi kepercayaan untuk memimpin pencarian jawaban yang lebih mendalam mengenai entitas yang mengendalikan waktu dan takdir seluruh alam semesta.

Dewan mengirim mereka untuk mencari gerbang yang diyakini menghubungkan dunia mereka dengan dimensi yang lebih tinggi, dimensi di luar batas waktu yang mereka kenal. Tempat ini, yang hanya dikenal dalam legenda, dipandang sebagai kunci untuk menghadapi entitas yang lebih kuat dan lebih tua dari Penjaga Waktu.

Dengan sebuah kelompok kecil yang terdiri dari ahli waktu dan penjaga yang setia, Rael dan Elyra berangkat menuju lokasi yang telah lama terlupakan dalam teks-teks kuno. Perjalanan ini membawa mereka jauh dari peradaban yang mereka kenal, menembus hutan belantara yang tak terjamah dan melewati pegunungan yang diselimuti kabut tebal. Peta waktu yang ditemukan di ruang arsip Akademi menunjukkan jalur yang berkelok-kelok, terjal, dan penuh bahaya. Namun, tidak ada pilihan lain selain terus melangkah maju.

Malam pertama mereka mendirikan kemah di sebuah lembah terpencil. Rael duduk termenung di depan api unggun, matanya menatap api yang berkobar. Elyra duduk di sampingnya, membisu sejenak sebelum akhirnya berbicara.

"Apa yang sebenarnya kita hadapi, Rael?" Suaranya terdengar rendah, penuh keraguan. "Jika entitas ini bisa mengendalikan seluruh waktu, bagaimana kita bisa mengalahkan mereka? Apa yang kita miliki untuk melawan kekuatan seperti itu?"

Rael menghela napas, matanya tetap terfokus pada api. "Kita punya lebih dari yang kita kira, Elyra. Kita punya pengetahuan. Kita tahu bahwa mereka bukan sekadar makhluk biasa mereka entitas yang lebih tua, yang menguasai seluruh aliran waktu. Tapi mereka juga punya kelemahan, sesuatu yang bisa kita manfaatkan. Kita hanya perlu menemukannya."

Elyra menatapnya, ragu, "Tapi jika kita salah? Jika kita salah langkah, kita mungkin hanya memperburuk keadaan."

Rael menatapnya, kemudian mengangguk pelan. "Aku tahu. Tapi kita tidak punya banyak pilihan. Jika kita tidak melawan sekarang, waktu ini, seluruh dunia akan berada dalam kendali mereka."

Kata-kata Rael menggantung di udara, dan Elyra tahu bahwa ia benar. Mereka berada di ujung jurang. Namun, ia juga tahu bahwa jika mereka tidak terus maju, dunia ini bisa kehilangan segalanya. Dalam diam, mereka berdua merenung tentang apa yang ada di depan, tentang apa yang harus mereka lakukan untuk menghentikan kekuatan yang tak terbayangkan itu.

Hari-hari berikutnya mereka habiskan dengan melintasi medan yang semakin berbahaya. Mereka berada di tempat yang tak dikenal, jauh dari dunia mereka yang dulu dikenal sebagai tempat yang aman. Namun, meskipun dunia di luar begitu gelap dan penuh ancaman, Rael merasa ada semangat baru yang tumbuh dalam dirinya. Mereka tidak hanya berjuang untuk dunia mereka, mereka berjuang untuk seluruh alam semesta, untuk menjaga keseimbangan yang telah dihancurkan oleh kekuatan yang lebih besar.

Suatu malam, saat mereka mendekati puncak sebuah gunung tinggi yang kabutnya seolah menyembunyikan pemandangan dari dunia luar, mereka akhirnya tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh peta kuno. Di sana, tersembunyi di dalam gua besar, mereka menemukan gerbang waktu, sebuah portal raksasa yang berkilauan dengan energi yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Cahaya dari gerbang itu tidak berasal dari matahari atau bulan, melainkan dari inti yang lebih dalam sebuah sumber kekuatan yang misterius.

Elyra mendekat dengan hati-hati, matanya tidak bisa lepas dari gerbang itu. "Ini... ini yang kita cari?"

Rael mengangguk pelan, merasa getaran yang berasal dari gerbang itu menyusup ke seluruh tubuhnya. "Ini dia. Gerbang ke dimensi yang lebih tinggi. Ini satu-satunya cara kita bisa menghadapinya."

Mereka berdiri di depan gerbang, merasakan aura kuat yang melingkupi mereka. Namun, meskipun terlihat menakutkan, mereka tahu bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk mengetahui lebih banyak tentang entitas yang mengendalikan waktu dan untuk melawan mereka.

Ketika mereka melangkah lebih dekat, gerbang itu mulai bergetar, seolah menyadari kedatangan mereka. Suara gemuruh terdengar, memecah keheningan malam, dan dalam sekejap, cahaya yang memancar dari gerbang itu mulai berubah menjadi lebih terang. Rael merasa tubuhnya terangkat, seolah-olah ia akan tersedot ke dalam ruang yang tidak dikenal. Elyra memegang tangannya dengan erat, tidak ingin melepaskan genggaman itu.

