Chereads / AKADEMI WAKTU / Chapter 4 - CHAPTER 4

Chapter 4 - CHAPTER 4

Perjalanan mereka berlanjut dalam keheningan, dengan langkah-langkah yang mantap namun dipenuhi oleh bayang-bayang ketidakpastian. Rael dan Elyra tidak berbicara banyak, meskipun keduanya tahu bahwa setiap detik yang mereka lewati membawa mereka semakin dekat ke tujuan, ke Akademi Waktu. Dunia yang mereka kenal kini terasa lebih luas dan lebih membingungkan, tetapi mereka tidak punya pilihan selain terus maju.

Malam semakin pekat saat mereka melewati padang rumput yang luas, hanya diterangi cahaya samar dari bintang-bintang di langit. Udara dingin menusuk, tetapi Rael tidak merasakannya sepenuhnya. Pikirannya terfokus pada apa yang akan mereka hadapi ketika sampai di Akademi. Apa yang akan mereka katakan kepada para pengawas? Bagaimana mereka menjelaskan perubahan besar yang telah terjadi pada waktu itu sendiri? Dan yang lebih penting lagi, apa yang akan terjadi pada dunia ini jika tidak ada yang bisa mengendalikan kekuatan-kekuatan yang telah terbangun?

"Apa yang kita temui di sana nanti… apakah mereka akan percaya pada apa yang telah terjadi?" Elyra memecah keheningan, suaranya terdengar ragu.

Rael meliriknya sejenak sebelum menjawab. "Aku tidak tahu, Elyra. Tapi kita tidak bisa menyembunyikan kenyataan. Waktu telah berubah, dan mereka harus tahu. Mereka harus mempersiapkan diri untuk apa yang akan datang."

Mereka telah melewati banyak bahaya dan tantangan bersama, tetapi yang satu ini menjelaskan apa yang mereka alami kepada mereka yang berkuasa atas pengetahuan waktu terasa lebih berat daripada yang lainnya. Akademi Waktu adalah tempat yang sangat dihormati, tempat yang dipenuhi oleh para ahli dalam manipulasi dan teori waktu, namun mereka juga sering kali terperangkap dalam dogma dan aturan yang ketat. Apa yang telah mereka alami, menghancurkan Penjaga Waktu, membuka jalan bagi perubahan besar dalam aliran waktu akan sulit diterima oleh banyak orang di sana.

"Rael, ada sesuatu yang perlu kau tahu," kata Elyra dengan suara pelan, memecah aliran pikirannya.

Rael menoleh, matanya menatap Elyra dengan rasa ingin tahu yang mendalam. "Apa itu?"

Elyra menarik napas dalam-dalam, seolah-olah sedang mengumpulkan keberanian. "Aku… Aku bukan hanya datang untuk membantumu, Rael. Aku… aku juga punya alasan pribadi untuk ini. Sebelum kita tiba di Akademi, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Sesuatu yang akan mengubah cara kita melihat seluruh perjalanan ini."

Rael menatapnya intens, merasakan ketegangan dalam kata-katanya. "Apa maksudmu, Elyra?"

Elyra berhenti berjalan, memutar tubuhnya untuk menghadapi Rael sepenuhnya. Wajahnya penuh keraguan, tetapi juga tekad. "Aku tahu siapa yang sebenarnya berada di balik semua ini. Penjaga Waktu… mereka bukan hanya sekumpulan entitas yang berusaha mengendalikan aliran waktu. Mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Dan aku rasa, aku telah terlibat lebih dalam dari yang kau bayangkan."

Rael terdiam, rasa kaget merayapi dirinya. "Apa maksudmu? Apa yang kau katakan? Kau terlibat dengan mereka?"

Elyra mengangguk pelan, matanya menatap Rael dengan rasa bersalah. "Aku tidak bisa memberitahumu semuanya saat ini, Rael. Tapi aku harus jujur, aku memiliki hubungan dengan mereka. Aku tahu lebih banyak tentang mereka daripada yang aku ungkapkan sebelumnya. Dan aku rasa, mereka telah mengawasi kita sejak lama. Kita mungkin hanya bagian dari permainan yang jauh lebih besar."

Rael terdiam, otaknya berputar dengan banyak pertanyaan yang belum terjawab. "Tapi… kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal? Kenapa kau tidak memberitahuku tentang keterlibatanmu dengan mereka?"

Elyra menarik napas dalam-dalam, wajahnya penuh penyesalan. "Aku… aku takut, Rael. Takut bahwa jika aku mengungkapkan semuanya, kamu tidak akan mempercayaiku. Takut bahwa aku akan dianggap sebagai pengkhianat. Tetapi sekarang, kita tidak bisa lagi menghindari kenyataan ini. Aku harus memberitahumu, karena kita akan menghadapinya bersama."

Rael merasa bingung, tetapi di saat yang sama, ia bisa merasakan rasa sakit dan kebingungannya. Elyra, teman lamanya, seseorang yang selama ini ia percayai ternyata memiliki masa lalu yang lebih gelap dari yang ia bayangkan. Tetapi meskipun perasaan itu mengganggu, Rael tahu bahwa mereka harus tetap bersama. Mereka telah menghadapi begitu banyak hal bersama, dan jika mereka terpisah sekarang, itu hanya akan memperburuk keadaan.

"Jadi, siapa sebenarnya yang mengendalikan semua ini?" tanya Rael dengan suara yang lebih tenang.

Elyra menundukkan kepala, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku percaya… aku percaya ada entitas yang lebih kuat daripada Penjaga Waktu. Sesuatu yang lebih tua, lebih bijaksana, dan lebih berbahaya. Entitas ini telah mengatur waktu, tak hanya di dunia kita, tapi juga di dimensi lain yang tidak kita pahami sepenuhnya. Mereka ingin mengendalikan takdir seluruh alam semesta."

