Yamaguchi Ryuichi, seorang pemuda dengan tampang yang
rata-rata. Dia tidak bisa menyebut dirinya tampan tapi dia juga percaya diri
kalau diri nya tidak terlalu jelek.
Kehidupan nya juga tidak terlalu menyedihkan, tidak ada yang
namanya Asmara kehidupan sekolah maupun sesuatu masalah yang serius. Itu hanya
... Datar ... dia berharap dia bisa memiliki hubungan dengan gadis yang cantik.
Di kamarnya, pemuda itu menghela nafas karena hidupnya tidak
terlalu menarik. Dia tinggal sendirian di sebuah apartemen. Nenek dan kakeknya
lah yang selalu memberikan uang jajan bulanan. Sedangkan kedua orang tuanya
telah lama bercerai.
Bukan berarti dia sedih, malah dia merasa nyaman hidup
sendirian seperti ini.
Dan saat ini, sesuatu akan mengubah hidupnya 180 derajat.
"Hmm ..? "
Ryuichi, yang sebelumnya berbaring di atas futon telah
bangun dengan posisi duduk dan menatap smartphone nya dengan heran.
"Aku tidak ingat pernah menginstal aplikasi ini."
Di layar smartphone nya aplikasi itu terlihat, dia sedikit
curiga dengan namanya. 'Beri tugas' adalah apa yang tertulis di sana.
"Bodoh ..."
Dia menjatuhkan tubuh nya dengan terlentang, karena hari
juga sudah malam dia berusaha untuk tidur. Ini sudah hampir jam 12 malam. Dan
dia besok harus masuk sekolah. Jadi Ryuichi mencoba menutup matanya, namun
tatapan seperti tertarik ke arah smartphone yang tengah Ia genggam.
"Sial, tidak ada salahnya mencoba."
Layar handphone yang terang kembali menerpa wajahnya. Saat
memasuki aplikasi tersebut, dia di minta untuk mendaftar terlebih dahulu.
Ryuichi mendaftar sesuai dengan arahan yang di berikan oleh aplikasi tersebut.
[Berikan tugas yang wajib di lakukan kepada seseorang
terlepas dia menyukai atau tidak nya.]
"Pfft ... Mungkin orang yang membuat aplikasi ini
benar-benar orang yang mesum dengan fantasi yang liar."
Ryuichi hampir tertawa dengan ketidakwajaran itu.
[Untuk memulai aplikasi ini, anda membutuhkan sebuah gambar
diri atau nama seseorang.]
"Hmm ..."
Ryuichi tersenyum masam ketika melihat tulisan itu. Apakah
semudah itu? Mau bagaimana pun melihat nya, dia benar-benar tertarik terlepas
apakah itu bodoh atau tidaknya. Lagian dia tidak bisa tidur karena aplikasi
ini, juga malam ini dia sedikit lapar. Jadi dia ingin mencobanya.
Dia memberikan nama seseorang di kolom yang telah di
sediakan, hanya dalam beberapa waktu. Informasi tentang orang tersebut
terlihat.
[Nama : Sasaki Atsushi.
Umur : 30
Status: Ibu rumah tangga
Kepribadian: ramah dan memiliki sifat yang baik hati.
Tugas : ...]
"Hmm ... Haruskah aku menulis di kolom 'tugas'?
Sepertinya begitu ..."
Setelah beberapa saat mengetik, data baru telah di berikan.
[Nama : Sasaki Atsushi.
Umur : 30
Status: Ibu rumah tangga
Kepribadian: ramah dan memiliki sifat yang baik hati.
Tugas : Mengirimkan makanan kepada Yamaguchi Ryuichi]
Ryuichi sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah
pintu, selama beberapa saat menunggu tidak ada apapun yang terjadi.
"Yah, tidak mungkin aplikasi ini benar ada."
Ryuichi meregangkan tubuhnya, dia tidak terlalu kecewa.
Karena sedari awal juga tidak terlalu berharap, dia hanya penasaran saja. Karen
rasa penasaran nya telah teratasi dia mematikan Smartphone miliknya dan
memejamkan mata. Mengabaikan perutnya yang keroncongan.
Dia benar-benar malas untuk bergerak jika di jam malam
seperti ini. Bahkan untuk mengisi perutnya saja dia malas.
Tok tok tok.
"Hah!? Siapa yang mengetuk pintu malam-malam seperti
ini."
Ryuichi kesal, dia melihat ke arah jam melihat kalau itu
pukul setengah satu malam.
Mencoba mengabaikannya, namun ketukan itu masih belum pergi.
Ryuichi mengerang frustasi dengan mengacak rambutnya. Dia bangun dengan enggan
dan menyalakan lampu apartemen nya. Apartemen nya tidak terlalu besar maupun
kecil.
"Sial ..."
Melangkah kasar, dia membuka pintu.
"Ada masalah apa mengetuk pintu orang lain di malam
hari-... Ah, Sasaki-san?"
Gerutuan kasarnya berhenti saat dia menatap Sasaki. seorang
ibu rumah tangga yang tinggal di apartemen lantai atas.
"Ryuichi-kun, selamat malam. Maaf menganggumu
tiba-tiba, tapi aku ada makanan untuk mu malam ini. Semoga kau menyukainya.
Kalau begitu aku pergi dulu."
"Eh? Ah! Ya! Terimakasih."
Ryuichi terdiam menatap bingkisan yang tengah ia genggam,
dia melihatnya melalui alat makan yang transparan kalau itu adalah makan malam
yang enak.
Untuk pertama kalinya, jantung Ryuichi berdegup kencang
dengan keringat yang mengalir melalui kepalanya.
"Apa ..."
Dia perlahan menutup pintu dengan langkah yang rentan dan
tertawa kosong.
"Kau pasti bercanda!?"
Tidak mungkin ini adalah sebuah kebetulan, Sasaki memang
orang yang ramah. Namun ini adalah pertama kalinya dia mengirimkan makanan.
Jika memang ingin, dia seharusnya memberikan nya besok pagi. Tidak usah
repot-repot tengah malam begini.
Ryuichi tertawa pelan kembali, namun dia malah merasa
bersemangat.
"Tidak, masih ada kemungkinan kalau ini semua adalah
kebetulan."
Ryuichi segera menyimpan bingkisan makanan itu di meja makan
dengan tinggi selutut dan mengecek smartphone nya dan membuka aplikasi
Misterius itu sekali lagi.