Namun, sebelum mereka bisa sepenuhnya melangkah ke dalam, sebuah suara yang dalam dan penuh kekuatan bergema di dalam gua. Suara itu datang dari dalam gerbang, dan ia membawa serta rasa takut yang mendalam.

"Kenapa kalian datang ke sini?" suara itu berbisik, namun setiap kata terasa begitu jelas, begitu menggetarkan. "Apa yang kalian harapkan bisa kalian temukan? Waktu ini bukan milik kalian. Tidak ada yang bisa mengubahnya."

Rael menatap gerbang itu dengan tatapan tegas. "Kami datang untuk menghentikanmu. Kami datang untuk melawan kendali yang kau miliki atas seluruh waktu. Kami akan mengembalikan keseimbangan yang kau hancurkan."

Suara itu tertawa, tetapi tawa itu bukanlah tawa yang bersahabat. Itu adalah suara yang mengandung kebijaksanaan yang tak terhitung jumlahnya, kebijaksanaan yang telah ada sejak awal alam semesta.

"Begitu mudah kalian berbicara tentang keseimbangan," suara itu berbisik kembali, "Namun, kalian tidak tahu apa yang sebenarnya kalian lawan. Kalian hanya sebagian kecil dari potongan teka-teki yang lebih besar. Ketika waktu ini hancur, begitu juga dengan seluruh alam semesta. Ini adalah takdir yang tak terhindarkan."

Rael dan Elyra saling menatap, tetapi tidak ada rasa takut dalam pandangan mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah ujian terakhir. Mereka telah melangkah terlalu jauh untuk mundur.

Dengan tekad yang semakin kuat, Rael mengangkat tangan ke depan, mendekati gerbang yang berkilauan itu. "Kami tidak takut pada takdirmu. Kami akan melawan, dan kami akan mengembalikan keseimbangan ini."

Gerbang itu bergetar hebat, dan suara itu semakin keras, seolah-olah kekuatan dari dimensi lain berusaha menahan mereka. Namun, Rael dan Elyra tidak mundur. Mereka tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menghentikan entitas yang telah lama menguasai aliran waktu.

"Jika kita berhasil melewati ini, kita akan tahu apa yang kita hadapi," kata Elyra dengan tegas.

Rael mengangguk, dan bersama-sama, mereka melangkah ke dalam cahaya itu, memasuki dimensi yang lebih besar dari yang mereka bayangkan, dimensi yang akan membawa mereka untuk menghadapi kekuatan yang mengatur waktu itu sendiri.

Begitu Rael dan Elyra melangkah ke dalam gerbang waktu yang bercahaya, mereka merasa dunia di sekitar mereka berputar, seperti berada di tengah badai yang tidak terlihat. Gerbang itu membawa mereka melalui lorong waktu yang membingungkan, memutar kembali dan mencabangkan aliran waktu di dimensi yang jauh lebih besar dari apa yang pernah mereka bayangkan. Cahaya itu menyilaukan mata mereka, tetapi sebelum mereka bisa merasakan lebih jauh, mereka kembali disedot kembali ke dunia yang mereka kenal.

Namun, di Akademi Waktu, di ruang yang jauh lebih tinggi, kepala akademi, seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan mata yang tajam, berdiri terdiam. Ia merasa sebuah getaran yang kuat melalui inti tubuhnya, sebuah visi yang datang begitu mendalam, meresap ke dalam kesadarannya. Tidak ada suara yang mengiringinya, hanya sensasi yang begitu nyata seolah ia sedang berada di sana, melihatnya langsung.

Dalam visinya, ia melihat sebuah dunia yang sangat berbeda dari dunia mereka. Dunia yang penuh dengan struktur logam tinggi menjulang, jalanan dipenuhi kendaraan yang melaju tanpa suara, dan langitnya dipenuhi dengan bintang-bintang yang jauh lebih terang daripada yang terlihat dari dunia mereka. Di bumi itu, tak ada sihir, tak ada kekuatan yang mengendalikan aliran waktu, hanya kemajuan teknologi yang luar biasa.

Namun, meskipun dunia itu tampak indah dan penuh kemajuan, ada sesuatu yang mengerikan yang sedang mendekat. Di langit, kilatan cahaya terang berpendar, seperti bintang yang jatuh, namun jauh lebih besar dan mematikan. Dalam beberapa detik, pemandangan berubah menjadi kacau, tentara asing yang tidak berbentuk muncul dari dalam langit, makhluk-makhluk yang tidak pernah dilihat sebelumnya, dengan tubuh terbuat dari logam dan energi yang berkilauan.

Kepala Akademi melihat mereka turun dengan cepat, menghancurkan segalanya di jalurnya. Kota-kota hancur, dan manusia-manusia yang tidak siap menghadapi serangan itu berlarian, mencoba bertahan hidup di dunia yang telah mereka ciptakan dengan teknologi mereka. Namun, teknologi itu tak bisa menghadapinya, makhluk itu jauh lebih kuat, dan tidak ada yang bisa menghentikan invasi tersebut.