Rael merasa tubuhnya terhuyung. Apa yang Elyra katakan begitu berat dan tidak masuk akal, tetapi ada sesuatu dalam suaranya yang memberi bobot pada kata-katanya. Entitas yang lebih besar, sesuatu yang mengatur takdir seluruh alam semesta. Itu lebih dari sekadar mengendalikan waktu; itu tentang mengendalikan seluruh eksistensi.

"Apakah itu yang mereka rencanakan? Menulis ulang seluruh alam semesta?" tanya Rael, mencoba memahami kebenaran yang semakin sulit diterima.

Elyra mengangguk, matanya penuh ketegangan. "Mungkin. Mungkin itulah tujuan mereka. Dan kita tidak bisa membiarkan mereka berhasil."

Rael menatapnya dalam-dalam. Meski kebingungannya semakin besar, ia tahu satu hal, mereka tidak bisa mundur. Dunia ini, waktu ini, tak akan pernah bisa dipulihkan jika mereka tidak menghadapi ancaman yang lebih besar ini.

"Kita harus kembali ke Akademi," kata Rael dengan suara yang tegas. "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang entitas ini. Kita tidak bisa lagi melawan ini sendirian. Kita membutuhkan bantuan dari mereka yang lebih tahu tentang dimensi waktu ini."

Elyra menatapnya, meskipun wajahnya penuh kecemasan, ia tahu bahwa Rael benar. Mereka tidak bisa melawan ancaman ini dengan hanya pengetahuan mereka sendiri.

"Baiklah," jawabnya pelan, "Aku bersamamu, Rael. Kita akan menemukan cara untuk menghentikan mereka apa pun yang terjadi."

Dengan tekad yang semakin kuat, mereka melanjutkan perjalanan mereka, menuju Akademi Waktu. Mereka tahu, perjalanan mereka belum berakhir. Dan ancaman yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan kini telah terungkap. Dunia ini, dan seluruh waktu itu sendiri, masih dipertaruhkan.

Malam semakin dalam, dan suara angin yang berbisik di antara pepohonan semakin menjadi nyaring, seolah alam itu sendiri mencoba mengingatkan mereka tentang bahaya yang mengintai. Rael dan Elyra berjalan dalam keheningan, dengan beban yang semakin berat di pundak mereka. Setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada tujuan mereka, tetapi juga semakin dekat pada kenyataan yang menunggu di Akademi Waktu, kenyataan yang mungkin lebih rumit dan berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan.

Sesekali, Rael melirik ke arah Elyra, yang tampak terbenam dalam pikirannya sendiri. Ia tahu bahwa beban yang ditanggung Elyra tak kalah berat, jika tidak lebih. Keterlibatannya dengan Penjaga Waktu, dengan entitas yang lebih besar yang kini terungkap, akan mengubah segalanya. Rael bisa merasakan jarak yang perlahan terbentuk di antara mereka, meskipun ia berusaha keras untuk menahannya. Namun, dia juga tahu bahwa ada lebih banyak hal yang harus dijelaskan, lebih banyak kebenaran yang harus terungkap.

"Aku merasa seolah-olah kita telah memasuki wilayah yang tidak ada jalan keluar," Elyra berkata, suaranya terputus-putus oleh ketegangan yang menghimpit dadanya.

Rael menatap langit yang gelap, bintang-bintang tersebar di atas mereka seperti kilauan harapan yang jauh dan hampir tak terjangkau. "Kita tidak punya pilihan selain terus maju," jawabnya dengan keyakinan yang sedikit rapuh. "Kita harus mencari jawaban, Elyra. Kita harus tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa yang benar-benar mengendalikan waktu."

Elyra mengangguk, tapi ekspresinya masih penuh dengan kecemasan. "Aku... aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi itu semua. Jika memang ada entitas yang lebih besar dari Penjaga Waktu, mereka pasti sudah mengawasi kita sejak lama. Dan kita hanya pion dalam permainan mereka."

Rael menatapnya, berusaha memberikan kenyamanan yang sebenarnya juga ia butuhkan. "Mungkin begitu, tapi jika kita tidak melawan, siapa yang akan? Aku tidak akan membiarkan mereka mengendalikan semuanya, termasuk kita. Kita harus mencari tahu cara untuk menghentikan mereka dari dalam Akademi itu sendiri."

Kedua temannya, meski dipenuhi dengan kecemasan, tahu bahwa mereka tidak bisa mundur. Mereka telah terlalu jauh untuk itu. Mereka sudah menghadapinya bersama, dan tidak ada jalan lain selain terus maju, meski menghadapi ketidakpastian yang begitu besar.

Pagi mulai menyingsing, menyinari padang rumput dengan warna keemasan yang lembut, namun ketegangan di udara tak bisa lenyap begitu saja. Akademi Waktu sudah semakin dekat, dan mereka bisa merasakannya. Bangunan-bangunan tinggi yang menjulang, dengan menara-menara yang menyentuh langit, mulai tampak di kejauhan. Itu adalah tempat yang seharusnya menjadi simbol harapan dan pengetahuan, tempat para penjaga waktu berkumpul untuk memahami dan menjaga keseimbangan aliran waktu. Tetapi sekarang, bagi Rael dan Elyra, itu juga merupakan tempat yang dipenuhi dengan rahasia dan kemungkinan bahaya yang tak terbayangkan.

"Rael," Elyra berkata tiba-tiba, mengalihkan perhatian Rael dari pemandangan yang semakin dekat. "Apa yang akan kita lakukan jika mereka tidak percaya pada kita? Jika mereka menganggap kita ancaman atau malah menganggap kita gila?"