Di tengah kehancuran itu, sang kepala akademi melihat sekelompok ilmuwan yang berada di ruang bawah tanah, berusaha keras untuk memelihara apa yang mereka sebut "buku waktu". Mereka tahu bahwa dunia mereka tidak akan bertahan tanpa perubahan besar, tetapi sudah terlambat. Dunia mereka, tanpa sihir, tanpa kekuatan yang mengendalikan waktu terlalu rapuh.

Kepala Akademi terbangun dari penglihatannya, tubuhnya bergetar hebat. Ia merasa seperti telah menyaksikan kehancuran besar, kehilangan dunia yang tidak ada kaitannya dengan waktu yang ia jaga, namun mengandung pesan yang jelas. Dunia yang penuh teknologi tanpa sihir, tanpa pengendalian terhadap waktu, akan hancur diinvasi oleh makhluk luar angkasa yang tidak dapat diprediksi oleh kemampuan mereka yang terbatas.

Darahnya terasa dingin. Apa yang baru saja ia lihat adalah sebuah peringatan bahwa mungkin, dunia mereka sendiri sedang berlari menuju kehancuran yang sama. Teknologi yang berkembang tanpa kendali waktu yang tepat, tanpa kesadaran terhadap kekuatan alam yang lebih besar, bisa saja membuat dunia mereka rentan terhadap ancaman yang lebih besar.

"Profesor," suara seorang asisten memecah lamunannya. Seorang wanita muda dengan jubah biru memasuki ruang pribadinya. "Ada yang tidak beres. Kami merasakan kejanggalan di dalam aliran waktu. Sepertinya ada sesuatu yang mengarah ke kehancuran besar, entah itu datang dari luar dimensi kita atau dari dalam."

Kepala Akademi menggenggam tepi meja di depannya dengan keras. "Apa yang baru saja aku lihat adalah peringatan. Dunia itu, dunia tanpa sihir terancam oleh invasi luar angkasa, dan mereka tidak siap. Jika kita tidak berhati-hati, dunia kita bisa terjerumus ke dalam jalur yang sama."

Wanita muda itu tampak bingung. "Maksud Anda, dunia kita? Apa hubungan antara dunia paralel itu dan dunia kita?"

Kepala Akademi menarik napas panjang, matanya penuh dengan kekhawatiran. "Kita tidak dapat terus mengabaikan potensi ancaman dari luar dimensi. Jika mereka, makhluk-makhluk dari luar angkasa bisa menginvasi dunia yang maju teknologinya, kita juga bisa menjadi target. Namun, kita berada di jalur yang lebih berbahaya: kita telah mengendalikan waktu, tapi tanpa pemahaman yang benar, kita bisa membuka jalan bagi bencana yang lebih besar. Dunia kita, yang begitu terikat pada kekuatan sihir, bisa menjadi lemah jika aliran waktu yang kita jaga terganggu."

Kepala Akademi berdiri dari kursinya, matanya penuh tekad. "Kita harus segera memberi peringatan kepada seluruh Akademi. Kami mungkin harus mengeksplorasi dimensi lain yang belum pernah kami sentuh sebelumnya, untuk mencari tahu lebih banyak tentang ancaman ini dan apakah kita dapat mencegahnya sebelum terlambat."

Sementara itu, di dimensi lain, Rael dan Elyra yang sedang terperangkap dalam perjalanan waktu mereka, tak mengetahui apa yang tengah terjadi di dunia mereka. Namun, keduanya mulai merasakan adanya gangguan di sepanjang aliran waktu. Setiap langkah mereka membawa mereka lebih dalam ke dalam misteri, tetapi semakin mereka maju, semakin kuat getaran yang datang dari dunia paralel yang sedang hancur.

Rael merasakan ada sesuatu yang mengganjal. "Elyra, apakah kau merasakannya? Seperti ada sesuatu yang mengalir lebih cepat dari biasanya, semuanya terasa… tidak stabil."

Elyra mengangguk, matanya berbinar karena sesuatu yang tidak biasa. "Ada ketidakseimbangan yang besar, Rael. Aku rasa ini bukan hanya tentang kami, ini tentang sesuatu yang lebih besar, lebih jauh dari apa yang kita bayangkan."

Rael menatapnya, sadar bahwa meskipun mereka berada di jalan yang berbahaya, kenyataan di dunia mereka dan dunia yang mereka lihat sekarang saling terkait. Mereka belum tahu sepenuhnya apa yang akan mereka hadapi, tetapi satu hal yang pasti dunia mereka dan dunia yang lebih tinggi berada dalam bahaya yang sama.

"Rael," kata Elyra dengan suara yang lebih serius. "Aku rasa kita bukan hanya berperang melawan entitas yang mengendalikan waktu. Dunia kita mungkin juga sedang terancam oleh sesuatu yang jauh lebih besar dari yang kita kira."

Rael menatapnya dengan cemas, tetapi juga dengan tekad yang baru. "Jika itu benar, maka kita harus mempersiapkan diri untuk lebih dari sekadar mengendalikan waktu. Kita harus mencari cara untuk melawan apa pun yang datang baik itu entitas dari luar dimensi, atau makhluk dari luar angkasa."

Di Akademi, Kepala Akademi menatap peta waktu yang terbentang di depan matanya. Dengan cepat, ia menghubungkan titik-titik yang menunjukkan ketidakseimbangan. "Kita harus mempercepat pencarian kita. Waktu bukan hanya tentang masa lalu dan masa depan, itu adalah kekuatan yang bisa menghancurkan seluruh eksistensi jika salah digunakan."

Ia tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang melawan kekuatan yang mengendalikan waktu. Ini adalah perjalanan untuk menyelamatkan dunia mereka dan mungkin lebih dari itu, seluruh alam semesta yang terancam oleh ancaman yang bahkan mereka belum pahami sepenuhnya.

Setelah penglihatan yang mengerikan itu, Kepala Akademi merasa semakin tertekan oleh rasa urgensi yang mendalam. Dunia yang mereka kenal, dunia di mana kekuatan waktu dan sihir mempengaruhi segala aspek kehidupan, kini terancam oleh ancaman yang tak terduga: sebuah dunia paralel yang telah berkembang pesat dalam teknologi, namun tak memiliki sihir sama sekali. Tanpa kesadaran akan potensi bencana yang akan menimpa mereka, dunia itu tampaknya akan hancur akibat invasi makhluk luar angkasa.

Kepala Akademi tahu bahwa tindakan cepat sangat diperlukan. Mereka tidak bisa hanya berdiam diri menunggu kehancuran datang. Sejak melihat penglihatan itu, dia sadar bahwa satu-satunya cara untuk mencegah bencana besar ini adalah dengan mencari bantuan dari dunia yang lebih maju, dunia tanpa sihir yang terancam itu.

Namun, dia juga tahu bahwa mereka tidak bisa hanya mengirimkan pasukan atau penjaga waktu tanpa pengetahuan yang tepat. Dunia tanpa sihir memiliki mekanisme yang berbeda. Mereka membutuhkan seseorang yang dapat menjembatani dunia mereka dengan dunia itu. Seseorang yang mampu melihat dan beradaptasi dengan cara berpikir yang berbeda. Dan satu-satunya orang yang ada dalam pikirannya adalah Rael, sang pemuda yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam memahami aliran waktu, serta Elyra, yang meskipun memiliki masa lalu yang kelam, merupakan seorang yang tangguh dan penuh tekad.

Dewan Akademi yang berkumpul di ruang utama Akademi, ruang besar yang dipenuhi dengan simbol-simbol kuno dan peta waktu yang terukir pada dinding, menyetujui keputusan Kepala Akademi untuk mengirim mereka ke dunia paralel itu. Namun, perjalanan ini tidak akan mudah. Mereka akan membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan, mereka akan membutuhkan sekutu yang dapat membantu mereka memahami dunia yang sepenuhnya asing bagi mereka.

Kepala Akademi berdiri di hadapan Rael dan Elyra di ruang rapat, matanya yang tajam memancarkan rasa urgensi yang mendalam. "Kalian berdua akan pergi ke dunia yang berbeda, dunia yang tanpa sihir. Dunia yang telah menciptakan kemajuan teknologi yang luar biasa, tetapi tanpa mengetahui ancaman yang datang dari luar angkasa. Kalian tidak hanya pergi untuk memberi peringatan, tetapi juga untuk mencari seorang murid yang dapat membantu kita melawan ancaman ini—seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi."

Rael menatap Kepala Akademi dengan hati-hati. "Kita akan mencari orang yang tepat di dunia itu? Seseorang yang bisa membantu kita di sini?"

Kepala Akademi mengangguk. "Tepat. Dunia mereka tidak memiliki sihir, tetapi mereka memiliki kecerdasan luar biasa dalam hal teknologi. Seseorang di sana bisa menjadi kunci untuk menyelamatkan dunia kita, seseorang yang bisa membantu kita memahami cara menggabungkan sihir dengan teknologi, yang mungkin menjadi satu-satunya cara untuk melawan invasi luar angkasa yang kita hadapi."

Elyra, yang berdiri di samping Rael, menatap Kepala Akademi dengan tatapan serius. "Kapan kita berangkat? Apa yang harus kita lakukan setelah kita sampai di dunia itu?"

Kepala Akademi memberikan sebuah buku kuno yang tebal, berisi informasi tentang dunia tanpa sihir yang telah mereka gali dari dimensi yang lebih tinggi. "Ini adalah satu-satunya petunjuk yang kita miliki. Dunia itu terletak di dimensi paralel yang hanya bisa dijangkau melalui gerbang waktu. Kalian akan menemukan diri kalian di tengah-tengah masyarakat yang tidak tahu apa-apa tentang ancaman yang sedang mendekat. Kalian harus meyakinkan mereka dan mencari orang yang tepat, yang memiliki potensi untuk belajar tentang sihir, serta kemampuan untuk membantu kita membangun pertahanan terhadap invasi."

Rael dan Elyra saling berpandangan, menyadari bahwa mereka akan memasuki dunia yang sangat berbeda. Mereka telah terbiasa dengan dunia yang penuh dengan keajaiban sihir dan manipulasi waktu, tetapi dunia tanpa sihir ini akan menguji kemampuan mereka untuk beradaptasi.