Rael menghela napas panjang. Pertanyaan Elyra bukan hanya kekhawatiran yang kosong, itu adalah kemungkinan yang sangat nyata. Akademi Waktu tidak dikenal hanya sebagai pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai lembaga yang sangat ketat dan sering kali enggan menerima hal-hal yang tidak dapat dijelaskan dengan teori dan eksperimen. Jika mereka datang dengan cerita tentang entitas yang lebih besar dan perubahan besar dalam aliran waktu, mereka bisa saja dianggap sebagai ancaman bagi stabilitas yang sudah ada.

"Kita harus membuktikan bahwa kita tidak hanya membawa peringatan, tetapi juga solusi," jawab Rael, matanya terbakar dengan semangat yang tak tergoyahkan. "Kita akan menunjukkan mereka bukti bukan hanya dengan kata-kata, tapi dengan tindakan."

Elyra mengangguk pelan, meski masih ada keraguan di dalam dirinya. "Aku harap kamu benar. Tapi... kita juga harus siap jika mereka menolak kita, atau bahkan berbalik melawan kita."

Rael memandang ke depan, ke arah Akademi yang semakin jelas di cakrawala. "Kita tidak bisa mundur sekarang, Elyra. Kita harus tahu siapa yang ada di balik semua ini dan kita harus menemukan cara untuk menghentikannya. Apa pun yang terjadi."

Mereka melanjutkan perjalanan dengan langkah-langkah penuh tekad, meskipun beban yang mereka pikul semakin berat. Dunia yang mereka kenal sudah berubah, dan kini tak ada lagi ruang untuk keraguan. Sebagai bagian dari takdir yang lebih besar, mereka harus bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi dan yang akan datang. Apa pun yang mereka temui di Akademi, mereka harus siap menghadapinya karena dunia, waktu, dan eksistensi itu sendiri kini berada di ujung tanduk.

Langkah mereka akhirnya membawa mereka ke gerbang Akademi Waktu, tempat yang penuh misteri, pengetahuan, dan juga potensi ancaman. Mereka berhenti sejenak, menatap gerbang besar yang berdiri tegak di hadapan mereka, seakan-akan menantang mereka untuk melangkah lebih jauh.

"Ini dia," kata Elyra, suara pelan namun penuh dengan perasaan yang campur aduk. "Apa yang akan terjadi setelah ini, Rael?"

Rael mengangguk, menatap gerbang itu dengan mata yang penuh tekad. "Kita akan mencari tahu, Elyra. Kita akan mencari tahu."

Rael menarik napas dalam-dalam dan melangkah maju, mendekati gerbang Akademi Waktu yang besar dan menjulang tinggi. Di sisi kiri dan kanan gerbang, dua patung penjaga batu berdiri kokoh, wajah mereka tidak dapat dibaca, seolah-olah mereka telah menjadi bagian dari alam semesta yang lebih besar, yang tidak bergeming oleh waktu atau perubahan.

Elyra mengikuti Rael dengan langkah yang lebih ragu, matanya menatap akademi yang semakin dekat. Tempat yang dulu ia anggap sebagai sumber segala pengetahuan tentang waktu kini terasa seperti sarang rahasia yang penuh ancaman. Keterlibatannya dengan Penjaga Waktu dan entitas yang lebih besar kini menjadikannya lebih waspada dari sebelumnya. Namun, ia tahu mereka tidak bisa kembali. Mereka tidak bisa mundur dari apa yang telah mereka mulai.

Saat mereka melangkah lebih dekat, sebuah suara yang dalam dan bergema terdengar, seolah berasal dari seluruh bangunan itu sendiri. "Siapa yang datang ke Akademi Waktu pada jam yang tak sesuai ini?" Suara itu berbicara dengan keangkuhan yang menembus udara, seolah menantang mereka.

Rael dan Elyra berhenti, saling menatap sejenak, lalu Rael melangkah maju dan menjawab, suara tegas dan penuh keyakinan. "Kami datang untuk membawa peringatan, dan untuk mencari jawaban. Kami ingin bertemu dengan pengawas Akademi Waktu."

Sejenak, tak ada jawaban. Hanya keheningan yang berat, seperti dunia menunggu keputusan yang akan datang. Kemudian, terdengar bunyi derak berat, dan pintu gerbang perlahan terbuka, diiringi suara angin yang menggulung. Sebuah jalan berbatu panjang mengarah ke pusat akademi, diterangi oleh cahaya samar yang datang dari dalam.

"Masuklah," suara itu terdengar lagi, kali ini lebih lembut, namun tidak kurang penuh kuasa.

Rael melangkah maju, diikuti Elyra yang tampak cemas. Mereka berjalan melewati gerbang yang terbuka lebar, memasuki halaman akademi yang luas. Di kejauhan, bangunan-bangunan megah menjulang, dengan menara-menara yang tinggi menyentuh langit. Semua terlihat seperti warisan dari masa yang sangat lama tetapi juga terjaga dengan ketat, seolah waktu itu sendiri menjaga keberadaannya.

Mereka melewati koridor panjang yang sepi, dipenuhi dengan lukisan dan patung yang menggambarkan berbagai momen dalam sejarah waktu, serta tokoh-tokoh legendaris yang dikenal di seluruh dimensi. Di tengah-tengah ruangan yang penuh dengan kesan kuno ini, mereka bertemu dengan seorang pria tinggi berjas hitam, dengan wajah yang tertutup sebagian oleh jubah panjangnya.

"Selamat datang di Akademi Waktu," kata pria itu dengan suara yang dalam dan penuh otoritas. "Aku adalah Lord Eryan, salah satu pengawas di sini. Apa yang membawa kalian ke tempat ini malam ini?"

Rael mengangkat kepala, menatap pria itu dengan tegas. "Kami datang untuk memperingatkan kalian. Ada ancaman yang lebih besar dari yang kalian bayangkan, sesuatu yang mengendalikan aliran waktu itu sendiri. Kami harus memberi tahu kalian tentang entitas yang lebih tua dan lebih berbahaya daripada Penjaga Waktu."