"Namun, hati-hati," Kepala Akademi menambahkan, dengan nada serius. "Jangan sekali-kali menunjukkan terlalu banyak tentang kekuatan kalian, terutama dalam hal sihir. Dunia itu takut pada apa yang mereka anggap sebagai hal-hal yang tidak terjelaskan. Kalian harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kalian, dan yang lebih penting, jangan biarkan mereka mengetahui kekuatan besar yang kita jaga di dunia ini. Jika mereka tahu lebih banyak tentang kekuatan kita, itu bisa memperburuk keadaan."

Rael mengangguk, tekadnya semakin kuat. "Kami mengerti. Kami akan berhati-hati."

Dengan itu, Kepala Akademi melangkah ke arah mereka dan mengangkat tangan, membuka sebuah portal besar yang berputar di ruang rapat. Gerbang itu terbuka dengan suara berderak, menunjukkan sebuah pemandangan dunia yang sangat berbeda dari dunia mereka. Tidak ada langit bercahaya atau pohon raksasa yang hidup dengan sihir, hanya gedung-gedung tinggi dan jalan-jalan yang dipenuhi oleh kendaraan yang bergerak tanpa suara.

"Ini adalah dunia tanpa sihir," kata Kepala Akademi dengan suara berat. "Pergilah, dan temukan siapa yang bisa membantu kita. Selamatkan dunia kita."

Rael dan Elyra melangkah menuju gerbang, merasakan beban besar yang mereka bawa. Mereka tahu bahwa ini bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah perjalanan untuk menyelamatkan dua dunia dan untuk menemukan seorang murid yang bisa membawa harapan baru bagi perjuangan mereka.

Di dunia paralel, semuanya tampak lebih maju, tetapi sangat teratur. Tidak ada keajaiban yang dapat ditemukan di sana, hanya teknologi yang bekerja tanpa henti, mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Rael dan Elyra tiba di sebuah kota besar, kota yang tampak tidak jauh berbeda dari kota-kota yang ada di dunia mereka hanya saja, lebih modern, lebih efisien.

Mereka disambut oleh keramaian yang sibuk, orang-orang berjalan cepat tanpa saling berinteraksi, sebagian besar terfokus pada perangkat yang mereka bawa di tangan mereka, ponsel atau tablet yang memantulkan cahaya biru. Mereka merasa seperti alien di dunia ini, dengan cara mereka berpakaian dan berbicara yang sangat berbeda dari apa yang ada di sekitar mereka. Elyra merasakan kekakuan yang sama. Tanpa sihir, dunia ini terasa seperti tempat yang dingin dan tidak memiliki jiwa.

Namun, mereka tidak punya waktu untuk merasa terasing. Rael membuka buku kuno yang diberikan oleh Kepala Akademi, mencoba menemukan petunjuk pertama tentang siapa yang bisa membantu mereka. Mereka tahu, dalam hati mereka, bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang memberi peringatan. Ini adalah pencarian untuk menemukan seseorang yang bisa mengubah takdir kedua dunia.

Di salah satu sudut kota, mereka menemukan sebuah universitas besar, sebuah tempat yang penuh dengan teknologi dan ilmu pengetahuan. Mereka menyadari bahwa ini adalah tempat yang tepat untuk mencari tempat di mana para ilmuwan dan penemu mungkin ada. Mereka melangkah ke dalamnya, penuh harapan, tetapi juga dengan kesadaran bahwa apa yang mereka lakukan mungkin akan mengubah segalanya.

Rael dan Elyra melangkah dengan hati-hati memasuki universitas besar yang terletak di jantung kota futuristik tersebut. Gedung itu tampak sangat berbeda dari apa yang mereka kenal. Dinding-dindingnya terbuat dari material transparan yang memantulkan cahaya biru, dan di sepanjang lorong-lorongnya, layar holografik menampilkan informasi dan data dengan kecepatan yang luar biasa. Suasana di dalam sangat modern dan teratur, seolah-olah setiap elemen di dunia ini bekerja berdasarkan hukum logika dan teknologi yang ketat, tanpa ruang untuk hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh sains.

Rael dan Elyra merasa sangat asing di sini. Mereka tidak hanya terpisah oleh dimensi, tetapi juga oleh perbedaan besar dalam cara pandang dan pemahaman dunia. Namun, mereka tahu bahwa mereka tidak punya pilihan selain menyesuaikan diri. Dunia mereka, dunia yang penuh dengan sihir dan manipulasi waktu, kini sangat jauh dari apa yang mereka lihat di hadapan mereka. Mereka berada di dunia tanpa sihir, tempat di mana pengetahuan lebih terfokus pada teknologi dan fisika daripada pada misteri alam semesta yang lebih dalam.

"Ini sangat berbeda dari yang kita bayangkan," bisik Elyra, matanya melirik setiap sudut ruang dengan cemas.

Rael mengangguk, tatapannya tetap terfokus pada peta universitas yang mereka temukan di layar holografik di dekat pintu masuk. "Kita harus mencari pusat penelitian atau laboratorium yang berhubungan dengan teori luar angkasa atau fenomena yang tidak bisa dijelaskan. Mereka pasti punya ilmuwan yang bisa membantu kita."

Setelah beberapa saat berjalan, mereka akhirnya menemukan sebuah ruang besar yang terletak di bagian belakang kampus, sebuah laboratorium penelitian yang tampaknya sangat canggih. Begitu mereka masuk, mereka disambut oleh pemandangan para ilmuwan muda yang sibuk dengan perangkat teknologi, mengerjakan komputer super canggih dan mesin yang tampaknya dapat merunut perjalanan waktu dan ruang. Mereka bahkan dapat mendengar percakapan tentang teori relativitas, quantum mechanics, dan penemuan luar angkasa.

Salah satu ilmuwan, seorang pria muda dengan rambut hitam rapi dan kacamata tebal, mendekati mereka. "Selamat datang. Anda mencari sesuatu?" suaranya terdengar serius, tetapi ramah.

Rael dan Elyra saling berpandangan sejenak, kemudian Rael melangkah maju, berbicara dengan hati-hati, "Kami… membutuhkan bantuan. Kami berasal dari dunia yang sangat berbeda. Dunia kami terancam oleh ancaman dari luar angkasa. Kami butuh bantuan untuk memahami dan mempersiapkan diri menghadapi invasi yang tidak dapat kami hentikan sendiri."

Ilmuwan muda itu mengernyitkan dahi. "Ancaman luar angkasa? Saya rasa saya tidak sepenuhnya mengerti. Tapi jika itu terkait dengan fisika atau teknologi, saya bisa membantu. Tapi, saya rasa kita perlu lebih banyak bukti tentang apa yang Anda bicarakan."

Rael dan Elyra merasa sedikit frustrasi, tetapi mereka tahu bahwa pendekatan mereka harus hati-hati. Tidak ada cara untuk mengungkapkan terlalu banyak tentang sihir atau kekuatan waktu di dunia ini, mereka akan dianggap sebagai orang yang tidak rasional atau bahkan gila.

"Kami tidak bisa memberitahu Anda semuanya," Elyra menjawab dengan nada rendah. "Namun, kami bisa memberi tahu Anda bahwa apa yang kami alami tidak ada kaitannya dengan sains yang ada di sini. Kami datang dari dunia yang dipenuhi dengan sihir, dunia yang sangat berbeda."

Ilmuwan itu tampak ragu, tetapi kemudian ia mengangguk pelan. "Saya mengerti. Mungkin saya bisa membantu dengan satu hal. Namaku Elian, dan saya sedang mengerjakan proyek yang berkaitan dengan fenomena luar angkasa yang aneh, sama seperti yang Anda deskripsikan. Tapi saya hanya bisa bekerja dengan data, bukan dengan cerita."

Rael dan Elyra mengikuti Elian ke ruang laboratoriumnya, di mana layar besar menunjukkan berbagai peta bintang dan perhitungan yang tak mereka pahami sepenuhnya. Elian mulai menunjukkan beberapa data yang dia kumpulkan tentang pergerakan benda langit yang tidak biasa. "Ini adalah data terbaru kami. Ada indikasi bahwa beberapa objek luar angkasa memasuki atmosfer kita lebih cepat dari yang bisa dijelaskan oleh hukum fisika yang kita ketahui. Kami sedang memonitor pergerakan mereka, tetapi kami belum bisa mengetahui apa atau siapa yang mengirimnya."

Rael menatap layar itu, merasakan ketegangan dalam dadanya. Apa yang mereka hadapi di dunia ini mungkin jauh lebih besar dari yang mereka duga. Tidak hanya ancaman dari luar angkasa yang nyata, tetapi juga kenyataan bahwa dunia ini mungkin tidak siap menghadapinya.

"Bagaimana kalau kita gabungkan pengetahuan kalian tentang luar angkasa dengan pengetahuan kami tentang waktu?" Rael bertanya, mencoba menawarkan ide yang lebih konkret. "Kami tahu sedikit tentang cara waktu bekerja di dimensi yang berbeda. Mungkin kita bisa menemukan hubungan antara gerakan benda langit ini dan pergerakan waktu itu sendiri."

Elian menatapnya dengan penuh minat. "Saya rasa itu bukan ide yang buruk. Saya tahu tentang teori dimensional, dan saya pernah mendengar beberapa cerita tentang bagaimana waktu bisa mempengaruhi realitas fisik. Jika Anda bisa membantu saya memahami lebih lanjut, kita mungkin bisa menemukan cara untuk memprediksi pergerakan objek tersebut."

Elyra menatap Rael dengan penuh harap. Ini adalah kesempatan mereka untuk menggabungkan kekuatan dunia yang sangat berbeda. Mereka harus bekerja bersama dengan ilmuwan ini, tidak hanya untuk memberi peringatan, tetapi juga untuk mencari cara agar dunia mereka dan dunia ini dapat bertahan.

Malam itu, setelah berjam-jam berdiskusi dan bekerja bersama Elian, Rael dan Elyra menyadari betapa pentingnya kolaborasi ini. Dengan bantuan Elian, mereka mulai merangkai berbagai teori tentang bagaimana ancaman luar angkasa bisa berhubungan dengan kekuatan waktu yang terhubung dengan dimensi yang lebih luas.