Eryan menatap mereka dengan ekspresi wajah yang tak terbaca. Sesaat ia terdiam, seolah merenung. "Entitas yang lebih besar?" katanya, nada suaranya berubah. "Kalian benar-benar percaya bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari Penjaga Waktu?"

Elyra merasa ketegangan meningkat. Ia tahu apa yang akan datang. Di Akademi ini, para pengawas dan para ahli waktu sangat terikat dengan keyakinan mereka sendiri dan cerita tentang entitas yang lebih besar itu pasti akan dianggap sebagai kebohongan atau delusi. Tetapi, mereka tidak punya pilihan selain berkata yang sebenarnya.

"Ini bukan kebohongan, Lord Eryan," Elyra menjawab, suaranya lebih tegas daripada yang ia kira. "Kami telah melihatnya. Kami telah menghadapinya. Kami menghancurkan Penjaga Waktu, dan sekarang kami tahu ada sesuatu yang lebih besar yang telah mengatur waktu. Kami hanya ingin kalian tahu karena jika kita tidak bertindak, kita semua akan kehilangan kendali atas waktu itu sendiri."

Lord Eryan tetap diam untuk beberapa detik, menilai mereka dengan pandangan yang tajam dan penuh perhitungan. Ia akhirnya mengangguk pelan, seolah telah mempertimbangkan perkataan mereka. "Aku akan membawamu ke Dewan Pengawas," katanya dengan suara yang datar. "Namun, ingatlah, kami tidak menerima tuduhan atau cerita kosong. Jika kalian benar-benar ingin dipercaya, kalian harus membawa bukti yang lebih dari sekadar kata-kata."

Rael dan Elyra saling berpandangan. Mereka tahu, perjalanan ini baru saja dimulai. Mereka harus lebih dari sekadar mengungkapkan kebenaran; mereka harus membuktikan bahwa ancaman yang mereka bawa itu nyata.

Lord Eryan membawa mereka ke ruang besar di dalam Akademi, sebuah aula yang luas dengan dinding yang dihiasi dengan simbol-simbol kuno yang berkilauan, seolah berhubungan dengan dimensi-dimensi yang lebih tinggi. Di tengah ruangan, sebuah meja bundar besar ditempati oleh beberapa sosok yang tampak jauh lebih tua dan bijaksana dari Eryan. Mereka adalah Dewan Pengawas, para pemimpin yang menjaga dan mengatur waktu dalam segala bentuknya.

"Ini adalah Rael dan Elyra," Lord Eryan memperkenalkan mereka kepada Dewan. "Mereka datang dengan cerita yang mengklaim bahwa waktu telah terancam. Mereka menyatakan bahwa Penjaga Waktu bukanlah ancaman utama, melainkan ada entitas yang lebih besar yang mengendalikan segala sesuatu."

Dewan Pengawas memandang mereka dengan berbagai ekspresi. Ada yang tampak skeptis, ada yang tampak penasaran, dan ada juga yang terlihat khawatir. Salah satu dari mereka, seorang wanita tua dengan mata yang tajam dan bijaksana, berbicara.

"Rael, Elyra," wanita itu berkata, suaranya penuh dengan kewibawaan. "Jika benar ada ancaman yang lebih besar daripada Penjaga Waktu, maka kalian telah membawa kami pada titik yang sangat berbahaya. Kami harus mendengar segala yang kalian ketahui, tanpa ada yang tertinggal. Namun, ingatlah! dunia ini telah lama berputar dengan cara yang telah kami tentukan. Jika kalian mengguncang fondasi itu, kami tidak tahu apa yang akan terjadi."

Rael merasakan ketegangan di udara. Ini adalah momen yang menentukan. Mereka tidak hanya membawa peringatan, mereka juga membawa takdir dunia. Dan mereka harus memastikan bahwa Dewan Pengawas akan percaya pada mereka karena jika tidak, segala usaha mereka akan sia-sia. Waktu itu sendiri bisa berbalik melawan mereka.

"Jika kalian ingin tahu kebenarannya," Rael berkata, "maka dengarkan dengan hati-hati. Apa yang akan kami ungkapkan akan mengubah segalanya."

Dewan Pengawas memandang Rael dan Elyra dengan perhatian penuh. Keheningan melingkupi ruangan, hanya suara detak jam besar yang terpasang di sudut ruangan yang terdengar, seolah menambah ketegangan yang telah terbangun. Di tengah semua mata yang tertuju pada mereka, Rael merasa perutnya berbalik. Ia tahu bahwa ini adalah momen yang menentukan. Apa yang mereka ungkapkan akan menjadi dasar dari keputusan yang akan diambil oleh para pengawas ini dan keputusan itu bisa berarti kehancuran atau keselamatan dunia.

Wanita tua yang berbicara sebelumnya, yang kini duduk di posisi paling utama, memandang mereka dengan mata yang tajam. "Kalian mengatakan ada entitas yang lebih besar daripada Penjaga Waktu. Sesuatu yang telah mengatur takdir kita semua, sesuatu yang telah mengontrol waktu ini sejak lama. Bagaimana kalian bisa meyakinkan kami tentang kebenaran klaim ini?"

Rael menatap Elyra, dan untuk sesaat, ia merasakan kebingungannya kembali. Elyra tahu lebih banyak tentang entitas yang disebut-sebutnya, dan meski Rael mulai memahami sedikit demi sedikit, ia tahu betapa sulitnya menjelaskan hal ini kepada orang-orang yang telah mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari waktu. Tetapi mereka tidak punya pilihan selain memberikan bukti yang tak terbantahkan.

Elyra maju selangkah dan berbicara dengan suara yang lebih tenang, meskipun ada kepanikan yang tersembunyi di baliknya. "Kami tahu lebih banyak tentang mereka daripada yang dapat kami ungkapkan dalam kata-kata. Penjaga Waktu, mereka hanyalah bagian kecil dari gambaran yang lebih besar. Selama bertahun-tahun, kami berdua telah bertemu dengan mereka, berhadapan langsung dengan kekuatan yang mengatur aliran waktu ini. Mereka mengendalikan garis waktu kita, menutup mata kita terhadap kemungkinan lain."

Rael melanjutkan, suaranya semakin mantap. "Kami menghancurkan Penjaga Waktu, tetapi itu hanya permulaan. Apa yang ada di balik mereka, entitas yang lebih tua, lebih kuat itu yang harus kalian ketahui. Mereka tidak hanya ingin mengendalikan waktu dunia ini, tetapi juga waktu di seluruh dimensi yang ada. Mereka merencanakan sesuatu yang lebih besar dari sekadar mengatur perubahan kecil dalam sejarah. Mereka ingin mengubah takdir seluruh alam semesta, dan jika kita tidak bertindak sekarang, dunia yang kita kenal akan runtuh dalam kekacauan."

Suasana di ruang itu semakin mencekam. Para anggota Dewan saling bertukar pandang, dan Rael bisa melihat keraguan yang tercermin di mata mereka. Mereka yang telah menghabiskan hidup mereka di dalam dinding-dinding Akademi Waktu, berusaha memahami seluk-beluk waktu, menghadapi kenyataan bahwa mereka mungkin telah salah selama ini, pasti tidak mudah diterima.

Akhirnya, seorang pria muda dengan rambut perak yang tampak lebih muda dari yang lainnya, tetapi dengan mata yang penuh kebijaksanaan, membuka mulut. "Kalian membawa cerita yang menakutkan," katanya, suaranya penuh keraguan. "Namun, cerita seperti ini sering kali hanyalah hasil dari ketakutan pribadi atau paranoia. Menghancurkan Penjaga Waktu adalah tindakan yang tidak bisa dianggap enteng. Apa yang kalian hadapi mungkin hanya gejolak dalam aliran waktu. Kita perlu lebih banyak bukti."

Elyra menatap pria itu dengan mata penuh determinasi. "Aku tidak bisa memberimu bukti dalam bentuk yang kalian inginkan. Tapi aku tahu apa yang terjadi pada garis waktu kita. Aku merasakannya setiap hari. Penjaga Waktu tidak hanya mengawasi waktu, mereka menciptakan ilusi agar kita tetap berada dalam kendali mereka. Dan ketika Rael dan aku membuka jalur menuju dimensi yang lebih luas, kita melihat sesuatu yang lebih gelap. Sesuatu yang sudah mengendalikannya sejak lama."

Lord Eryan, yang sejak awal berdiri di sisi Dewan, mengalihkan pandangannya pada Rael. "Aku telah melihat banyak hal dalam hidupku, Rael, tapi tidak pernah sesuatu yang seperti ini. Jika apa yang kalian katakan itu benar, berarti kita telah dipermainkan oleh sesuatu yang lebih kuat dari sekadar waktu. Bagaimana kita bisa melawan sesuatu yang mengatur takdir kita?"

Rael menundukkan kepala, lalu mengangkatnya dengan tekad yang baru. "Kami tidak tahu sepenuhnya, tetapi kita harus melawan dengan apa yang kita miliki. Jika kita membiarkan mereka terus mengendalikan kita, kita akan menjadi boneka dalam permainan mereka. Kita harus mencari cara untuk membalikkan permainan itu, menemukan cara untuk melawan mereka, dan mengembalikan kendali atas waktu ke tangan kita."

Sejenak, suasana di dalam ruangan masih terbungkus dalam kebingungannya, tetapi di mata beberapa anggota Dewan, Rael dapat melihat secercah pemahaman yang perlahan mulai muncul. Mereka telah lama terperangkap dalam dogma dan teori tentang waktu, tetapi apa yang Rael dan Elyra katakan sekarang begitu besar dan mengancam, bahwa mungkin mereka mulai merasakan bahwa dunia yang mereka ketahui, dunia yang mereka amati dan pelajari, bukanlah segalanya.

Akhirnya, wanita tua yang duduk di tengah Dewan, yang tampaknya memegang posisi tertinggi, mengangguk perlahan. "Jika benar ada ancaman seperti itu, kita tidak bisa membiarkannya menguasai kita. Akademi ini adalah tempat pengetahuan, dan jika kalian benar, maka kita akan mencari tahu lebih dalam. Namun, jika kalian bohong, atau jika ini adalah ilusi kalian semata, maka kalian akan dihukum karena mengganggu kestabilan yang telah kami jaga selama ini."

Rael menatapnya dengan hati yang berdebar. "Kami tidak menginginkan kekacauan. Kami hanya ingin memastikan bahwa kita siap menghadapi ancaman yang lebih besar. Jika kita tidak bersatu, maka waktu itu sendiri akan melawan kita."

Wanita tua itu terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Rael. Kemudian, dengan suara yang lebih lembut, namun penuh tekad, dia berkata, "Kami akan memberi kalian kesempatan untuk membuktikan kebenaran dari klaim kalian. Tetapi, kami juga akan menguji kalian. Waktu, seperti yang kalian ketahui, adalah sesuatu yang tak bisa dipermainkan. Jika kalian benar, maka kita akan bersatu untuk menghadapinya. Tetapi jika kalian salah, maka kita akan melakukan apa yang perlu untuk menjaga keseimbangan yang ada."

Rael dan Elyra saling berpandangan. Mereka tahu bahwa ini adalah langkah pertama yang penting, tetapi juga sangat berisiko. Jika mereka gagal meyakinkan Dewan sepenuhnya, mereka mungkin akan menjadi buruan, atau bahkan musuh bagi seluruh Akademi.

"Tunggu di sini," wanita itu berkata lagi, berdiri dari tempat duduknya. "Kami akan memanggil ahli-ahli kami untuk menyelidiki lebih lanjut. Kami harus memverifikasi informasi ini, meskipun kami sudah mulai merasakan ada sesuatu yang tak biasa dengan aliran waktu kita."