Namun, mereka juga menyadari bahwa meskipun mereka telah menemukan seseorang yang bisa membantu, mereka masih membutuhkan lebih banyak informasi, terutama tentang bagaimana cara menggabungkan pengetahuan ilmiah dengan sihir. Dunia mereka, yang penuh dengan kekuatan yang dapat mengubah aliran waktu, mungkin memiliki satu-satunya solusi untuk menghentikan invasi ini. Namun, dunia ini tidak siap menerima sihir sebagai bagian dari solusi mereka.

Rael duduk di ruang laboratorium yang sunyi, memandang layar yang memancarkan peta galaksi yang luas. Ia tahu bahwa mereka tidak hanya sedang berjuang untuk menyelamatkan satu dunia, tetapi dua dunia dan mereka harus menemukan cara untuk menghubungkan keduanya.

"Jika kita berhasil, mungkin kita bisa mengajarkan mereka," kata Rael pelan, matanya tetap terpaku pada peta itu. "Mungkin kita bisa mengajarkan mereka cara bekerja dengan sihir dan menggabungkannya dengan teknologi mereka."

Elyra mengangguk, matanya berbinar dengan harapan. "Kita harus mencoba. Kita tidak bisa membiarkan dunia kita hancur begitu saja."

Dengan tekad yang baru, Rael dan Elyra tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Mereka harus bekerja cepat, mencari lebih banyak bukti, dan meyakinkan dunia ini bahwa ancaman yang datang jauh lebih besar dari apa pun yang bisa mereka bayangkan. Dunia tanpa sihir, dunia yang begitu bergantung pada teknologi, harus belajar untuk memahami kekuatan yang lebih besar dan itu adalah tugas mereka.

Rael dan Elyra menghabiskan beberapa hari berikutnya bekerja tanpa henti di laboratorium bersama Elian. Mereka mulai memetakan pola pergerakan objek luar angkasa yang mencurigakan dengan menggunakan perangkat canggih milik Elian, dan mencoba menghubungkannya dengan teori-teori dimensional yang mereka kenal. Meski mereka belum bisa sepenuhnya memahami hubungan antara fenomena luar angkasa dan manipulasi waktu, mereka berhasil menemukan petunjuk yang menunjukkan bahwa objek-objek tersebut bukan hanya sekadar benda fisik yang melintas begitu saja. Mereka tampaknya mengikuti sebuah jalur yang berhubungan dengan distorsi waktu, sebuah jalur yang mengarah ke titik tertentu yang sangat kritis.

Namun, meskipun mereka semakin dekat dengan temuan penting, mereka juga merasa waktu semakin menipis. Setiap kali Rael menganalisis data lebih dalam, ia merasakan ada sesuatu yang semakin mengancam. Semakin banyak bukti yang mereka temukan, semakin jelas bahwa ancaman dari luar angkasa bukanlah sesuatu yang bisa mereka tangani dengan teknologi semata. Jika mereka tidak menemukan cara untuk menggabungkan pengetahuan mereka tentang waktu dan sihir dengan teknologi yang ada di dunia ini, maka dunia mereka dan dunia tanpa sihir ini akan berada dalam bahaya besar.

Pada suatu malam yang sunyi, setelah diskusi panjang tentang pergerakan objek luar angkasa dan efek dimensionalnya, Elyra duduk termenung di samping Rael. Mereka baru saja menyelesaikan analisis yang menghubungkan distorsi waktu dengan gerakan objek luar angkasa, tetapi hasilnya masih belum cukup untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa yang kita lakukan jika kita tidak bisa menemukan cara untuk menggabungkan semua ini?" Elyra bertanya dengan nada cemas. "Meskipun kita menemukan teknologi yang bisa membantu, kita tahu bahwa dunia ini tidak bisa menerima kekuatan kita... sihir mereka akan menolak semua yang kita ajarkan."

Rael menatap layar komputer yang menampilkan grafik yang rumit. "Kita harus menemukan seseorang yang bisa memahami potensi gabungan antara sihir dan teknologi. Mungkin di sini, di dunia ini, ada yang punya kapasitas untuk itu. Tapi kita perlu membuktikan bahwa ini lebih dari sekadar teori."

Elyra mengangguk, tetapi raut wajahnya tetap khawatir. "Kita harus segera kembali ke dunia kita. Kita sudah berada di sini terlalu lama. Kalau dunia kita hancur sementara kita hanya duduk di sini dan menganalisis data, apa gunanya?"

Rael menghela napas panjang. "Kita tidak bisa pulang tanpa membawa solusi. Kita harus menemukan seseorang yang bisa membantu kita, seseorang dengan kecerdasan luar biasa yang mampu mengerti bahwa sihir bukanlah sesuatu yang hanya bisa dijelaskan dengan logika. Mungkin dunia ini bisa membantu kita dalam teknologi, tapi dunia kita memiliki pengetahuan tentang dimensi dan waktu yang mereka tidak bisa bayangkan."

Keesokan harinya, setelah diskusi panjang dengan Elian, mereka memutuskan untuk mengunjungi sebuah lembaga penelitian terkemuka di kota tersebut. Lembaga ini terkenal dengan program-programnya yang sangat selektif dalam mencari ilmuwan muda dengan potensi luar biasa. Di sana, mereka berharap bisa menemukan seorang individu yang mampu memahami hubungan antara teori luar angkasa, waktu, dan mungkin siapa tahu juga sihir.