Rael dan Elyra mengangguk, meskipun mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum selesai. Ini baru awal dari tantangan yang jauh lebih besar. Mereka harus siap menghadapi ujian yang akan datang, dan berharap bahwa mereka bisa mengungkapkan kebenaran sebelum semuanya terlambat.

Wanita tua itu melangkah pergi, diikuti oleh beberapa anggota Dewan lainnya yang segera meninggalkan ruangan untuk berkonsultasi lebih lanjut. Rael dan Elyra berdiri di tengah aula yang kini terasa sepi, seolah dunia di sekitar mereka perlahan memudar. Hanya suara langkah kaki mereka berdua yang menggema di ruang besar itu.

Elyra menghela napas panjang. "Rael, apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku merasa seperti kita hanya sedang menunggu kehancuran."

Rael menoleh padanya, mencoba memberikan senyum yang menenangkan meski hatinya pun penuh dengan keraguan. "Kita sudah berada di jalur ini, Elyra. Tidak ada jalan mundur. Jika kita bisa meyakinkan mereka, mungkin kita punya kesempatan. Tapi kalau mereka masih ragu, kita harus siap menghadapi apa pun yang datang."

Mereka berdua berdiri di tengah aula, menunggu tanpa kata-kata, dikelilingi oleh dinding-dinding yang penuh dengan pengetahuan tentang waktu. Semua yang mereka pelajari, semua yang mereka alami, akan diuji dalam beberapa jam ke depan.

Tak lama kemudian, pintu besar di ujung ruangan terbuka kembali, dan seorang pria muda berpakaian jubah gelap masuk, membawa serta seorang wanita yang lebih tua dengan wajah yang penuh ketegasan. Mereka berdua tampak lebih serius daripada yang lain, seolah membawa kabar penting.

Pria muda itu melangkah ke depan dan berbicara dengan suara yang berat, "Kami telah memeriksa klaim kalian, Rael, Elyra. Kami tidak bisa mengabaikan apa yang kalian katakan begitu saja. Namun, ada sesuatu yang lebih besar yang harus kita pertimbangkan. Akademi Waktu bukan hanya tentang pengetahuan, ini adalah benteng yang menjaga keseimbangan aliran waktu. Jika memang ada entitas yang lebih besar yang mengancam keseimbangan ini, maka kita harus memastikan bahwa informasi kalian adalah kebenaran."

Elyra menatap pria itu dengan tatapan cemas. "Apa yang kalian maksud dengan memverifikasi informasi kami?"

Wanita tua yang mengikuti pria itu berbicara dengan suara yang penuh kewibawaan. "Kami telah menggunakan teknologi kuno yang ada di Akademi ini, sebuah artefak yang mampu menembus ilusi dan mengungkap kebenaran yang tersembunyi dalam aliran waktu. Kami akan melihat apakah apa yang kalian katakan benar-benar mencerminkan kenyataan atau hanya hasil dari ketakutan kalian."

Rael dan Elyra saling berpandangan, jantung mereka berdegup lebih cepat. Mereka tahu bahwa jika alat ini, artefak yang disebut-sebut oleh pengawas, menyatakan bahwa mereka berdua berbohong, maka segala harapan mereka akan runtuh dalam sekejap. Tetapi jika artefak itu membuktikan kebenaran klaim mereka, itu akan memberi mereka kesempatan untuk bertindak sebelum ancaman yang lebih besar datang.

Pria muda itu melangkah menuju meja besar di tengah ruangan, di mana sebuah permata berbentuk prisma diletakkan. Permata itu berkilauan dengan cahaya biru lembut yang seolah memancar dari inti alam semesta. "Ini adalah Permata Waktu," pria itu menjelaskan, "diciptakan oleh para pendiri Akademi ini untuk membedakan kenyataan dari ilusi. Dengan menghubungkannya ke aliran waktu, kami dapat mengetahui apakah cerita kalian selaras dengan kenyataan yang ada."

Rael merasa tubuhnya menegang. "Apa yang harus kami lakukan?" tanyanya, suaranya rendah namun penuh harap.

Wanita tua itu mengarahkan pandangannya yang tajam ke Rael. "Kalian hanya perlu memberikan ingatan kalian, kenangan yang paling jelas tentang apa yang telah kalian alami. Permata ini akan menilai kebenaran dari ingatan itu. Jika kalian berbohong, ingatan itu akan terdistorsi. Jika tidak, kebenaran akan terungkap."

Rael merasa seolah-olah seluruh dunia berhenti sejenak. Ini adalah ujian terakhir. Ia menatap Elyra, yang kini terlihat lebih khawatir dari sebelumnya. Mereka berdua tahu betapa besar taruhan yang mereka hadapi. Semua yang mereka alami, semua yang mereka perjuangkan akan bergantung pada ingatan mereka yang paling jujur.

"Elyra," Rael berkata pelan, "Kita harus melakukannya. Kita tidak punya pilihan."

Elyra mengangguk, meski masih ada ketegangan yang tergambar jelas di wajahnya. "Aku tahu. Aku siap."

Dengan langkah hati-hati, Rael dan Elyra mendekat ke meja besar. Mereka berdiri di depan Permata Waktu, dan pria muda itu memberi isyarat agar mereka menempatkan tangan mereka di atas permata tersebut. Rael merasakan getaran halus mengalir melalui tangannya ketika ia menyentuh permata itu, dan sebuah cahaya biru yang tajam mulai menyelimuti mereka berdua.

Tiba-tiba, ingatan mereka mulai mengalir, berputar dengan cepat seperti kilasan gambar yang terputar dalam benak mereka. Rael merasa dirinya kembali ke tempat-tempat yang telah mereka kunjungi, ke reruntuhan tempat mereka bertarung dengan Penjaga Waktu, ke malam-malam penuh ketegangan saat mereka membuka dimensi lain, dan ke detik-detik terakhir mereka berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar.

Semua perasaan itu, rasa takut, keberanian, kebingungan, dan keputusasaan, kembali mengalir dalam diri mereka, dan saat itulah mereka merasakan sesuatu yang aneh. Ingatan mereka tidak hanya mengalir secara linear seperti biasa. Ada sesuatu yang lebih besar yang mencoba untuk menyaring dan memanipulasi gambar-gambar itu, seolah-olah ingatan mereka pun sedang diuji oleh entitas yang lebih kuat dari sekadar waktu.

Rael merasakan kehadiran yang jauh lebih besar, dan untuk sekejap, ia bisa mendengar suara-suara yang menggema dalam benaknya. Suara itu, lembut dan penuh kuasa, berbisik, "Kalian terlalu cepat untuk mengungkapkan kebenaran ini. Waktu adalah milik kami. Dunia ini adalah milik kami."

Rael menggigit bibirnya, mencoba untuk tetap fokus. Ia tidak bisa membiarkan suara itu mempengaruhi dirinya. Dia harus tetap bertahan.

Tiba-tiba, permata itu bersinar terang, lebih terang dari sebelumnya. Cahaya biru itu menyelimuti seluruh ruangan, dan Rael merasa tubuhnya seakan terhisap oleh aliran energi yang kuat. Mata Elyra terbuka lebar, dan mereka berdua bisa merasakan kekuatan itu, kekuatan yang berasal dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada mereka berdua.

Ketika cahaya akhirnya mereda, mereka terdiam. Semua orang di Dewan, termasuk wanita tua dan pria muda, tampak terkejut. Wajah mereka berubah beberapa tampak ketakutan, beberapa lagi terlihat bingung. Wanita tua itu menatap mereka dengan tatapan yang kini dipenuhi oleh kecemasan yang tak terbendung.

"Ini..." wanita itu berkata pelan, hampir tak percaya, "Ini lebih dari yang kami bayangkan. Kalian tidak berbohong. Tetapi ini juga lebih berbahaya dari yang kami duga."

Rael menatapnya dengan mata yang tajam. "Sekarang kalian tahu. Kita tidak punya waktu lagi. Kita harus bertindak sebelum entitas itu mengubah semuanya."

Elyra menggenggam tangan Rael. "Kami tidak akan mundur, bukan? Tidak peduli apa yang harus kita hadapi."

Rael menatapnya dengan tegas. "Tidak peduli apa pun. Kita akan menghentikan mereka. Apa pun yang terjadi."

Dewan terdiam sejenak, kemudian wanita tua itu mengangguk perlahan. "Kalian benar. Waktu ini adalah sesuatu yang harus kita pertaruhkan. Kita akan melawan mereka bersama sebagai satu kekuatan."

Dengan kata-kata itu, mereka akhirnya menyadari bahwa ancaman yang lebih besar kini telah datang, dan hanya dengan bersatu, mereka bisa berharap untuk menghadapinya.

Setelah pernyataan wanita tua itu, ruang Akademi Waktu yang luas itu terasa semakin penuh dengan ketegangan. Semua anggota Dewan yang hadir kini sadar bahwa mereka tidak bisa lagi bersikap seperti sebelumnya. Waktu, yang selama ini mereka amati dan pelajari dengan teliti, kini menjadi ancaman yang jauh lebih besar dari yang bisa mereka bayangkan. Rael dan Elyra telah membuka tabir kebenaran, dan mereka tahu bahwa tidak ada jalan mundur.

Wanita tua itu mengalihkan pandangannya pada para anggota Dewan lainnya. "Kita harus segera mengumpulkan semua ahli waktu yang kita miliki. Kami tidak hanya berbicara tentang menjaga keseimbangan di dunia ini, tapi juga melindungi seluruh dimensi waktu. Ini adalah pertempuran yang lebih besar daripada yang pernah kita hadapi."

Salah satu anggota Dewan, seorang pria berjanggut putih panjang, mengangguk perlahan. "Kita harus mempersiapkan segala kemungkinan. Jika apa yang mereka katakan benar, kita mungkin harus membuka lebih banyak pintu menuju dimensi lain untuk mencari kekuatan yang bisa menandingi entitas ini."

Rael menatap mereka semua dengan penuh perhatian. "Kami siap untuk membantu. Kami tidak datang hanya untuk memberi peringatan. Kami akan berjuang bersama kalian. Tetapi kita harus segera bertindak, sebelum kekuatan ini melampaui kemampuan kita untuk melawannya."

Elyra, yang sejak tadi terdiam, kini menatap permata waktu yang masih berkilauan di atas meja. "Kita harus tahu lebih banyak tentang entitas ini. Bagaimana mereka bisa mengendalikan takdir? Apa yang mereka inginkan?"

Wanita tua itu mengerutkan kening, tampak berpikir keras. "Itu adalah pertanyaan yang belum terjawab. Kami telah mencatat keberadaan mereka dalam arsip kami, namun kami selalu menganggap mereka sebagai legenda. Tidak ada yang pernah memverifikasi kebenarannya. Selama berabad-abad, kami percaya bahwa Penjaga Waktu adalah yang tertinggi dalam hierarki pengaturan waktu. Tetapi sekarang, kita tahu bahwa itu tidaklah benar."

Rael merasa bahwa ia tidak bisa hanya menunggu. "Jika mereka memang mengendalikan waktu ini, seluruh alam semesta ini, maka mereka akan selalu mengendalikan kita. Kita harus menemukan cara untuk memutuskan kendali itu. Jika kita tidak bertindak dengan cepat, kita akan menjadi bagian dari permainan mereka. Dan kita tidak bisa membiarkan itu terjadi."