Lembaga itu terletak di puncak sebuah gedung pencakar langit yang tampak menghadap seluruh kota. Dindingnya terbuat dari kaca transparan, memungkinkan pemandangan 360 derajat dari kota yang gemerlap di bawah mereka. Mereka disambut oleh seorang wanita muda bernama Zara, kepala riset lembaga tersebut, yang ternyata sudah cukup lama tertarik pada fenomena luar angkasa yang tak bisa dijelaskan oleh sains biasa.

Zara, dengan rambut panjang berwarna platinum dan ekspresi yang tajam, mengamati Rael dan Elyra dengan penuh perhatian. "Jadi, kalian berdua ingin berbicara tentang teori yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Saya rasa kalian datang dengan tujuan tertentu, bukan hanya sekadar diskusi ilmiah."

Rael merasa gugup, tetapi berusaha tetap tenang. "Kami datang untuk memperingatkan kalian tentang ancaman luar angkasa yang mungkin akan datang ke dunia kita. Kami tahu ini terdengar aneh, tetapi kami bisa menunjukkan bukti bahwa pergerakan benda langit ini berhubungan dengan perubahan dimensi waktu. Kami percaya ini lebih dari sekadar meteor biasa."

Zara tampak berpikir sejenak, kemudian mengangguk. "Saya tidak bisa langsung menerima semua itu, tapi saya tertarik. Dunia ini tidak punya pengetahuan tentang dimensi waktu, tapi kami telah mempelajari perjalanan luar angkasa dan pergerakan benda langit dengan sangat detail. Mungkin ada kebenaran dalam apa yang kalian katakan. Saya akan membantu kalian untuk menggali lebih dalam, tapi saya ingin melihat lebih banyak bukti."

Dengan bantuan Zara, Rael dan Elyra kembali bekerja bersama untuk menganalisis data yang telah mereka kumpulkan. Mereka memfokuskan diri pada titik-titik kritis yang telah mereka identifikasi di peta luar angkasa, dan mulai menghubungkannya dengan waktu serta distorsi dimensional. Prosesnya lambat, namun mereka akhirnya menemukan sesuatu yang penting.

"Saya rasa saya tahu apa yang terjadi," kata Zara, matanya menyipit menatap layar yang menampilkan peta langit dengan pola pergerakan yang tak biasa. "Objek-objek ini bukan hanya bergerak secara acak. Mereka mengikuti jalur yang sangat teratur, dan ada pola yang menunjukkan bahwa mereka menuju satu titik, titik yang sama di mana distorsi dimensi terjadi. Jika itu yang saya kira... maka dunia kalian dan dunia kami bisa jadi saling terkait. Ada kemungkinan bahwa waktu, ruang, dan dimensi ini bersinggungan di titik tertentu, titik yang akan mengalami kerusakan besar jika makhluk ini sampai di sana."

Rael merasa jantungnya berdegup kencang. "Jadi, jika mereka sampai di titik itu, itu akan mempengaruhi kedua dunia kita?"

Zara mengangguk dengan ekspresi serius. "Tepat. Kami telah mempelajari tentang kemungkinan adanya interaksi antara dimensi yang sangat berbeda. Jika entitas-entitas luar angkasa ini memanfaatkan titik itu, mereka tidak hanya akan merusak dunia kalian, tetapi juga merusak struktur dasar ruang dan waktu. Dan jika kita tidak bertindak cepat, kedua dunia ini bisa hancur."

Elyra menggenggam tangan Rael, merasakan ketegangan yang sama. Mereka hanya memiliki waktu yang sangat terbatas untuk mencegah kehancuran ini.

"Kita harus mencari cara untuk melindungi titik itu. Tapi kita juga perlu persiapan. Mungkin... mungkin jika kita bisa menggabungkan teknologi kalian dengan pengetahuan kami tentang manipulasi waktu dan dimensi, kita bisa menciptakan perisai yang bisa menahan invasi itu," Rael berkata dengan keyakinan yang baru.

Zara memandangnya dengan serius. "Mungkin itu satu-satunya cara untuk bertahan. Saya akan berkoordinasi dengan tim saya untuk mempersiapkan teknologi yang diperlukan. Tetapi kita perlu mencari lebih banyak orang yang bisa membantu ilmuwan, teknolog, dan mungkin mereka yang memiliki kemampuan lebih, yang bisa memahami konsep-konsep yang lebih besar dari sekadar sains biasa."

Rael dan Elyra tahu bahwa mereka harus bekerja lebih cepat. Mereka telah menemukan sekutu yang berharga dalam Zara, tetapi mereka masih harus menghadapi banyak tantangan. Mereka perlu menemukan lebih banyak orang yang bisa membantu mereka orang-orang yang bisa melihat dunia dengan cara yang berbeda, yang mampu memahami hubungan antara sihir, waktu, dan teknologi.

Dengan tekad yang semakin kuat, mereka memulai langkah baru dalam perjalanan mereka: mencari murid-murid di dunia ini yang mampu mempelajari ilmu gabungan yang sangat penting bagi masa depan kedua dunia.