"Setuju," jawab wanita tua itu dengan suara yang penuh keyakinan. "Kita tidak bisa lagi tinggal diam. Akademi ini adalah benteng terakhir yang mengawasi aliran waktu. Jika ada ancaman terhadap keseimbangan ini, kita harus menghentikannya dengan segala cara."

Pria muda dengan rambut perak, yang tampaknya lebih muda dari yang lain, berbicara dengan hati-hati, "Tapi bagaimana kita bisa melawan sesuatu yang begitu besar? Kami sudah lama menguasai pengetahuan tentang waktu, tetapi entitas ini mungkin lebih tua dari segala sesuatu yang kita tahu."

Elyra menjawab dengan serius, "Kami tidak tahu pasti bagaimana cara mereka beroperasi, tetapi kami yakin bahwa mereka sudah mulai bergerak. Jika kita tidak menghadapinya sekarang, mereka akan memanipulasi aliran waktu sampai kita tidak punya pilihan lain selain mengikuti jalan yang sudah mereka tentukan. Itu sebabnya kita harus mencari cara untuk menghentikan mereka."

Rael mengangguk, menambahkan, "Kita harus mencari tahu lebih banyak tentang entitas ini, tetapi kita juga harus siap bertindak segera. Tidak ada waktu untuk ragu."

Wanita tua itu mengalihkan pandangannya kepada Rael dan Elyra. "Kami akan membuka arsip yang lebih dalam. Namun, kita tidak bisa hanya bergantung pada teori. Kita perlu melihat kekuatan mereka, dan mungkin membuka jalan untuk mencari sekutu-sekutu dari dimensi lain yang lebih kuat. Sebelum kita bisa bergerak lebih jauh, kita perlu mencari tahu seberapa dalam cengkeraman mereka terhadap waktu."

Pria berjanggut panjang itu mengangguk. "Kita akan membutuhkan semua informasi yang kita bisa dapatkan. Tidak hanya tentang entitas ini, tetapi juga tentang apa yang telah mereka lakukan terhadap garis waktu kita. Kita harus tahu dari mana mereka berasal dan mengapa mereka menginginkan kendali atas seluruh alam semesta."

Rael merasakan beban yang semakin berat. Meski mereka baru saja mendapatkan pengakuan dan bantuan dari Dewan, ia tahu bahwa ini baru permulaan dari perjalanan panjang yang penuh bahaya. Mereka belum tahu apa yang akan mereka hadapi, dan dunia yang mereka kenal bisa saja hancur dalam sekejap.

Elyra menatap Rael dengan tatapan yang penuh kepercayaan. "Apa pun yang terjadi, kita harus tetap bersama. Kita sudah sampai sejauh ini, dan aku tidak akan mundur sekarang."

Rael menatapnya dengan penuh tekad. "Aku juga tidak akan mundur. Kita akan menghentikan mereka apa pun yang terjadi."

Beberapa hari kemudian, Akademi Waktu mulai bergerak untuk membuka lebih banyak pengetahuan yang tersembunyi. Para ahli waktu berkumpul dalam ruang perpustakaan bawah tanah, di mana arsip-arsip kuno yang terlupakan oleh zaman disimpan. Di sini, di bawah permukaan yang tenang, mereka mencari jejak entitas yang telah lama dianggap mitos. Di antara tumpukan manuskrip, mereka menemukan catatan yang menunjukkan sesuatu yang lebih mengerikan daripada yang mereka duga.

Rael dan Elyra diminta untuk hadir dalam pertemuan penting di ruang arsip. Di sana, sebuah peta waktu yang sangat tua terhampar di atas meja besar. Peta itu menunjukkan jalur waktu yang bercabang, masing-masing terhubung ke dimensi lain yang tidak terbayangkan oleh kebanyakan orang.

Wanita tua itu, bersama dengan beberapa ahli lainnya, memeriksa peta dengan hati-hati. "Ini... ini adalah peta dari aliran waktu yang lebih dalam, lebih luas dari apa yang pernah kita ketahui. Ada sesuatu di luar dimensi ini—sesuatu yang telah mempengaruhi jalur waktu kita lebih lama dari yang kita duga."

Rael merasa sebuah rasa ngeri mulai merayapi dirinya. "Jadi mereka bukan hanya ada di dunia kita, mereka mengatur seluruh dimensi waktu?"

"Ya," jawab wanita itu dengan suara yang dalam, "Mereka adalah entitas yang mengatur jalur waktu dari luar dimensi kita, dengan tujuan untuk mengendalikan seluruh eksistensi. Jika mereka berhasil, mereka akan menulis ulang takdir bukan hanya dunia kita, tetapi semua alam semesta."

Elyra menggenggam tangan Rael lebih erat. "Jika mereka sudah berada di luar dimensi kita, berarti kita mungkin sudah terlambat. Tapi kita harus melawan mereka."

Wanita tua itu menatap mereka berdua dengan tekad yang sama. "Tidak, kita belum terlambat. Kita punya waktu, tapi kita harus bergerak cepat. Kita akan mengumpulkan lebih banyak kekuatan dan pengetahuan. Kita akan mencari cara untuk membuka gerbang ke dimensi mereka. Hanya dengan cara itu kita bisa menghadapi mereka dan mencegah takdir kita diubah."

Rael menatap peta itu, merasa beban yang semakin besar. Dunia mereka berada dalam bahaya, dan hanya dengan bersatu, mereka bisa berharap untuk menyelamatkan waktu itu sendiri.

"Jika kita ingin menghentikan mereka, kita harus siap menghadapi segala kemungkinan," kata Rael, suara penuh keyakinan. "Kita tidak akan berhenti sampai kita tahu bagaimana cara mengalahkan mereka."

Dan dengan kata-kata itu, mereka semua memulai perjalanan menuju petualangan yang akan mengubah takdir tidak hanya dunia mereka, tetapi seluruh alam semesta.